Kolom

Buya Hamka: Tentang Pemuda dan Politik

Oleh: Nafilah Mubarokah (Mahasiswa UIN SGD Bandung Jurusan Sejarah Peradaban Islam)

“Kepada Allah SWT kita mengabdi, kepada ummat kita berkhidmat,” nasihat seorang guru di pesantren. Beliau berpesan, bahwa sesungguhnya hidup ini hanyalah sebuah pengabdian seorang hamba pada Sang Pencipta yang begitu singkat. Jika seorang hamba tidak memaksimalkan pengabdiannya, bagaimana nanti ia menjawab pertanyaan di yaumul hisab ‘hari Perhitungan’ Untuk apa kau habiskan umurmu? Untuk apa kau habiskan masa mudamu? Untuk apa dimanfaatkannya hartamu?

Al Quran langsung mendefinisikan usia muda;

“Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (Qs. Ar rum:54)

Jadi, usia muda adalah kekuatan di antara dua kelemahan. Kelemahan  pertama adalah kelemahan usia anak-anak yang masih lemah secara fisik, ilmu, pengalaman dan posisi. Kelemahan kedua adalah usia tua yang sudah lemah  secara fisik, semangat, tenaga dan kemampuan. Maka pemuda adalah kekuatan diantara keduanya, kuat fisik, ilmu, posisi, semangat, tenaga, kemampuan, keputusan, komitmen.

Islam memiliki sejarah yang gemilang bersama para pemudanya, berbagai pembebasan dan penaklukan dipimpin oleh para panglima yang usianya masih sangat muda.

Seperti pembebasan kota Konstantinopel yang dipimpin oleh Muhammad Al Fatih di usianya yang baru menginjak 21 tahun, ada lagi yang lebih muda yaitu Muhammad bin Qasim Ats Tsaqafi yang membebaskan wilayah Sindh (sekarang Pakistan dan India) di umur 17 tahun.

Sebagai penguat yang tak terbantahkan, lihatlahlah usia 10 sahabat Nabi SAW yang paling awal masuk Islam sekaligus dijamin masuk Surga: Abu Bakar ash Shidiq (37 tahun), Umar bin Khattab (27 tahun), Utsman bin Affan (34 tahun), Ali bin ABi Thalib (10 tahun), Thalhah bin Ubaidillah (14 tahun), Zubair bin Awwam (16 tahun), Saad bin Abi Waqash (17 tahun), Said bin Zaid (15 tahun), Abu Ubaidah bin Jarrah (27 tahun), Abdurrahman bin Auf (30 tahun).

Indonesia tak kalah dengan para pemudanya, pada 1908 mahasiswa kedokteran mendeklarasikan Budi Utomo yang setiap tanggal 20 Mei kita peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional.

Mereka melahirkan Budi Utomo bukan untuk narasi kesehatan tapi untuk memperjuangkan nasib rakyat agar memiliki kehidupan yang pantas dan membuka akses pendidikan untuk masyarakat Pribumi, masih banyak lagi contoh pemuda yang bisa kita jadikan role model dalam titik perjuangan.

Sejarah mengajarkan bahwa kita pemuda-pemudi Indonesia memiliki saham besar dan tinta emas dalam lahirnya suatu bangsa, oleh karena itu siapapun  yang punya ide dan gagasan mereka berhak mengabdi pada agama dan negaranya

“Satu bangsa bisa hancur karena banyak orang baik yang berdiam diri membiarkan kehancuran terjadi tanpa berbuat.” -dr.Gamal Albinsaid

Pemuda dan Politik Perspektif Buya Hamka

Buya Hamka adalah seorang ulama dan juga seorang intelektual Indonesia yang dikenal karena pandangan-pandangannya yang dalam mengenai agama, politik, dan masyarakat.

Salah satu topik yang sering dipaparkan oleh Buya Hamka adalah peran pemuda dalam politik. Dalam pandangan Buya Hamka, pemuda memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara, termasuk dalam hal politik.

Menurut Buya Hamka, pemuda adalah tulang punggung suatu bangsa. Mereka merupakan generasi penerus yang memiliki energi, semangat, dan idealisme untuk membawa perubahan positif bagi negara dan masyarakatnya.

Oleh karena itu, peran pemuda dalam politik sangat penting karena merekalah yang akan membentuk arah politik suatu negara di masa depan.

Buya Hamka juga menekankan bahwa pemuda harus terlibat dalam politik demi masa depan negara. Politik bukanlah hal yang menjijikkan atau kotor, tetapi merupakan sarana untuk mencapai kebaikan dan kesejahteraan bagi masyarakat.

Dengan terlibat dalam politik, pemuda dapat memperjuangkan aspirasi-aspirasi masyarakat, memperbaiki sistem politik yang ada, dan mengambil peran aktif dalam pembangunan negara.

Dalam pandangan Buya Hamka, pemuda juga memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin yang berkualitas dan berintegritas.

Mereka harus bijak dalam memberikan suara di pemilihan umum dan tidak mudah terpengaruh oleh kampanye-kampanye negatif atau uang politik. Hal ini ditegaskan dalam salah satu kutipan Buya Hamka yang mengatakan, “Agar dapat mengikuti prinsip-prinsip suci kehidupan, hendaknya mendidik anak muda dengan kebiasaan-kebiasaan baik dan menjauhkan mereka dari kebiasaan-kebiasaan buruk dalam hal pemerintahan, sejak muda memilih pemimpin-pemimpin yang jujur.”

Dalam konteks politik modern, pandangan Buya Hamka masih relevan. Pemuda masih memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun negara, termasuk dalam hal politik.

Mereka perlu didorong untuk terlibat aktif dalam politik, membentuk opini yang kritis, dan memilih pemimpin yang benar-benar mewakili kepentingan rakyat.

Sebagai generasi muda, kita harus mengambil pelajaran dari pandangan-pandangan Buya Hamka tentang pemuda dan politik.

Kita harus memiliki idealisme untuk membawa perubahan yang positif bagi negara, terlibat dalam politik dengan bijak, serta memilih pemimpin yang berkualitas.

Hal ini adalah tanggung jawab kita sebagai generasi penerus untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi negara ini.

Dengan demikian, pandangan Buya Hamka tentang peran pemuda dalam politik adalah sesuatu yang dapat kita petik hikmahnya dan dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan politik di Indonesia.

Kita harus terus menerus mendorong pemuda untuk terlibat dalam politik, memperjuangkan aspirasi masyarakat, dan memilih pemimpin yang benar-benar mengemban amanah dengan baik. Hanya dengan demikian, kita dapat membangun negara yang lebih baik bagi generasi masa depan.

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button