ANTAPANI, (14/8) Perguruan SD-SMP Muhammadiyah Antapani Bandung mengundang Guru Besar dari Institut Teknologi Surabaya Prof. DR. Eng. Imam Robandi untuk memberikan Kuliah Umum kepada Guru-guru sekolah Muhammadiyah se-Kota Bandung. Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bandung melalui Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah Kota Bandung dan SD-SMP Muhammadiyah Antapani. Kegiatan ini sebuah momentum peningkatan kualitas guru menghadapi era Industri 4.0.
Kuliah umum ini diikuti 150 guru dari sekolah Muhammadiyah se Kota Bandung. Ibu Tete, Kepala SD Muhammadiyah 2 Bandung menuturkan, kehadirannya merupakan sebuah upaya dalam peningkatan ilmu pengetahuan terutama dengan isu-isu yang saat ini berkembang dan dunia pendidikan harus dengan cepat meresponnya, agar tidak ketinggalan serta mampu melejitkan prestasi sekolah. “Terutama guru-guru yang sejatinya bukan penduduk asli digital,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Prof. Imam Robandi menyampaikan, era Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. “Istilah ini mencakup sistem siber-fisik, IoT ( Internet of Think), Cloud Computing dan Cognitive Computation,” paparnya.
Prof. Imam mencontohkan, bagaimana kemudahan kehidupan sekarang ini yang hanya di lakukan melalui ujung jari. Membeli barang apapun itu bisa di lakukan di ujung jari. Bahkan, kita tidak harus memegang uang agar dapat memiliki sesuatu, karena transaksi sudah di lakukan secara elektronik. Penggunaan sidik jari ataupun pengenalan wajah (face recognition) sudah menjadi hal yang saat ini menjadi biasa.
Pertanyaan kemudian adalah bagaimana peran dari pendidikan terutama peran sentral seorang guru untuk menjawab itu semua. Memberikan pemahaman tentang bagaimana ilmu itu adalah tulang punggung manusia dalam perjalanan kehidupannya. Saat ini manusia lebih tergantung terhadap ketersediaan data dan satu data satu dunia. Sehingga pada akhirnya segala macam aktifitas manusia di era tersebut bisa di lakukan dengan hanya melakukan click saja.
Untuk itu seorang guru dalam menghadapi era tersebut masuk ke dalam hukum global kita menjadi pemenang atau tumbang jika tidak mampu untuk bertahan dan berinovasi. Demi menjawab tantangan tersebut maka guru harus bisa menjadi bagian dari perkembangan tersebut. Bukan hanya bagian yang pasif namun juga harus menjadi aktif. Memanfaatkan teknologi sebaik-baiknya. Sebagai contoh penggunaan media sosial untuk proses pengembangan diri dan profesi. Salah satunya membangun jejaring dengan dunia luar. Karena menurutnya salah yang menjadi kekuatan dalam menghadapi era tersebut adalah dengan kemampuan untuk membangun jejaring. Penggunaan teknologi sebagai tool dalam pembelajaran merupakan bagian yang tak kalah penting dalam memasuki era industri 4.0 tersebut.
Kuliah umum ini pula di isi penyerahan hadiah kepada juara Penulis Opini dalam kegiatan Master Peace yang di selenggarakan beberapa waktu yang lalu. Pak Ridwan dari SMP Al Ihsan menjadi juara 1 dan berhak mendapatkan piala dan penghargaan berupa uang. Secara seksama semua guru memperhatikan bagaimana ia mampu menjadi juara dengan kemampuan menulisnya yang ternyata ia miliki karena proses berlatih dan terus berlatih.
Kegiatan ini pula di isi dengan pembacaan ayat suci al-Quran yang di bacakan oleh M. Izharul Haq dan tampilan solo vokal yang di lantunkan oleh Aisyah Amelia R yang disambut dengan tepukan yang gemuruh. Kedua Ananda yang tampil adalah peserta didik yang berprestasi dalam bidangnya yaitu Izhar seorang hafidz dan Amel merupakan juara vokal menyanyi solo se-Indonesia yang di selenggarakan oleh Peace Generation beberapa waktu lalu.
Sambutan hangat dari PDM Kota Bandung di sampaikan oleh Ust. H. Saud Effendy. Dalam sambutannya mengatakan bahwa, “sangatlah rugi apabila guru-guru tidak dapat hadir di tempat yang sungguh istimewa kali ini. Karena mereka akan melewatkan beberapa hal positif tentunya mengenai pengembangan diri dalam mendidik di era Industri 4.0. Di tambah even ini merupakan even gratis, guru hanya tinggal duduk dan menyimak dengan seksama”.
Sebagai penutup, “Ia mengucapkan terima kasih atas kehadiran dari seorang Prof. Imam dan telah bersedia mengisi kegiatan yang tentunya menginspirasi ini”. (Yudhi Kurnia, S.T)