BANDUNG (31/12)– Film pendek berjudul “TELORASIN” karya kelompok mahasiswa UMBandung berhasil meraih juara 2 dalam event Communication Innovative Competition 2021 yang digelar Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMSurakarta.
Perlombaan yang bertema ”Bring the Authenticity to the Modernity” tersebut diikuti oleh para mahasiswa dari beberapa kampus di Indonesia dan juga masyarakat umum.
Kelompok mahasiswa UMBandung terdiri atas sembilan orang, yaitu Muhammad Naufal Afrian (Manajemen 21′), Marcelista Tiur Maida S. (Ilmu Komunikasi 20′), Fahima ‘Alimatush Sholichah Al chabibah (Administrasi Publik 21′), Annita Azzahra (Ilmu Komunikasi 20′), Rizky Aprizal (Pendidikan Agama Islam 20′), Aneu Kurniasih (Ilmu Komunikasi 20′), Aliman Khoerul Ibad (Teknik Informatika 21′), Ryan Rahmatul Hidayat (Teknik Informatika 21’), dan Dani Saputra (Komunitas Kampung Film Black Team).
Ketua kelompok mahasiswa dari UMBandung, Muhammad Naufal Afrian, mengaku pada awalnya ia bersama teman-teman lainnya ingin untuk menunda keikutsertaan mereka dalam mengikuti perlombaan, khususnya dalam lomba videografi.
”Namun tiba-tiba ada kiriman poster lomba video tersebut dari salah satu anggota kami. Setelah dipikir-pikir dengan matang, saya bilang ’Ayolah gas ikut lagi!’ dan kurang dari seminggu, kami berhasil melewati proses lomba tersebut,” ucap Naufal, di kampus UMBandung, Selasa (28/12/2021) sore.
Meskipun terkendala masalah peralatan, ia bersama anggota kelompok yang lain berhasil menuntaskan produksi film berdurasi enam menit tersebut berkat kerja sama dan kesolidan anggota kelompok. Selain itu, kerja keras mereka juga mendapat dukungan penuh dari UMBandung.
”Setelah masa penjurian selesai kurang lebih satu minggu, akhirnya kami berhasil mendapatkan juara 2 di kategori creative video competition,” lanjut mahasiswa Prodi Manajemen ini.
Naufal mengaku, kemenangan yang diraih ini, menjadi memotivasi untuk berkarya lebih baik lagi dan mencoba mengikuti perlombaan lain sehingga bisa mengharumkan nama kampus UMBandung.
”Saya rasa ini menjadi tren positif, insyaallah ke depannya kami akan mengikuti event-event yang lain, kompetisi, atau apa pun itu yang bernilai positif sehingga nantinya akan menjadi kebanggaan bagi diri sendiri ataupun kampus UMBandung tercinta,” jelas Naufal.
Pesan moral
Anggota kelompok lainnya, Fahima ‘Alimatush Sholichah Al chabibah, mengatakan bahwa film tersebut menceritkan tentang empat orang sahabat yang berbeda agama. Mereka juga sudah mempunyai kesibukan masing-masing.
”Hingga akhirnya mereka memilki rencana untuk merayakan malam tahun baru ke luar kota, akan tetapi rencana mereka gagal total karena adanya berita PPKM. Mereka tidak kehilangan akal karena akhirnya mereka bisa merayakan malam tahun baru meskipun menggunakan zoom meeting,” ungkap mahasiswa program studi Administrasi Publik ini.
Fahima mengatakan film “TELORASIN” ingin menyampaikan pesan moral kepada penonton atau masyarakat untuk mengingat kembali bahwa sifat asli orang Indonesia itu memang memilki beragam suku, budaya, agama, dan ras yang tidak perlu dipermasalahkan.
”Kami menggambarkan bahwa sifat asli Indonesia itu harus dibawa sampai sekarang, maka dari itu kami memberikan edukasi pada saat ini yakni anjuran untuk sementara tidak berkumpul dahulu,” tuturnya.
Terkait teknis pembuatan, Muh. Ryan Rahmatul Hidayat, anggota mahasiswa yang lainnya, mengatakan bahwa produksi film “TELORASIN” dilaksanakan selama empat hari.
”Setelah selesai syuting, kemudian melewati proses editing dan sebagainya, kemudian kami menunggu kabar dan hasilnya alhamdulillah juara 2. Awal saya kira kita itu dapat juara 3, ternyata di luar ekspektasi saya, kami juara dapat juara 2,” tegas Ryan.
Mahasiswa yang berperan sebagai tokoh Lim Kwak Zee dalam film tersebut berharap, dirinya dan kawan-kawan dapat mengikuti lomba-lomba yang lainnya demi mengharumkan nama UMBandung.
Untuk urusan berkarya dan mengikuti lomba, Ryan punya prinsip yang penting mulai saja dulu. Urusan hasil seperti apa, itu bisa dipikirkan belakangan.
”Hal yang penting itu menurut hemat saya, yakni mulai saja dulu, baru lihat hasilnya nanti, karena kita tidak akan tahu kalau hanya memikirkannya saja,” pungkasnya.***(Firman Katon)