Oleh: Mursin MK
Kelurahan Kukusan, Beji, cukup dikenal sebagai basis Muhammadiyah di Depok. Di daerah ini faham Muhammadiyah mulai masuk tahun 1932.
Faham itu telah ditanamkan melalui pendidikan di Madrasah Hidayatul Islam. Saat itu Mualim Soe’aib sebagai gurunya, yang menanamkan faham itu melalui ilmu yang diajarkannya berdasar Al Qur’an dan As Sunnah. Diantara muridnya, Mutolib Usman, yang kemudian berhasil merintis berdirinya Muhammadiyah Kukusan Depok (1953).
Zaenal Abidin anak kelima M. Usman. Pendidikannya berawal dari Sekolah Rakyat (SR) Muhammadiyah, yang kemudian menjadi SDM Kukusan. Setelah lulus ia masuk Sekolah Guru Muhammadiyah (SGM) Depok. Di tengah jalan SGM bubar.
Ia melanjutkan ke Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Bogor. Lulus PGA ia diterima di Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN), kini Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari sini ia berhasil menyandang gelar Bachelor of Art (Sarjana Muda). Sarjana Agama (SAg) diraih dari Institut Agama Islam (IAI) La RoiBa, Bogor.
Berkiprah di Muhammadiyah Depok
Zaenal Abidin bersama kakaknya Wazir Nuri, termasuk yang mengikuti jejak perjuangan bapaknya di Muhammadiyah. Ia pernah aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Ranting Kukusan. Setelah tamat PGAN (1967), ia diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Lalu ia ditempatkan sebagai guru di SD Muhammadiyah (SDM) Kukusan. Sekolah ini dirintis bapaknya, M. Usman. Sebelumnya bernama Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM). Lanjutan dari Madrasah Hidayatul Islam tempat ia belajar dan mengajar.
Pada saat Ranting Muhammadiyah Kukusan didirikan M. Usman (1953), Zaenal masih kecil. Setelah berdiri Cabang Muhammadiyah Kecamatan Depok (1961) ia sudah menjadi pelajar PGAN Bogor.
Namun ia sudah memahami faham dan organisasi Muhammadiyah. Apalagi bapaknya kerap tampil dalam acara acara Muhammadiyah di kampungnya.
Saat itu ia sudah ikut menghadiri dan membantu dalam pelaksanaan acara dan kegiatan yang diadakan Muhammadiyah. Sebagai kader IPM ia sudah tidak asing lagi dan terbiasa terlibat dalam Muhammadiyah.
Tahun 1981, Kecamatan Depok meningkat statusnya menjadi Kota Administratif (Kotip) Depok. Status Muhammadiyah pun berubah dari cabang menjadi daerah.
Karena itu didirikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kotip Depok (1990). Dengan terbentuknya PDM ini, barulah Zaenal bersama kakaknya, Wazir nuri masuk dalam kepengurusannya. Saat itu, M. Usman ditetapkan sebagai ketua. Sedang dirinya menjabat wakil sekretaris. Kakaknya menjadi anggota PDM Kotip Depok.
Adapun susunan personalia PDM Kotip Depok periode awal menjelang Muktamar Muhammadiyah di Aceh (1990) sebagai berikut: Ketua: H. Mutholib Usman (Kukusan) Wakil Ketua I: Drs. H. Farkhan A.R. (Mekarjaya), Wakil Ketua II: H. Syamsuddin (Rawa Denok), Sekretaris: Drs. Ahmadi Yusuf (Kukusan), Wakil Sekretaris: Zaenal Abidin BA.(Kukusan). Anggota anggota: H.M. Awab Usman (Rawa Denok), Drs. H. Muh. Muslim (Pulo), H. Kastubi B.A (Jemblongan), H. Wazir Nuri (Beji), H. Syamsuddin M.N (Cisalak) dan Yus Rusdi, Bc.Hk.(Depok Jaya).
Setelah Muktamar Muhammadiyah Aceh (1990), PDM Depok mengadakan Musyawarah Daerah (Musda) perdana.tahun 1991. Tempatnya di Perguruan Muhammadiyah Ranting Cisalak Cimanggis. Dalam kepengurusan PDM Kotip Depok periode 1990-1995, Zaenal Abidin ditetapkan sebagai Sekretaris. Susunan PDM sebagai berikut: Ketua: Drs. H. Farkhan A.R Fachruddin (Sukmajaya). Wakil Ketua I: KH M. Usman (Beji), Wakil Ketua II: H. Syamsuddin (Depok Barat), Sekretaris: Zaenal Abidin BA. (Beji), Wakil Sekretaris: Drs. Ahmadi Yusuf (Beji), Bendahara: Wazir H. Nuri (Beji). Anggota anggota: Drs. H. Muh. Muslim (Depok Barat), H. Kastubi, B.A (Depok Barat), HM Awab Usman (Depok Barat), Syamsuddin MN. (Cimanggis) dan Sa’adun Saleh (Sukmajaya).
Dalam kepengurusan PDM Kota Depok periode 1995-2000, Zaenal Abidin sebagai Bendahara. Setelah bapaknya, M. Usman wafat (1999), ia bersama kakaknya Wazir Nuri menjadi penerusnya. Wazir pernah menjadi Ketua PDM Kota Depok periode 2005-2010.
Saat kakaknya, Wazir Nuri menjadi Ketua PDM Depok periode 2010-2015, namanya tetap ada sebagai pengurus. Dalam kepengurusan PDM Kota Depok periode 2015-2022, sebelum wafat, namanya masih tercantum, sebagai Ketua Majlis Wakaf.