Kabar Muhammadiyah Jawa Barat

Dunia di Bawah Kendali Zionis Yahudi, Benarkah?

Oleh: Ace Somantri

SEJARAH manusia dari dahulu hingga saat ini telah banyak mencatat berbagai peristiwa dari generasi ke generasi belum berhenti. Dari setiap generasi ada masanya sehingga akan menjadi catatan sejarah di kemudian hari yang akan datang. Persoalannya apakah menjadi generasi hanya sekedar melewati hari, pekan, bulan, dan tahun tak memiliki arti. Ribuan hingga jutaan abad kehidupan manusia atau makhluk sejenisnya tidak jauh berbeda sifat dan perilakunya. Keberanian manusia terletak di kemampuan dan keahliannya, sementara kemampuan manusia ada pada akal sehatnya dan akal sehat tergantung sehat jasad dan ruhaninya. Penting dipahami setiap individu manusia di belahan dunia mana pun, waktu dan zaman terdapat ruang dan waktu untuk dapat digunamanfaatkan sesuai kehendak jiwa dan pikirannya. Di saat itu juga manusia berada di ruang masa membentuk sebuah hasil karya nyata, apakah membangun keadaban atau merusak peradaban. Nyata dan ada bahwa makhluk sejenis manusia dalam sejarah di antara salah satu makhluk pembuat kerusakan dan selalu menumpahkan darah.

Bagaimana hari ini dan esok hari di abad global, sekat bangsa dan negara nyaris sudah tidak ada batasnya saat membangun peradaban hidup manusia. Abad modern pasca Renaisans gelombang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi secara fisik berkembang pesat sesuai karakteristik masing-masing bangsa dan masyarakatnya. Negara di berbagai benua berlomba-lomba memajukan bangsa, negara, dan rakyatnya. Akan tetapi, tidak semua mengalami percepatan yang sama, yang cepat makin cepat dan yang lambat tetap melambat, bahkan ada yang mundur jauh tertinggal oleh bangsa-bangsa lain yang maju lebih cepat. Faktor penyebabnya sangat bervariasi, secara umum dilatarbelakangi mulai dari kondisi sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Adapun secara khusus faktor-faktor penyebabnya sangat banyak, hanya yang cukup vital adalah kondisi kepemimpinan bangsa yang paling besar mempengaruhi perubahan setiap bangsa dan negara di mana mereka berada.

Semakin kepemimpinannya bagus, baik dan benar ada kecenderungan percepatan lebih akseleratif. Hal itu sesuatu yang sunnatullah alamiah dalam komunitas manusia, kualitas kepemimpinan menjadi faktor yang paling signifikan mempengaruhi maju dan mundurnya sebuah entitas. Di belahan dunia ini, ada beberapa negara yang diakui dunia sebagai negara maju baik ekonomi, politik juga sains dan teknologi di antaranya Amerika Serikat, Rusia, China, Jerman, Inggris, dan Prancis serta negera-negara yang memiliki percepatan ekonomi dan militer seperti Jepang, India, Iran, Korea Selatan dan Korea Utara dan banyak yang lainnya. Namun, dilhat pendekatan kewilayahan dan kemiliteran yang memiliki kelebihan dan keunggulan adalah Rusia dan Amerika Serikat. Kedua negara tersebut dalam dekade ini sedang mempertontonkan daya pengaruhnya di mata dunia, berbagai peperangan di negara-negara yang berkonflik kedua negara tersebut selalu atau hampir dipastikan ikut turut campur dalam hal kebijakan strategis, khususnya penguatan ekonomi kemiliteran yang berhubungan dengan perkembangan alutsista. Hal itu karena menjadi kebiasaan negara-negara adidaya selalu “ada udang di balik batu” setiap dukungan yang diberikan kepada salah satu kelompok atau negara yang berkonflik.

Namun, ada yang menarik diketahui saat ini, kenapa peristiwa genosida Gaza Palestina yang dilakukan negara Zionis Israel dengan tanpa banyak pertimbangan kemanusiaan. Saat menyerang dan menggempur Gaza, pihak Israel tidak menghiraukan teguran pihak PBB dan negara-negara yang memberi saran dan peringatan, dengan karakteristik pembangkang bangsa Zionis Israel tetap dengan keputusannya untuk terus menganeksasi Palestina dengan dalih menghabisi Hamas yang dianggap sebagai teroris. Sikap pembangkangan memang hal biasa bagi Zionis Israel, hal itu karena karakter orang-orang Yahudi sejak dahulu kala sangat terkenal umat pembangkang, sombong, dan takabur merasa ras paling unggul di dunia. Bahkan dengan alutsista yang dibuatnya selalu diklaim berteknologi tercanggih di dunia, seperti adanya Iron Dome yang dipuja-puji sebagai tameng digital untuk kawasan negara Israel yang mampu menangkal serangan mana pun yang masuk area Israel. Dan juga alutsista yang supercanggih dengan klaim berlebihan, namun memalukan dan memilukan saat tanggal 7 Oktober 2023 dengan serangan badai Al-Aqsha telah diperlihatkan kepada dunia bahwa selama ini mengklaim negara canggih namun faktanya dapat dijebol dengan teknologi milik Hamas selama ini yang dapat dikatakan “abal-abal” karena senjatanya terbuat dari bahan-bahan rongsokan dan mudah didapat.

