
Bandung – Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Bandung Dr Rahmat Alamsyah MAg menegaskan bahwa tugas dakwah merupakan tanggung jawab semua umat Islam. Menurutnya, setiap muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya memiliki kewajiban untuk menyampaikan dakwah kepada sesama.
”Dakwah itu memiliki beragam bentuk, bisa melalui lisan, tulisan, maupun dakwah bil hal, seperti event atau program lainnya. Saat ini, dengan berkembangnya teknologi informasi, kita juga bisa berdakwah melalui media sosial,” ujar Rahmat seperti dikutip dari Tausiah Ramadan di kanal YouTube UM Bandung pada Senin (17/03/2025). Ia pun mengutip hadis Rasulullah yang berbunyi “ballighu ‘anni walaw ayah” (sampaikanlah walaupun satu ayat).
Rahmat menjelaskan bahwa media sosial dapat menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan agama dan kebaikan. Melalui platform digital, umat Islam dapat berbagi konten yang dapat meningkatkan kualitas keimanan, ketakwaan, serta memperkuat kapasitas diri sebagai seorang muslim.
Lebih lanjut, ia berharap bahwa dakwah yang dilakukan melalui media sosial dapat membentuk karakter mulia dalam kehidupan umat, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan konsep Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk mengisi media sosial dengan konten-konten yang memperkuat iman dan memperbaiki kualitas spiritual mereka.
”Tentu pesan-pesan dakwah harus disampaikan dengan cara yang kreatif, inovatif, dan atraktif. Dengan demikian, masyarakat tidak akan bosan dan lebih mudah menerima pesan tersebut,” tambahnya.
Dalam ajaran Islam, lanjut Rahmat, Al-Quran telah memberikan pedoman tentang cara berdakwah yang efektif. Salah satunya tercantum dalam Surah An-Nahl ayat 125 yang menganjurkan dakwah bil hikmah wal mauizzatil hasanah (dengan kata-kata yang bijaksana dan nasihat yang baik) serta wajadilhum billati hiya ahsan (berdebat dengan cara yang baik).
”Jika ada perbedaan pendapat atau argumentasi, maka harus disampaikan dengan cara yang logis, rasional, dan tetap menjaga etika. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengarahkan masyarakat agar memiliki pemahaman yang positif dalam menjalani kehidupan,” imbuhnya.
Sebagai akademisi di bidang media dan komunikasi, Rahmat menilai bahwa dakwah melalui media sosial kini telah menjadi kebutuhan dan keharusan yang tidak bisa dihindarkan. Perkembangan teknologi memungkinkan setiap orang untuk berbagi konten-konten islami yang dapat menginspirasi banyak orang.
Ia mencontohkan bahwa di bulan Ramadan, konten dakwah bisa berupa ajakan untuk berbagi dan berderma, edukasi agama, serta doa-doa yang bermanfaat bagi pengguna media sosial. Selain itu, umat Islam juga bisa memperbanyak konten yang membahas isu-isu aktual dari sudut pandang Islam.
Rahmat menekankan bahwa agar dakwah di media sosial berjalan efektif, umat Islam setidaknya harus memahami tiga prinsip utama, yaitu tepat konten, tepat komen, dan tepat momen. ”Dengan memahami ketiga hal ini, insyaallah dakwah kita di media sosial akan lebih efektif dan diterima oleh masyarakat secara luas,” pungkasnya.***(FA)