Kabar Persyarikatan

Zulhijah Tiba, Mari Hidupkan Masjid dengan Semangat Ibadah Seperti Ramadan

Bandung — Setiap kali Ramadan tiba, kita selalu diselimuti semangat ibadah, terutama pada sepuluh hari terakhir. Masjid-masjid dipenuhi jamaah yang khusyuk mengaji Al-Quran, berlomba mengejar khatam 30 juz.

Tak ketinggalan, suasana berbuka puasa menjadi momen istimewa dengan hidangan spesial yang disiapkan pengurus masjid, menciptakan kemeriahan yang begitu terasa. Sepuluh hari terakhir Ramadan menjadi waktu di mana setiap detik dimanfaatkan untuk mendekat kepada Allah SWT.

Namun, mengapa kita tidak merasakan semangat serupa saat memasuki sepuluh hari pertama bulan Zulhijah?

Masjid cenderung sepi, tidak seramai Ramadan. Ibadah sunnah seperti puasa, tilawah, atau qiyamul lail sering kali terlewat, padahal Rasulullah SAW telah menegaskan keutamaan luar biasa dari hari-hari ini.

Dalam sebuah hadis, beliau bersabda, “Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shalih yang dilakukan pada hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama bulan Zulhijah).” Para sahabat bertanya, “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi SAW menjawab, “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya, tetapi tidak ada yang kembali satu pun.” (HR Bukhari).

Hadis ini menegaskan bahwa amal shalih di sepuluh hari pertama Zulhijah memiliki nilai yang begitu tinggi di sisi Allah, bahkan melebihi jihad, kecuali jihad dengan pengorbanan total.

Dalam hadis lain, Rasulullah SAW juga bersabda, “Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk beribadah kepada-Nya daripada sepuluh hari (permulaan) bulan Zulhijah. Berpuasa setiap hari sebanding dengan puasa satu tahun, dan shalat pada malam harinya sama dengan shalat pada Lailatul Qadar.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Al-Baihaqi).

Keutamaan ini menunjukkan bahwa sepuluh hari pertama Zulhijah sejatinya memiliki nilai ibadah yang setara dengan kemuliaan sepuluh hari terakhir Ramadan. Puasa satu hari di waktu ini bernilai seperti puasa setahun, dan qiyamul lail di malam harinya setara dengan ibadah di malam Lailatul Qadar.

Bukankah ini peluang emas yang sayang untuk dilewatkan?

Untuk menyambut 1 Zulhijah 1446 H, yang bertepatan dengan Rabu, 28 Mei 2025, mari kita ciptakan kemeriahan ibadah sebagaimana di sepuluh hari terakhir Ramadan. Kita bisa memulai dengan memperbanyak puasa sunnah, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Puasa Arafah pada 9 Zulhijah memiliki keistimewaan tersendiri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa setahun sebelumnya dan setahun sesudahnya.” (HR Muslim)

Selain puasa, kita juga dapat menghidupkan masjid dengan tilawah Al-Quran, dzikir, dan qiyamul lail. Ajak keluarga, tetangga, dan komunitas untuk bersama-sama mengadakan kegiatan ibadah, seperti kajian agama atau berbagi takjil untuk berbuka puasa sunnah.

Dengan demikian, masjid akan kembali ramai, dan semangat kebersamaan seperti di Ramadan dapat kita wujudkan.***

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button