Kabar DaerahKabar Persyarikatan

Di SLB Aisyiyah Singaparna, Anak Tunarungu juga Berkesenian

(Tasikmalaya, 8/12) Apa jadinya jika siswa SLB yang tunarungu dan tunawicara bermain kesenian yang melibatkan istrumen musik? Di SLB Aisyiyah Singaparna, terbukti kalau mereka bisa.

Pada acara memperingati milad 106 Muhammadiyah, yang berlangsung Sabtu (08/12/2018), di kompleks pendidikan Muhammadiyah Cikedokan, Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya; PDM Kabupaten Tasikmalaya melibatkan siswa-siswi SLB Aisyiyah Singaparna sebagai bagian dari pengisi acara.

Siswa-siswi SLB tersebut menampilkan dua jenis kesenian: rampak kendang dan pantomim. Keduanya menggunakan musik sebagai instrumen. Tepuk tangan dan decak kagum pun tampak dari ratusan warga Muhammadiyah yang hadir.

Menurut Yani Hendriyany yang melatih siswa-siswi SLB itu, butuh waktu panjang untuk melatih anak tunarungu berkesenian sampai bisa tampil di puka publik. Paling singkat sampai tiga bulan.

“Melatih anak tunarungu berpantomim lebih ringan dari melatih rampak kendang. Kita cukup memberi konsep yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari mereka. Sedangkan untuk rampak kendang, sedikitnya ada lima tahap ketukan yang mesti diajarkan kepada mereka. Karena, kalau salah satu ketukan saja kacau, otomatis akan kacau semuanya,” ujar Yani.

Selain waktu yang tidak singkat, lanjut Yani, melatih anak tunarungu sampai bisa berkesenian juga butuh energi dan kesabaran. Komunikasi dengan bahasa isyarat memaksa pelatih agar menggerakkan nyaris semua indranya. Di samping itu, sering kali anak-anak lupa akan pelajaran yang sudah diberikan.

“Mereka yang berhasil sampai tampil di depan publik pasti yang tidak patah semangat. Banyak juga di antara mereka yang menyerah. Itu juga tantangan, bagaimana terus membesarkan hati mereka, supaya terus semangat,” Yani menambahkan.

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button