Kolom

Bangga Menjadi Kader IMM !!!

Sebagai manusia yang berakal yang diberikan kesempatan untuk dapat menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sudah sepatutnya kita bersyukur.

Rasa syukur tersebut bukan hanya sebatas ekspresi semata, tetapi lebih dari itu, rasa syukur haruslah termanifestasi dalam tindakan dan sikap kita selaku manusia terpelajar.

Menjalani perkuliahan dengan baik dan terus menerus mengejar prestasi akademik merupakan salah satu dari manifestasi rasa syukur tersebut, namun hal itu saja kiranya tidak cukup.

Kita perlu sadar akan tanggung jawab kita sebagai mahasiswa yang salah satunya adalah sebagai Social Control atau agen kontrol sosial.

Hari ini banyak sekali permasalahan sosial di tengah masyarakat yang luput dari pantauan Mahasiswa.

Bukan hanya kesewenang-wenangan para pemodal dan penguasa, namun juga budaya diam dan budaya takut yang semakin menyurutkan kritik dan keterlibatan publik dalam menjalankan negara semakin kental terasa.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang dikenal dengan singkatan IMM seharusnya hadir sebagai salah satu fase di tengah keringnya moralitas para pemodal dan penguasa, juga menjadi salah satu pemantik keberanian yang mengamplifikasi suara rakyat untuk dapat terlibat menentukan masa depannya sendiri.

Saya memahami betul bagaimana menjadi kader IMM yang berjuang untuk memberikan sebuah kehidupan yang meliputi konsumsi akal dan pemikiran, narasi dan pergerakan, kaderisasi dan dakwah yang  menjadi perwujudan kita sebagai Khoiru Ummah (umat terbaik), dan jelas itu bukan perjuangan yang mudah.

Jalan yang terjal merupakan pertanda bahwa kita berada di jalan dakwah yang benar. Aneh jika jalan perjuangan kita terasa mudah dan instan, mengingat bahwa Nabi Muhammad SAW pun berjalan pada jalan dakwah yang penuh tantangan, penuh penolakan, penuh peluh bahkan tangis, namun karena janji Allah pada Surat Ali Imran 104 itu nyata adanya, maka perjuangan itu akan terasa manis pada akhirnya.

Kita harus rutin melapangkan dada, mengevaluasi diri dan gerakan, sembari senantiasa melihat ke sekeliling kita, untuk tetap dekat dengan mereka yang terpinggirkan, dhuafa dan mustadh’afin yang membutuhkan peran kita baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kita juga harus mengerti bahwa rasa haus dan lapar akan ilmu pengetahuan haruslah menjadi karakter utama bagi kita selaku kader IMM, karena tanpanya kita hanya akan menjadi angkuh, seolah mengetahui segalanya dan cenderung untuk menolak pembaharuan.

Padahal, perkembangan zaman adalah tantangan yang menuntut kita untuk dapat terbuka dan beradaptasi agar tidak tergerus oleh kemajuan teknologi dan peradaban.

Kolaborasi dan sinergi menjadi cara untuk kita bisa melihat jauh kedepan,  dengan hal itu kita bisa yakin bahwa apa yang kita hadapi dan lakukan saat ini merupakan tindakan yang sesuai untuk masa depan. 

Kita mesti sadar bahwa ada tampuk kepemimpinan umat yang harus kita emban di masa yang akan datang, sejarah menuntut bukti nyata gerakan kita, untuk mewujudkan negeri yang indah, adil, dan makmur.

Selaku salah satu kader dari puluhan ribu kader IMM bahkan milyaran kader di masa lalu dan yang akan datang, saya berpesan kepada siapapun yang berada di dalam rumah besar bernama IMM ini: Berbanggalah dengan Almamater merah maroon yang kita punya, dengan slogan “Anggun dalam moral, Unggul dalam intelektual” yang sering kita gaungkan, dengan Tri Kompetensi dasar, dengan semua nilai-nilai dan warisan para pendahulu kita.

Karena berbangga menjadi kader IMM bukan lah hal yang salah,  justru kita harus berani menunjukan identitas kita pada dunia,  IMM adalah gerakan murni yang membawa nilai-nilai keluhuran untuk menciptakan dan memajukan peradaban umat.

Saya yakin semua kader IMM selalu memiliki cara yang unik dan autentik untuk melakukan dakwah  berkemajuan dan berkelanjutan, sehingga melahirkan  manusia yang lebih unggul dan anggun.

Berbahagialah dalam meniti perjuangan dan jalan dakwah ini, sebab janji kebahagiaan betul adanya. Solidaritas keilmuan harus terus dirajut, dan dibalut dengan persaudaraan atas perjuangan yang sama.

Immawan dan Immawati yang saya banggakan,  sebagai penutup, saya menegaskan Ikhtiar Kolektif yang berkemajuan harus kita mulai dan lakukan dari saat ini, bangun semangat perubahan agar tujuan mulia IMM dapat dirasakan, bermimpilah setinggi mungkin, lahirkan inovasi dan kreatifitas, ciptakan sejarah pembaharuan agar kita menjadi pusat peradaban umat.

Keyakinan kita yang teguh, diri kita yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan, kepedulian yang terus tumbuh, semua karakter yang membentuk kita sebagai kader IMM akan membuat kita mencapai semua keinginan tersebut.

Terakhir,  dekatlah pada sang pencipta karena sesungguhnya dialah yang maha dari segalanya melampaui yang tak terhingga.

Billahi Fi Sabililhaq Fastabiqul Khairat.

*Oleh: Faisal Amien Prawira (Ketua Umum DPD IMM Jawa Barat)

Editor: Aqbil WAK

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button