Opini Muhammadiyah Jabar–
Sebuah perhelatan akbar di penghujung akhir tahun 2022 ini baru saja usai, perhelatan itu bernama Muktamar Muhammadiyah & Aisyiyah ke 48 yang berlangsung di Surakarta tanggal 23 – 25 Rabi’ul akhir 1444 H/ 18 – 20 Nopember 2022 M.
Kemeriahan Muktamar mampu menggetarkan decak kagum bukan hanya bagi warga Solo, tapi seluruh bangsa Indonesia bahkan mungkin warga dunia dengan menyaksikan jutaan penggembira yang datang dari seluruh pelosok tanah air dengan ribuan kendaraan , besar – kecil tumpah ruah memenuhi Kota Solo, pertunjukan atraktif dalam acara pembukaan Muktamar dari perkumpulan seni bela diri Muhammadiyah Tapak Suci, Kolaborasi Marcing Band dari beberapa Universitas Muhammadiyah hingga atraksi terjun payung dari Kepolisian Republik Indonesia seolah menyihir para penonton.
Muktamar secara resmi dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ditengah kesibukan kegiatan Internasional di beberapa negara.
Mengutip pidato Ketua Umum terpilih Prof. DR. Haedar Nasir M. Si dalam acara penutupan mengatakan bahwa Muktamar kali ini betul betul menjadi Muktamar teladan, Muktamar uswah dan qudwah hasanah, seluruh acara berjalan lancar, tertib , dinamis penuh kekeluargaan, kebersamaan dan keadaban yang mencerahkan.
Hal yang paling rentan biasanya dalam sesi pemilihan pimpinan, apa yang terjadi di Muktamar Muhammadiyah & Aisyiyah?, di sesi yang sangat sensitif ini ternyata Muhammadiyah dan Aisyiyah mampu menunjukkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional kelas wahid, dengan kecerdasan intelektuan Muhammadiyah dan Aisyiyah sudah mampu menerapkan kecanggihan teknologi informasi dengan menerapkan sistem E Vooting sehingga pemilihan berjalan cepat, akurat dan akuntabel, dari hasil itu terpilihlah 13 orang anggota Pimpinan dibawah Nakhoda Ketua Umum Prof.Dr.Haedar Nasir dan Sekjen Prof. Dr. H.Abdul Mu’thi ( Dwi tunggal ).
Penutupan Muktamar tidak kalah meriahnya berlangsung di Gedung Edutotrium nan megah milik Universitas Muhammadiyah Surakarta, ditutup oleh Wakil Presiden RI Prof. DR. Kh. Ma’ruf Amin, dengan antusias beliau memuji keberhasilan Muhammadiyah dengan segala perkhidmatannya untuk umat, bangsa dan negara, bahkan beliau menutup pidatonya dengan ungkapan ” NASRUN MINLLAHI WA FATHIN QARIB” dipungkas juga dengan WALLAHU AL MUWAFIQ ILA AQWAMUTTARIQ.
Dua ungkapan khas Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama itu semoga menjadi spirit dalam mewujudkan Ukhuwwah Islamiyah di tubuh dua ORMAS Islam besar di Indonesia. Itulah pesan mulia dari lagu Muktamar ke 48 “DI SOLO KITA JALIN UKHUWWAH, MUKTAMAR SATUKAN LANGKAH, BERSAMA MAJUKAN INDONESIA.”
Semoga spirit Muktamar ini terus hidup memacu semangat kita semua untuk terus berkhidmat memajukan Muhammadiyah.
*Penulis: Drs. H. Rafani Akhyar, M.Si.