Bandung (20/05)–West Java Millenials Forum merupakan forum kolaborasi lintas organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan di Jawa Barat menggelar diskusi webinar bertajuk “Memahami Akar Konflik Israel dan Palestina Dari Sejarah Hingga Geopolitik Dunia.”, Kamis (20/05).
Dihadiri lebih dari 200 peserta secara daring dan diikuti seluruh mahasiswa dan pemuda di seluruh Jawa Barat ini menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA (Ketua MUI Bid. Hubungan Luar Negeri & Kerjasama Internasional sekaligus Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Jakarta), Pdt. Martin Lukito Sinaga, D.Th. (Doktor Teologi, Dosen STF Jakarta dan STF Driyarkara), dan Ketua Umum Forum Satu Bangsa, Hery Haryanto Azumi, MM.
Kegiatan ini digelar menanggapi Konflik Palestina–Israel yang telah berlangsung puluhan tahun tak kunjung usai. Eskalasi kemudian memanas dan berlanjut dengan kembali masuknya militer Israel di komplek Mesjid Al Qurs, Yerusalem direspon dengan serangan roket oleh HAMAS dan upaya self defence yang diklaim israel. Hingga kini, serangan-serangan tersebut setidaknya telah merenggut 200 lebih korban jiwa di pihak Palestina dan 12 korban jiwa di pihak israel yang sama-sama didominasi oleh perempuan dan anak.
Ketua MUI Bid. Hubungan Luar Negeri & Kerjasama Internasional, Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA menyampaikan bahwa persoalan tersebut bukan persoalan Agama. “Terdapat kelompok ekstrimis yang memanfaatkan perbedaan-bedaan, kemudian terdapat kekuatan kepentingan Barat masuk wilayah konflik ini” papar Prof. Sudarnoto yang juga Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam UIN Jakarta.
Akar masalah konflik di Palestina, Lanjut Prof. Sudarnoto, karena adanya spirit okupasi, imprealistik dan semangat penjajahan. Semenjak tahun 1948 terus berjalan panjang baik dengan dinamika pertentangan yang panjang dan pengaruh yang ada disekitar situ dengan berbagai kepentingan ekonomi ataupun politik. “Sementara kejadian kemanusiaan di Masjid Al-Aqsa merupakan triger provokasi Israel tidak hanya menggagalkan Pemilu Presiden Palestina tapi juga menjadi alat untuk melakukan okupasi atau penjajahan” jelasnya.
“MUI akan menyampaikan surat ke Kedubes AS yang berpesan dimana AS merupakan untuk memerangi global terorisme namun mesti juga menjadi garda terdepan terorisme yang dilakukan Israel” tutupnya.
Sementara itu, Doktor Teologi Pdt. Martin Lukito Sinaga, D.Th. berpendapat ada realitas yang terjadi di wilayah konflik. “Ada situasi kebatinan yang berbeda dimana Palestina ada dalam situasi ditindas, disisi lain Israel selalu merasa terancam eksistensinya” terang Pdt. Martin yang juga Dosen STF Jakarta dan STF Driyarkara.
Pendeta Martin mengungkapkan ada beberapa Sikap Warga Gereja Sedunia terkait konflik Palestina yaitu Rakyat Palestina berhak menentukan nasibnya, Israel perlu diakui, Yerusalem menjadi kota yang terbuka dan inklusif untuk diami bersama, Okupasi adalah ilegal demikian juga ekspansi, Penting dukungan tiap negara, Gereja mendukung gerakan perdamaian, terakhir tekanan embargo ekonomi merupakan tekanan yang sangat baik untuk memajukan ekonomi Palestina.
Ketua Umum Forum Satu Bangsa, Hery Haryanto Azumi, MM. secara terbuka menegaskan bahwa Palestina harus didukung menjadi negara dan berdaulat namun terus melakukan berbagai cara dalam resolusi konflik. “Kita jadikan semua persoalan ini menjadi cermin empati kita termasuk isu Papua dimana hal yang sama dapat terjadi di Papua dan kepentingan global dapat juga masuk.”
Berikut Pernyataan Bersama West Java Millenials Forum di inisiasi organisasi kemahasiswaan dan organisasi kepemudaan diantaranya yaitu PW GPII Jabar, PKC PMII Jabar, HIKMAHBUDHI, Badko HMI Jabar, PW GP Ansor Jabar, PW KAMMI Jabar, DPD IMM Jabar, PW HIMA PUI Jabar, PW Hima Persis Jabar, GEMAKU Jabar, Pemuda Katolik Komda Jabar, PW Pemuda Muhammadiyah Jabar, PW Pemuda Persis Jabar, PERADAH Jabar, KMHDI Jabar. PW PEMUDA PUI Jabar, Korwil III PP GMKI, DPD GAMKI Jabar, DPD GEMABUDHI Jabar, PII Jawa Barat:
- Mengecam agresi militer Israel yang menimbulkan korban anak-anak dan perempuan.
- Menolak segala bentuk penjajahan di dunia sesuai dengan Preambule UUD 1945.
- Mendukung kemerdekaan negara Palestina.
- Meminta Pemerintah Indonesia bersama komunitas internasional untuk segera mengambil peran dalam resolusi damai terhadap konflik di Palestina.
- Mendukung sepenuhnya Pemerintah Republik Indonesia untuk menggalang kekuatan Internasional dalam rangka terciptanya gencatan senjata demi menghentikan perang Israel – Palestina, membuka akses bantuan internasional ke Palestina, diakuinya kedaulatan Palestina sebagai negara Merdeka, diterimanya Palestina sebagai anggota tetap PBB dan terbangunnya dialog berkelanjutan dengan berbagai pendekatan untuk terciptanya kedamaian abadu Israel – Palestina.
- Mengutuk aksi terorisme dan kekerasan yang dilakukan zionis israel di kompleks Masjidil Al-Aqsa dan Gaza saat ummat islam sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.
- Mendesak dewan keamanan (DK) PBB untuk berani menunaikan tugasnya atas seluruh tindakan terorisme Israel selama ini.
- Mendesak para pemimipin negara-negara Barat dan para pegiat Hak Asasi Manusia (HAM) untuk tidak menerapkan standar ganda dalam mensikapi persoalan kemanusiaan yang sangat nyata di Palestina.
- Tetap teguh dan tidak berubah, mendukung penuh kemerdekaan palestina. Dan menolak dengan tegas segala tindakan kekerasan yang tidak berprikemanusiaan dan berprikeadilan
*Penulis: Rosyad Faruq