Oleh: M Rizal Fadillah
Isu Palestina-Israel sudah mendunia artinya segala peristiwa dan keadaan di tanah Palestina akan dan telah menjadi perhatian dunia, apakah dunia Islam maupun dunia selainnya. Makna lebih dalamnya adalah Palestina termasuk warganya tidak lagi sendirian dalam berjuang untuk kedaulatannya. Peristiwa yang berkaitan dengan Masjid Al Aqsho selalu menjadi magnet dan empati.
Serangan roket Hamas dan pejuang Islam lainnya di Jalur Gara menjadi kejutan. Khususnya bagi Israel yang terkaget bahwa benteng pertahanannya dapat ditembus oleh pejuang Palestina. Mitos proteksi “Kubah Besi” yang kokoh telah runtuh. Palestina ternyata lebih maju dan kuat.
Gempuran balasan Israel baik dari udara maupun rencana laut dan mungkin darat, hanya memancing masuknya relawan milisi dari berbagai penjuru dunia untuk membantu perjuangan Palestina. Belum lagi kedatangan pasukan berskala negara seperti Yordan, Turki, dan Qatar. Semakin brutal Israel semakin banyak kutukan internasional kepada negara zionis ini. Semakin banyak pula bantuan kepada Palestina.
Dewan Keamanan PBB terpaksa bersidang meski dengan hasil keputusan yang diduga moderat. Sidang OKI walau virtual harus menyatukan langkah bersama yang lebih konkrit. Dualisme pandangan akan berubah ketika eskalasi kebrutalan Israel meningkat. Negara Islam yang telah mengadakan perjanjian dengan Israel untuk sementara perlu melupakan dan mengabaikannya.
“Save Palestine” menjadi prioritas.
Tiga alasan mengapa Palestina akan semakin kuat pasca kejutan roket “Al Qassam” yang membombardir kota-kota di Israel atau disebut dengan operasi “Hijarotus Sijil Al Qassamiyah”, yaitu :
Pertama, jika gempuran Israel semakin brutal sementara DK PBB plintat plintut, maka Palestina akan dibantu milisi relawan dari berbagai penjuru dunia dan pasukan resmi negara tertentu. Moral perjuangan pejuang dan rakyat Palestina akan meningkat. Hamas (Jalur Gaza) dan Al Fatah (Tepi Barat) bergabung dan bersatu.
Kedua, Jika DK PBB maupun OKI menyerukan dan memaksakan gencatan senjata, maka hal ini artinya kemenangan ada di pihak Palestina. Hamas dan kekuatan lain dapat memproduksi lebih banyak dan lebih canggih roket-roket yang siap menghancurkan kota-kota Israel ke depan. Kemampuan merakit persenjataan sendiri kini terbukti dan menakutkan Israel.
Ketiga, Majelis Umum PBB didesak mengeluarkan Resolusi perlindungan warga Palestina, dan sebagaimana Resolusi sebelumnya hal ini akan disetujui oleh mayoritas anggota PBB. Meski Resolusi ini lemah pada aspek penegakkan hukumnya, namun menjadi modal “moral dunia” untuk melindungi Palestina.
Wilayah Palestina terbagi dua entitas politik yaitu wilayah pendudukan Israel dan Otoritas Nasional Palestina. Deklarasi kemerdekaan dilaksanakan pada tanggal 15 Nopember 1988 oleh Dewan Nasional PLO di Aljier. Di PBB PLO berstatus “pengamat” sebagai “entitas non negara”. HIngga 18 Januari 2012 sudah 129 negara anggota PBB mengakui Negara Palestina. Sengketa kedaulatan dengan Israel menjadi sebab Palestina belum mendapat pengakuan penuh.
Sejalan dengan “serangan kejutan” roket pejuang Palestina, maka dampak kebijakan apapun yang diambil, insya Allah akan menambah kuat Palestina. Perwujudan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat hanyalah masalah waktu, dan waktu itu akan semakin pendek. Makar Allah lebih baik dari makar siapapun. Termasuk makar si Dajjal penjahat perang, Israel laknatullah !
*) Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 18 Mei 2021