Jakarta, Kabar Muhammadiyah Jabar—
Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jln. Kramat Raya, No. 164, Jakarta Pusat, Kamis (25/5/2023).
Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir berikut Sekretaris Umum Abdul Mu’ti, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Saad Ibrahim, Agus Taufiqurrahman dan Sekretaris PP Muhammadiyah Muhammad Sayuti dan Izzul Muslimin.
Haedar mengatakan, kedatangannya ke Kantor PBNU merupakan kunjungan balasan pasca Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta tahun lalu.
Kunjungan PP Muhammadiyah diterima langsung oleh KH. Yahya Qolil Staquf serta Ketua Umum PBNU Gus Yahya yang didampingi oleh Wakil Ketua Umum Amin Said Husni, Wakil Sekjen Suleman Tanjung, Najib Ascha dan Imron Rosyadi Hamid.
Pada pertemuan tersebut ada tiga agenda penting yang menjadi pokok bahasan, yakni bidang ekonomi, politik dan kepemimpinan moral.
Haedar mengungkapkan, Muhammadiyah dan NU bagaikan dua sayap yang menerbangkan keislaman dan keindonesiaan.
Hal ini menurutnya ditunjukan dengan banyaknya kesamaan dan rasa kesalingan antara Muhammadiyah dan NU.
“Kita ini di bolak-balik ya Islam, maka dari itu kita terus menggelorakan Islam yang damai, mencerahkan dan memajukan,” kata Haedar.
Ketua Umum PBNU Yahya Qolil Staquf sepakat bahwa isu strategis dalam konteks keumatan dan kebangsaan saat ini adalah penguatan ekonomi yang berkeadilan, politik dan kepemimpinan moral supaya tidak terjadi lagi pembelahan akibat hajatan lima tahunan.
“Kami setuju dengan yang disampaikan oleh Muhammadiyah tentang urusan ekonomi, politik dan moral, sebab saat ini publik kehilangan sosok yang ditiru untuk urusan moral,” terang Gus Yahya.
Mengingat fenomena politik pada Pemilu 2019 yang memicu dikotomi masyarakat hingga sekarang, Gus Yahya menghendaki agar pemilu tahun depan tidak menggunakan embel-embel agama untuk mendulang suara.
Dia memandang para politisi yang akan maju dalam pertarungan Pemilu 2024 sebaiknya menyampaikan gagasan tentang kebangsaan yang lebih visioner, supaya pemilu lebih produktif.
*Editor: Moh Aqbil WAK