Kolom

Urgensi Panti Asuhan Muhammadiyah Aisyiyah Sebagai Lembaga Sosial Pendidikan

Tulisan Oleh: Muhsin MK

Panti asuhan merupakan sebuah lembaga yang khusus didirikan untuk menampung dan mengasuh anak anak yatim-piatu, dhuafa dan terlantar.

Di Muhammadiyah panti asuhan diperluas sentuhan aktivitasnya. Diantaranya dengan mendirikan panti asuhan bayi sehat (di Bandung) yang juga menampung dan mengasuh anak-anak bayi yang ditinggalkan orang tua kandungnya karena tak sanggup atau malu merawatnya.

Bahkan di Jakarta berdiri panti asuhan wisma ganda yang menampung dan mengasuh anak anak dan bayi difabel atau ABK fisik dan mental (Lembaga Rumah Piatu Muslimin.org).

Mengelola lembaga seperti ini lebih berat dari pada lembaga sosial dan pendidikan lainnya. Pertama, membutuhkan pendanaan besar karena tidak ada produktivitas yang menghasilkan. Kedua, memerlukan SDM super sabar dan ikhlas dalam merawat dan mengasuhnya.

Sebagai lembaga sosial

Berdirinya panti asuhan umumnya berkaitan dengan keprihatinan terhadap anak anak yang ditinggalkan orang tuanya dalam masyarakat, baik karena meninggal dunia maupun pergi entah kemana dan hilang tak tahu rimbanya.

Organisasi dan komunitas muslim, seperti Muhammadiyah, Aisyiyah, dan lainnya, memberi respon cepat terhadap masalah sosial tersebut.

Diantaranya mendirikan panti asuhan atau rumah yatim dan piatu dalam masyarakat di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan zaman, panti asuhan pun mengalami perubahan, termasuk di Muhammadiyah dan Aisyiyah.

Adapun perubahan yang terjadi antara lain: Pertama, berkaitan dengan objek atau anak anak yang diasuhnya.

Awalnya hanyalah anak anak yatim-piatu, kemudian dimasukkan anak anak terlantar karena ditinggal pergi dan ditelantarkan orang tuanya. Lalu anak anak jalanan, kaum duafa dan fakir miskin.

Kedua, secara kelembagaan pada awalnya bersifat non formal tanpa ada hubungan dengan pemerintah, khususnya Departemen Sosial (Depsos) atau Dinas Sosial (Dinsos).

Kini harus memiliki izin secara formal, sehingga diakui pemerintah dan masuk anggaran negara dan berhak mendapatkan bantuan dari APBN.

Baik panti asuhan milik swasta maupun pemerintah, menjadi sama dan setara, diakui sebagai Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).

Ketiga, berhubungan dengan pendanaan. Awal mula pendanaan dikumpulkan dari internal jamaah organisasi dan perkumpulan yang mendirikan panti asuhan.

Lama kelamaan melibatkan kalangan eksternal dengan melakukan pengumpulan dana infaq, sedekah, hibah, wakaf dan sumbangan, baik dari dermawan yang langsung datang atau didatangi.

Selain itu hasil penyebaran kotak kotak amal yang diletakkan di masjid, musholla, toko, dan warung–warung yang mengizinkannya. Usaha dari Proposal dan media sosial juga dilakukannya. Pengiriman dananya melalui nomor rekening bank.

Sebagai lembaga pendidikan

Bagi organisasi dan lembaga sosial Ummat Islam, termasuk Muhammadiyah dan Aisyiyah, juga telah menjadikan Panti Asuhan sebagai lembaga pendidikan.

Mendidik tidak hanya melalui lembaga pendidikan formal, seperti sekolah, pesantren dan perguruan tinggi saja.

Selain itu tidak hanya dilakukan melalui sistem pengajaran dan perkuliahan resmi. Panti asuhan pun dapat menjadi sarana dan media pendidikan yang dapat dirasakan maslahat dan pengaruhnya dalam masyarakat.

Urgensi panti asuhan sebagai lembaga, sarana dan media pendidikan diantaranya dalam beberapa bentuk: Pertama, dalam menggugah keluarga dan masyarakat tentang kepedulian dan saling tolong menolong kepada sesama. (Al Maidah:2).

Selain itu dalam berbuat baik kepada orang tua, karib kerabat, anak anak yatim-piatu, fakir miskin, tetangga, sahabat dan musafir yang dalam perjalanan mengalami kesusahan. (An Nisa:36)

Kedua, memotivasi dan mendorong keluarga dan masyarakat agar memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak anak yatim-piatu dan terlantar. (Al Maun:2-3).

Anak-anak tersebut membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari keluarga dan lingkungan masyarakatnya. (At Tarhim:6).