Tidak salah hari ini dunia memuja dan memuji Hamas akan kemenangan awal, bahkan sangat mungkin dengan persiapan yang matang rencananya pihak Zionis Israel pada akhirnya akan mengalami kekalahan memalaukan dan memilukan, pasalnya jikalau dilihat dari perbandingan alutsista dan jumlah personil tentara sangat jauh beda dan tidak sebanding jika di atas kertas. Namun, dalam sejarah umat manusia bahwa kemenangan peperangan bukan canggihnya alutsista dan jumlah tentara, melainkan canggihnya strategi perang. Hal itu juga telah banyak ditorehkan oleh muslim saat di bawah kepemimpinan Rasulullah Muhammad SAW banyak mengalami menang dalam peperangan sekalipun banyak tidak seimbang dan tidak sebanding dari berbagai perangkat peperangan, kecuali optimisme mampu mengalahkan dan hal strateginya. Sangat mungkin dapat dikatakan bahwa yang dilakukan Hamas saat mempermalukan Zionis Israel cukup dengan canggihnya keyakinan dalam pikiran para pejuang Hamas dan strategi yang dibuat. Sehingga dalam kontek kejuangan, ada ibrah yang dapat diambil bahwa dengan kekurangan dan minimnya peralatan tidak menjadi penghalang untuk meraih sukses, seperti halnya Hamas sukses membuat Zionis Israel kalang kabut dan panik.

Ada hal yang menjadi catatan bagi kita, kenapa Yahudi Zionis Israel begitu tak bergeming peringatan dari negara-negara hal penyerangan yang dilakukan? Usut demi usut ternyata Negeri Paman Sam yang terkenal negara adidaya kekuasaanya secara psikologis ada dalam kangkangan para oligarki para pengusaha berasal dari Yahudi Israel, salah satunya ratu judi dunia di antara pemilik kasino di Las vegas bernama Miriam Adelson, seorang konglomerat salah satu terkaya di dunia yang menjadi penyumbang donasi terbesar perhelatan politik kebangsaan Amerika Serikat, termasuk penyumbang utama partai konservatif di USA yaitu partai Republik (09-11-2023 CNBC, 20.21). Wajar saja, Amerika Serikat sangat suporting Zionis Israel dalam membantai warga Gaza dengan dalih sarang Hamas. Termasuk pengendali ekonomi dunia yang berada di USA, George Soros, ternyata berkebangsaan Yahudi. Maka jangan berharap banyak warga muslim belas kasihan dari USA terhadap perbuatan genosida Zionis Israel terhadap warga Palestina. Sangat tepat fatwa haram MUI untuk membeli produk-produk Yahudi karena sudah dipastikan beberapa rupiah keuntungan dari produknya yang terjual untuk membiayai alutsista Zionis Israel dalam membantai umat muslim di Gaza.

Konsekuensi logis, saat negara USA ada dalam kangkangan Zionis Yahudi secara otomatis bangsa dan negara-negara yang di bawah kendali negara USA menjadi bagian tak terpisahkan sama halnya ada dalam kangkangan Zionis Israel. Begitupun warga dunia, hampir di atas rata-rata negara muslim pada umumnya termasuk Indonesia tanpa disadari puluhan tahun membeli dan menikmati produk-produk barang dagangan milik Zionis Yahudi Israel. Di sisi lain sebuah fakta yang tak dapat disembunyikan, sekalipun seruan boikot membeli kebutuhan sehari-hari produk milik bangsa Yahudi, akan tetapi pada kenyataanya warga muslim mengalami kesulitan untuk membeli produk lain karena secara psikologis sudah refleks saat mengambil barang yang dibutuhkan langsung tanpa cek dan recek, apalagi produknya terpampang dalam tulisan harga promo atau diskon. Kebiasaan mengalahkan idealisme, keberpihakan yang adil begitu sulit ditegakkan karena budaya konsumerisme menjadi karakter rata-rata manusia di muka bumi. Nyaris setiap tindakan dan perbuatan yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan rasional dan kritis, terlebih saat masyarakat tingkat ilmu pengetahuan di bawah rata-rata segala yang diperbuat sangat mudah, praktis, dan murah maka hal itu akan diambil tanpa melihat konsekuensi dan resiko di kemudian hari.

Disadari atau tidak, fakta dan realitas yang terjadi bahwa negara-negara di dunia hampir dipastikan secara tidak langsung ada dalam kangkangan Zionis Yahudi. Kemampuan intelektual orang-orang Yahudi pada umumnya di atas rata-rata sehingga mereka merasa ras unggul. Hal itu memang tidak dapat dimungkiri, saat Perang Dunia Ke-2 yang menjadi penyebab menurut sebagian informasi disebabkan oleh segelintir orang Yahudi yang mengendalikan ekonomi secara tidak adil, mengakibatkan kesejahteraan hanya bertumpuk di kelas menengah keatas sehingga Hitler sangat muak dengan tindakan tengil kaum Yahudi tersebut. Hal sama saat ini di era global, sistem ekonomi kapitalis liberal dari dahulu hingga kini dijadikan kiblat ekonomi dunia yang merupakan produk dari gagasan segelintir orang-orang Yahudi. Padahal, ajaran dan syari’at Islam sangat berkeadilan, namun karena hasrat nafsu manusia pada umumnya lebih dikuasai sifat dan sikap serakah sehingga paham ideologi kapitalisme liberal lebih dapat diterima oleh jiwa dan raganya sekalipun pada akhirnya mendidik diri menjadi angkuh, sombong, dan takabur akibat merasa sudah memiliki segalanya. Wallahu’alam.

Bandung, November 2023

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button