Bandung – Mahasiswa semester akhir Prodi PAI UM Bandung sukses menggelar seminar dengan tema ”Pentingnya Pengelolaan Uang Sejak Dini Berbasis Syariah” di MAN 2 Kabupaten Bandung pada Kamis (09/11/2023).
Ketua Pelaksana Kegiatan Rahmat Sopian mengatakan bahwa tujuan seminar ini untuk membekali para siswa agar pandai mengelola keuangan sehingga uang jajan yang diberikan orang tua bisa diatur dengan baik.
”Mudah-mudahan mereka bisa mengelola keuangan dengan baik apalagi sampai dapat menabung untuk masa depannya masing-masing,” tutur Rahmat.
Fitri Saja’ah Tsani yang bertindak sebagai MC menyebutkan bahwa di MAN 2 Kabupaten Bandung ada banyak siswa yang saat pergi ke sekolah membawa barang jualan.
Barang jualan tersebut mereka simpan di koperasi. Hal itu yang mendorong para mahasiswa termotivasi untuk menyelenggarakan seminar ini. Fitri pun berharap seminar ini dapat menguatkan siswa untuk bijak dalam mengelola keuangan.
Acara seminar ini dibuka langsung oleh Wakil Kepala MAN 2 Kabupaten Bandung Urusan Kesiswaan Hj Tati.
Tati menyampaikan terima kasih kepada mahasiswa Prodi PAI UM Bandung yang peduli hingga sukses menyelenggarakan seminar ini. Tati berpesan kepada para siswa untuk bisa memanfaatkan acara ini dengan sebaik-baiknya.
Pada waktu yang sama, Kaprodi PAI UM Bandung Iim Ibrohim mengapresiasi seminar ini. Iim berpesan agar siswa dapat mengikuti dan memanfaatkan seminar dengan baik karena tidak semua siswa berkesempatan mengikuti acara ini.
Tips mengelola keungan
Bertindak sebagai pembicara pada seminar ialah dosen prodi Ekonomi Syariah UM Bandung Yudi Haryadi. Yudi membekali para siswa dengan tips mengelola keuangan secara syariah.
Selain pentingnya mengelola keuangan, Yudi juga mengingatkan agar siswa tahu mana transaksi halal dan haram, kemudian mana yang boleh mana dan tidak boleh. Yudi mengingatkan kepada para siswa agar bisa membedakan antara kebutuhan dan ada keinginan.
”Agar lebih meningkatkan keberkahan, sebaiknya uang yang dimiliki ditabung di bank yang berbasis syariah,” anjur Yudi.
”Siswa juga harus hati-hati dengan zaman sekarang. Banyak para siswa yang terjerumus oleh cara instan mendapatkan uang seperti judi online, slot, dan sebagainya,” lanjut Yudi.
Yudi kemudian mengutip isi lagu Bang Haji Rhoma Irama bahwa judi itu meracuni keimanan. Tidak ada manusia kaya karena judi. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Jangan gengsi
Orang sosialis mengharuskan kondisi ekonomi sama rata dan sama rasa. Sementara itu, orang kapitalis membolehkan yang sangat kaya dan miskin. ”Namun, Islam tidak demikian. Islam memperbolehkan kaya, tetapi harus membantu orang-orang miskin,” tegas Yudi.
Yudi pun mengajak para siswa untuk semangat dan kerja keras. Terutama dalam belajar. Jika para siswa tidak siap dengan lelahnya belajar, kata Yudi, mereka harus siap dengan perihnya kebodohan (seraya mengutip perkataan Imam Syafii).
”Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh gengsi. Yang jualan mi Jepang, misalnya, yang disimpan di koperasi itu, ayo ditingkatkan. Menabunglah. Mudah-mudahan nanti bisa jadi mahasiswa UM Bandung,” kata Yudi memotivasi.
”Di UM Bandung ada 18 prodi yang dapat dipilih. Mau pendidikan ada PAI, mau ekonomi ada Ekonomi Syariah, dan prodi lainnya. Semuanya lengkap. Semoga dengan rajin menabung, nanti bisa punya uang untuk kuliah. Mudah-mudahan juga nanti dapat beasiswa,” pungkas Yudi.***(FA)