Mereka perlu mendapatkan perhatian dan kasih sayang dalam wujud pemberian makanan dan minuman yang halal dan bergizi (halalan thayyibah) (Al Baqarah:168).

Ketiga, menumbuhkan kesadaran betapa pentingnya masa depan anak anak panti asuhan kepada keluarga dan masyarakatnya, yang diharapkan hidupnya lebih baik. Agar mereka mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, baik dari lingkungan keluarga dan masyarakatnya.(An Nisa:36).

Panti asuhan hanyalah tempat singgah sementara dalam perjalanan hidup anak anak yang diasuhnya. Setelah mereka kembali ke dalam keluarga dan masyarakatnya, tentu mereka diharapkan menjadi orang yang saleh dan berguna bagi sesama manusia. (At Kahfi:82).

Tentu saja pendidikan yang diberikan di lingkungan panti asuhan tidak bersifat formal sebagai mana lembaga pendidikan formal atau resmi diakui oleh pemerintah.

Pendidikan yang dapat direalisasikan dalam panti asuhan adalah yang non atau in formal. Baik berkaitan dengan pendidikan agama Islam, maupun pendidikan sains dan teknologi. Apalagi pendidikan keahlian dan keterampilan, bahasa, olahraga dan seni budaya.

Memperkuat moral spiritual

Urgensi panti asuhan sebagai lembaga sosial dan pendidikan, yang utama adalah, bagaimana memperkuat moral dan spiritual anak anak asuhnya.

Pendidikan ini dapat diberikan melalui dua pendekatan. Pertama, melalui pengasuh panti asuhan. Dialah yang sehari hari tinggal bersama anak anak asuh. Kehadirannya memberikan pengaruh kepada anak anak asuh dalam panti asuhan.

Karena itu penempatan pengasuh menjadi prioritas dalam pengelolaan panti asuhan. Pengasuh yang ditempatkan sebaiknya orang profesional dan berpengalaman.

Ditambah lagi dia sudah berkeluarga, berjiwa pendidik dan memahami ajaran Islam dengan baik dan mengamalkannya.

Dalam panti asuhan Muhammadiyah tentu pengasuh yang memahami tentang Al Islam dan Ke Muhammadiyahan. Selain itu dapat menjadi uswah atau suri teladan yang baik bagi anak anak asuhnya.

Kedua, pendidikan khusus yang diberikan oleh seorang guru secara rutin dan kontinyu. Dia memberikan pendidikan agama Islam secara berkala dan serius menjalankan tugasnya.

Namun pendidikan dan pengajaran yang diberikan perlu ada kurikulum dan silabusnya. Bisa juga dibentuk lembaga pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) di dalam panti asuhan.

Keberadaan MDT ini lebih strategis dalam merealisasikan pendidikan ke Islaman, termasuk ke Muhammadiyahan bagi panti asuhan milik Muhammadiyah.

Pendidikan MDT ini sudah jelas kurikulum dan silabusnya. Jika ada penambahan materi pelajaran yang dirasakan perlu pendalaman dan penguatan. Pengurus panti bisa memasukkan dalam materi pendidikan di MDT tersebut.

Khusus soal pendalaman dan penguatan pelajaran aqidah (tauhid atau keimanan), syariah dan ibadah. Materi ini diharapkan dapat memperkuat dan memperdalam spiritualitas anak anak asuh.

Setelah mereka dewasa dan mandiri, keyakinan dan pengamalan spiritual mereka tidak dapat diragukan lagi. Demikian pula pendidikan adab dan akhlakul karimah juga diperkuat dan diperdalam.

Pendidikan ini dalam rangka membentengi moral anak anak asuh. Baik saat mereka berada di panti asuhan, maupun ketika sudah berada di dalam masyarakat.

Pendidikan moral spiritual ini harus menjadi prioritas dari aktifitas panti asuhan dalam melayani dan mengasuh anak anak asuhnya.

Diharapkan, mereka setelah dewasa benar-benar menjadi orang saleh dan memberi suri teladan bagi keluarga dan masyarakat.

Mereka tak ubahnya seperti Ahlus Suffah yang tinggal di Masjid Nabawi, Madinah Al Munawwarah. Pengasuhnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat beliau.

Mereka benar benar mendapatkan pendidikan moral spiritual langsung dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam yang mengasuhnya. Pribadi Rasulullah pun menjadi Uswatun Hasanah bagi mereka.(Al Ahzab:21)

Akhirnya mereka termasuk sahabat Rasulullah yang aktif berdakwah dan memperjuangkan Islam dengan sepenuh jiwa raganya.

Mereka pun menjadi uswah dan suri teladan bagi ummat Islam di seluruh dunia. Inilah urgensi Panti asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang diharapkan kedepannya. Wallahu ‘alam.

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button