Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat baru saja mengajukan permohonan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kepada Kementerian Kesehatan. Sebagaimana diketahui ada lima daerah Kabupaten / Kota yang diajukan Pemprov Jabar agar diberlakukannya PSBB sebagai bagian dari penanganan pandemic Covid-19 , yaitu: Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi (Bodebek).
Ada kekhawatiran di masyarakat jika PSBB resmi diterapkan akan semakin membuat laju perekonomian tersendat terutama di sektor informal. Di antara mereka yang akan terdampak kebijakan penanganan Covid-19 seperti pengemudi ojek online dan pendagang kaki lima.
Sebagai upaya mitigasi, Pemprov Jabar akan menyiapkan bantuan dalam beragam format, di antaranya bantuan uang tunai sebesar Rp. 500.000. Pemprov Jabar mencatat ada 1.618.480 kepala keluarga (KK) penerima bantuan yang dianggap menjadi rumah tangga miskin (RTM) terdampak Covid 19 di 27 kabupaten dan kota. Meski begitu, sebagian kalangan meragukan akurasi data yang ada sehingga tidak tepat sasaran dan tidak dapat dinikmati oleh mereka yang benar-benar membutuhkan.
Menaggapi hal itu, Komandan Wilayah (Danwil) Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Jabar, Ade Syaeful Bahri, menyebut di saat bantuan Pemprov diduga tidak merata, peran dan kehadiran civil society seperti gerakan komunitas sangat diharapkan untuk mengambil inisiatif mengisi kekosongan yang ada.
“Terkait dampak PSBB ini, komponen civil society sebagai salah satu pilar penyangga demokrasi, termasuk Kokam yang meruapakan bidang kerja dalam Pemuda Muhammadiyah, bisa berperan lebih aktif sebagai pelengkap atau bahkan peloporm guna mengisi ladang kosong yang luput dari perhatian pemerintah. Kita harus menunjukkan added value. Misalnya, di berbagai daerah di Jabar, Kokam sudah turun ke lapangan menyalurkan bantuan bersama Lazis Muhammadiyah (Lazismu) dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center),” ujarnya, Jumat (10/4/2020).
Menurut Ade, setiap elemen civil society di Jabar agar terus meningkatkan pola sinergi dan kolaborasi dalam gerak bersama menyikapi efek PSBB nanti.
“Banyak komunitas di Jabar yang bisa diajak berkolaborasi dalam penanganan Covid-19 ini. Sekarang zamannya sinergi, ego sektoral agar dikesampingkan. Kolaborasi juga senafas dengan visi Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Barat periode sekarang. Apalagi kemanusian dan kebencanan juga menjadi bagian dari trilogi pelayanan KOKAM saat ini. Jadi pada prinsipnya KOKAM Jabar siap bekerja dan beraksi,” tegas Ade.