Sumedang, Kabar Muhammadiyah Jabar—
Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kabupaten Sumedang memiliki ketua baru. Dadang Setiawan yang pada periode sebelumnya menjabat majelis tablig, terpilih menjadi Ketua PD Muhammadiyah Kabupaten Sumedang dalam Musyawarah Daerah (Musyda) ke XV yang dilaksanakan di Aula Gedung Negara Sumedang, Minggu (7/5) siang.
Nama Dadang Setiawan muncul sebagai peraih suara terbanyak dalam pemilihan dua puluh tujuh anggota PDM lewat e-Voting, dari total 27 nama yang terpilih dalam Musypimda Muhammadiyah Sumedang.
Dalam pemilihan dua puluh tujuh anggota Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumedang, Dadang Setiawan unggul dengan raihan suara terbanyak 128 suara, disusul Hartono Ikhsan sebanyak 103 suara, dan Jajang Nasution sebanyak 95 suara.
Urutan berikutnya masing-masing Cecep Taufiqurahman sebanyak 94 suara, A Muhdiat sebanyak 93 suara, Supala sebanyak 81 suara, Wawan Sugiarto sebanyak 76 suara, Ismail Farid sebanyak 65 suara, Dudung Hidayat sebanyak 63 suara.
Sembilan nama ini dipilih dari 27 nama yang telah dipilih dalam Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda) sembilan orang itu kemudian menggelar musyawarah untuk memilih ketua dan sekretaris.
Dalam musyawarah itu, Dadang Setiawan terpilih menjadi ketua PDM dan Hartono Ikhsan sebagai sekretaris PD Muhammadiyah Kabupaten Sumedang periode 2022-2027.
Ditemui usai pelaksanaan e-Voting, Ketua PD Muhammadiyah Dadang Setiawan mengatakan siap melanjutkan program-program pimpinan sebelumnya. Program-program baru tentunya akan dibahas melalui rapat komisi yang digelar dalam rangkaian Musyda itu.
Sementara itu, Ketua PDM Kabupaten Sumedang periode 2014-2021 K H Nashrudin Toha mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan oleh pimpinan daerah Muhammadiyah periode lima tahun mendatang.
“Tentunya program-program penting dalam pelayanan umat seperti di sektor pendidikan dan kesehatan perlu dilanjutkan dan ditingkatkan untuk kepengurusan yang baru mendatang,”
Di sektor kesehatan misalnya, PD Muhammadiyah masih memiliki PR untuk mengawal Klinik Aisyiyah menjadi Rumah Sakit Muhammadiyah Sumedang.
Selain itu, kedepan juga perlu meningkatkan layanan klinik plus dengan layanan rawat inap yang memadai
Dan saya berpesan pimpinan baru PDM Kabupaten Sumedang harus bisa menjadi solidarity maker atau membangun solidaritas umat, problem solver (solusi bagi umat), dan berani mengambil resiko.
Memasuki tahun politik, ia menegaskan Muhammadiyah bukan organisasi politik.
“Muhammadiyah tidak melibatkan diri secara organisasi dalam politik praktis, namun Muhammadiyah memahami politik sebagai ladang dakwah,” katanya.
Karena itu, Muhammadiyah menjaga dan membangun komunikasi yang sama dengan tokoh maupun partai politik.
“Anggota Muhammadiyah berhak berpartisipasi aktif dalam politik, tetapi yang jelas, tidak boleh membawa-bawa gerbong dan simbol-simbol Muhammadiyah untuk dukung mendukung dan deklarasi capres maupun kepala daerah,” katanya.
Ia menambahkan, Muhammadiyah telah memberikan panduan dalam memilih pemimpin yang bagus.
“Pilihlah pemimpin yang baik dan berkompetensi yang cukup. Jangan terjebak pada jargon nomor piro wani piro, terima uangnya jangan pilih orangnya. Sekarang katakan tidak pada politik uang. Karena itu jadikan umat berdaya secara ekonomi,” Pungkasnya.
Dalam kesempatan itu turut hadir memberikan sambutan Sekretaris PWM Jabar Iu Rusliana, bupati Sumedang Doni Ahmad Munir, beserta para tamu undangan forkopimda Sumedang, perwakilan KPU Sumedang, Bawaslu Sumedang, PCNU, Persis, SI, PUI dan ormas okp yang ada di Sumedang.