
Bandung – Dosen program studi Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Ahmad Suryan ST MT mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, terutama di era banjir berita saat ini. Ia menekankan bahwa tidak semua informasi yang diterima layak untuk dibagikan kepada orang lain.
Mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, Ahmad yang juga menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Informatika UM Bandung, menegaskan bahwa seseorang dapat dianggap sebagai pendusta jika menyebarkan informasi tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Hal ini menjadi pengingat bagi masyarakat agar lebih selektif dalam menyaring berita yang mereka terima.
”Dari pesan Nabi SAW tersebut, kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita tidak boleh sembarangan menyebarkan informasi kepada orang lain. Oleh karena itu, kita perlu memahami apakah suatu informasi layak disebarkan atau tidak,” ujar Ahmad seperti dikutip dari Tausiah Ramadan di kanal YouTube UM Bandung pada Kamis (13/03/2025).
Menurutnya, diperlukan edukasi yang berkelanjutan mengenai verifikasi informasi dan kebenaran berita, terutama yang tersebar di media sosial. Informasi yang diterima melalui ponsel pribadi kerap kali bersifat provokatif atau bahkan mengandung hoaks, yang berpotensi menyesatkan masyarakat dan memicu keresahan.
Ahmad menyarankan agar masyarakat lebih selektif dalam menyebarkan informasi. Jika suatu berita tidak memberikan manfaat atau justru bernada kontroversial dan menjelek-jelekkan pihak lain, sebaiknya informasi tersebut tidak diteruskan. Ia menekankan bahwa memilah berita sebelum membagikannya merupakan salah satu bentuk tanggung jawab dalam bermedia sosial.
Selain itu, Ahmad juga menyoroti pentingnya meningkatkan literasi digital. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang literasi digital, seseorang akan lebih mampu menyaring informasi dan menghindari penyebaran berita yang tidak akurat.
Dalam tausiah tersebut, Ahmad mengutip Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 6 yang mengingatkan bahwa jika seseorang yang fasik membawa berita, maka berita tersebut harus diperiksa terlebih dahulu agar tidak mencelakakan orang lain dan menimbulkan penyesalan di kemudian hari.
Sebagai langkah konkret, ia menyarankan masyarakat untuk selalu memeriksa sumber informasi sebelum mempercayainya. ”Salah satu cara sederhana adalah dengan mengecek sumber berita melalui mesin pencari di internet. Jika sumbernya tidak kredibel atau meragukan, sebaiknya jangan disebarkan,” tambahnya.
Pesan ini menjadi sangat relevan mengingat saat ini hampir seluruh masyarakat mendapatkan informasi dengan mudah melalui ponsel mereka. Tanpa verifikasi lebih lanjut, banyak orang cenderung langsung menyebarkan berita yang belum tentu benar. Oleh karena itu, kesadaran untuk memilah dan memeriksa kebenaran informasi harus terus ditanamkan agar tidak terjadi penyebaran hoaks yang dapat merugikan banyak pihak.***(FA)