Kabar Muhammadiyah Jawa Barat

‘Aisyiyah Sebagai Penggerak Rahim Peradaban

Oleh: Nuraeni Rahmawati

PERNAH dengar kalimat yang diucapkan oleh Moh. Hatta yang mengatakan, “Jika kamu mendidik satu laki-laki, maka kamu mendidik satu orang. Namun jika kamu mendidik satu perempuan, maka kamu mendidik satu generasi.

Kalimat ini menjadi bukti bahwa seorang perempuan memanglah rahim dari sebuah peradaban.

Supaya tercapainya sebuah peradaban yang maju, maka dibutuhkan seorang perempuan cerdas yang dapat mencetak generasi pembangun peradaban.

Dalam hal ini, KH. Ahmad Dahlan yang merupakan seorang pembaharu Islam di Indonesia, memiliki gagasan untuk mendorong perempuan agar menempuh pendidikan keagamaan maupun pendidikan formal, meskipun saat itu perempuan banyak yang menyatakan bahwa perempuan tidak perlu menempuh pendidikan secara formal, karena pada akhirnya hanya akan menjadi seorang ibu yang mengurus seorang anak nantinya.

Namun, mereka tidak berpikir untuk mempersiapkan perempuan menjadi seorang ibu, maka KH Ahmad Dahlan mendirikan sebuah perkumpulan perempuan (majelis) dengan bantuan istrinya yaitu Siti Walidah (kerap disebut dengan Nyai Ahmad Dahlan) yang nantinya menjadi cikal bakal terbentuknya organisasi otonom ‘Aisyiyah yang membersamai jalan dakwah Muhammadiyah.

Sebagaimana Muhammadiyah yang penamaannya dinisbatkan kepada Rasulullah SAW, begitupun dengan ‘Aisyiyah yang juga dinisbatkan kepada nama salah satu istri beliau yang dikenal dengan kecerdasannya, yaitu Siti Aisyah RA.

Dengan diberikannya nama tersebut, diharapkan para perempuan yang ada di bawah naungan KH Ahmad Dahlan dan Siti Walidah itu dapat mencontoh dan meneladani ibunda Aisyah RA.

Selain itu, seperti Rasulullah dan ‘Aisyah yang saling berdampingan dalam menegakkan ajaran agama Islam, ‘Aisyiyah juga diharapkan bisa membersamai Muhammadiyah dalam perjuangan dakwahnya, sebagaimana yang telah tercantum dalam Al-Qur’an surah an-Nahl ayat 97 yang artinya:

Barang siapa yang mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”

Ayat yang menjadi semboyan dari ‘Aisyiyah ini, memiliki makna bahwa dalam mempraktikkan amar ma’ruf nahyi munkar, antara laki-laki dan perempuan tidak dibedakan sama sekali.

Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan dapat tampil secara bersamaan untuk menebarkan kebaikan bagi kehidupan bersama.

Maka dengan begitu, organisasi otonom ‘Aisyiyah yang memiliki visi persatuan pergerakan perempuan ini, dapat menjadi bukti adanya kesadaran akan pentingnya peran seorang perempuan dalam sebuah perjuangan dakwah.

Dalam media PP ‘Aisyiyah mengatakan bahwa menurut Noorjannah, yang dilakukan oleh Siti Walidah sebagai pendiri ‘Aisyiyah dan salah satu tokoh perempuan muslim ini, bukan hanya untuk pembebasan perempuan semata, namun juga sebagai pondasinya menegakkan kebenaran, kebaikan, pengetahuan, mengembangkan budaya nir-kekerasan termasuk terhadap perempuan dan anak, dan keadaban yang lahir dari nilai ajaran Islam sebagaimana misi risalah Islam yang Rahmatan lil ‘Alamin.

Adapun upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kaum perempuan, serta menyebarkan berbagai ide secara internal maupun eksternal, yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah dalam mewujudkan tercapainya sebuah pembaharuan, antara lain yaitu dengan menerbitkan majalah Suara ‘Aisyiyah pada 1926 sampai dengan sekarang.

Dalam majalah Suara ‘Aisyiyah sendiri, memuat banyak hal seperti agama, pendidikan, keteladanan, kegiatan ‘Aisyiyah sendiri, dan lain sebagainya.

Selain itu, ‘Aisyiyah juga telah banyak melakukan terobosan dengan mendirikan berbagai amal usaha yang kini cukup maju, dan tidak akan menutup kemungkinan jika kedepannya amal-amal usaha tersebut jumlahnya akan sama atau bahkan melebihi amal usaha yang dimiliki oleh Muhammadiyah.

Salah satu dari amal usaha ‘Aisyiyah yang sangat berpengaruh terhadap perempuan ialah lembaga pendidikan, karena memang sejak awal pendidikan bagi perempuan adalah hal yang paling KH. Ahmad Dahlan.

Dengan adanya akses pendidikan yang diberikan ‘Aisyiyah untuk kaum perempuan, mulai dari Paud sampai dengan Universitas, telah lahir banyak tokoh yang memiliki inovasi dan berpikiran maju dalam bidang agama maupun umum, sehingga mereka dapat mengambil peran dalam kehidupan masyarakat sekitar maupun global.

Maka dari itu, kaum perempuan yang telah dicetak oleh ‘Aisyiyah ini, selain berdakwah dengan mengambil perannya sebagai seorang ibu yang cerdas bagi penerus umat, bangsa dan peradaban, mereka juga mengambil peran untuk berdakwah dengan meneruskan berbagai amal usaha Muhammadiyah-‘Aisyiyah.

Contohnya seperti di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, sampai pemerintahan. Hal ini menjadi bukti nyata bahwa laki-laki dan perempuan haruslah berdampingan dalam menjalankan misi dakwah dan tidak ada batasan untuk perempuan supaya ikut berlomba dalam kebaikan.***

Kontributor: Nuraeni Rahmawati

Referensi

Aanardianto, ‘Aisyiyah Sebagai Tonggak Kebangkitan Kelompok Perempuan Tampa Jeda Membangun Peradaban dan Kemanfaatan, 2022 (muhammadiyah.or.id)

PIMPINAN PUSAT AISYIYAH, Sejarah ‘Aisyiyah (aisyiyah.or.id)

PIMPINAN PUSAT ‘AISYIYAH, Noorjannah:Sejarah Membuktikan Peran Perempuan Islam Membangun Peradaban, 19 Mei 2022 (aisyiyah.or.id)

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button