(Bandung, 17/6)– Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung), lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh kemenristekdikti.
Proposal penelitian mereka menarik perhatian tim juri PKM. Mahasiswa Program Studi Farmasi ini mengajukan penelitian formulasi daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers) menjadi kapsul anti inflamasi.
Latar belakang Fitria Wulandari, Fitri Wahyu, dan Khusnul Rizaldi dalam mengajukan penelitian ini karena ada banyak tumbuh-tumbuhan di Indonesia yang merupakan sumber obat-obatan, salah satunya Cincau hijau. Cincau hijau banyak diyakini masyarakat untuk mengurangi pembengkakan dengan cara ditumbuk atau direbus.
Menurut mahasiswa Farmasi UM Bandung semester IV ini dalam daun cincau hijau mengandung zat flavonoid sebagai bahan dasar anti inflamasi. “Anti inflamasi ini berupa anti peradangan, anti pembengkakan,” jelas Khusnul.
Ada dua jenis daun cincau yang dikenal masyarakat di Indonesia yaitu Cyclea barbata Miers dan Premna oblongifolia yg biasa di buat es cincau. Daun yang pertama yang diajukan sebagai bahan penelitian.
Hambatan dalam penelitian ini, daun Cyclea barbata Miers ini sulit didapatkan di sekitar Kota Bandung. “Daun yang banyak tumbuh di sekitar Bandung, cocoknya untuk es cincau.” ujar Khusnul. Mereka mendatangkan daun cincau Cyclea barbata Miers dari Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Menurut Fauziah Ningrum, dosen Farmasi Universitas Muhammadiyah Bandung, tim ini merupakan tim pertama dari UM Bandung yang lolos PKM sejak tiga tahun berdirinya.Sebuah kebanggaan bagi UM Bandung dapat sejajar dengan kampus PTN dan PTS lainnya lolos dalam PKM tingkat nasional. Walau laboratorium Farmasi di UM Bandung belum lengkap bukan menjadi hambatan. “Tim ini semangat melakukan penelitian dengan segala keterbatasannya,” tegasnya.
Untuk mengetahui progres penelitian, tim ini akan dimonitoring dan evaluasi di Unpad oleh tim juri PKM dari Kemenristekdikti pada 25 Juni mendatang. Dari hasil penelitian sekarang akan diikutkan seleksi dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa tingkat nasional. “Penelitian tim ini akan dikembangkan untuk mengikuti seleksi Pimnas tingkat nasional,” ungkap Fauziah Ningrum.