Sumber Gambar: Pribadi
Subang, Muhammadiyah Jabar— Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir MSi melakukan kunjungan ke acara peresmian gedung dan peletakan batu pertama Pondok Pesantren Kader Muhammadiyah Uswatun Hasanah Pagaden Subang. Sabtu (16/07/2022).
Acara ini diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pagaden bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Subang serta dilaksanakan di Komplek Masjid Al-Abror PCM Pagaden dari pukul 08.00 s.d 11.00 WIB.
Dalam kunjungannya, Prof Haedar Nashir resmikan sekaligus menjadi peletak batu pertama pembangunan Pondok Pesantren Kader Muhammadiyah dan pembangunan Kantor Panti Asuhan Muhammadiyah Subang.
Ketua PCM Pagaden, Kusnadi menerangkan, tujuan dibangunnya ponpes ini adalah sebagai tempat melahirkan kader-kader Muhammadiyah yang tentunya berkualitas dan dapat menjadi pelanjut tongkat estafet kepemimpinan di Muhammadiyah.
“Pesantren ini kami buat dengan sebuah tujuan, yaitu mempersiapkan kader-kader persyarikatan untuk menjadi pelanjut, penyempurna, dari persyarikatan Muhammadiyah,” ucapnya.
Kusnadi juga menjelaskan bahwa selain untuk bersilaturahmi, harapan dari kehadiran Prof Haedar adalah agar sang ketua PP Muhammadiyah itu bisa langsung memberikan arahan langsung kepada PCM Pagaden tentang bagaimana kiat mengembangkan ponpes
“Alasan kami mengundang Pak Haedar Nashir, yaitu supaya beliau mengenal tentang PCM Pagaden dan yang pada akhirnya nanti dapat memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengembangkan pondok pesantren ini, terutama dari sisi sarana dan prasarana,” ungakpnya.
Sementara itu, Prof Haedar Nashir mengaku kunjungannya kali ini bukan hanya sebatas peresmian dan peletakan batu pertama saja, melainkan untuk memperkuat semangat kolaborasi bersama berbagai pihak.
“Kunjungan saya ke Muhammadiyah Subang dan tentu ke masyarakat Subang itu untuk peletakan batu pertama dan peresmian, tapi lebih dari itu kami tentu bersilaturahmi dengan Pemda, Bupati, Kapolres, dan semua pihak untuk terus kita berkolaborasi membangun bangsa, lebih-lebih untuk merekat persatuan karena indonesia yang beragam ini memerlukan ikatan yang rekat dalam semangat kebhinekaan,” pungkasnya.
*Peliput: Rija Nurfalah Silmi
*Editor: Aqbil WAK