Bandung – Himpunan mahasiswa dan program studi Teknologi Pangan UM Bandung menggelar Seminar Teknologi Pangan dengan tema “Water is Life, Water is Food, Leave No One Behid” di Auditorium KH Ahmad Dahlan lantai tiga kampus ini pada Senin (16/10/2023).
Seminar yang berlangsung semarak dan interaktif ini dihadiri 150 mahasiswa program studi Teknologi Pangan dan sebagian dari program studi lainnya yang ada di UM Bandung.
Selain itu, kegiatan ini juga diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (World Food Day) yang jatuh setiap tanggal 16 Oktober.
Narasumber pertama yakni Fahmi Ilman Fahrudin STP MoFT (dosen UM Bandung yang sedang menempuah S3 di Chiang Mai University Thailand). Fahmi mengupas soal air, termasuk manfaatnya dalam kehidupan secara virtual.
Komponen penting
Air adalah cairan yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau pada kondisi standar. Air juga merupakan zat paling penting bagi kehidupan di bumi. Ia adalah komponen penting untuk berbagai proses biologis.
“Air juga menjadi kebutuhan mendasar dalam berbagai proses alam, ekosistem, dan aktivitas manusia, termasuk minuman, pertanian, industri, dan keseimbangan lingkungan,” tutur Fahmi.
Sementara itu, narasumber kedua yakni Owner PT Miun Sinergi Nusantara Rizky Ananda STP. Rizky banyak menerangkan soal kegunaan air dalam membuat suatu produk, termasuk membuat saus.
“Air berperan sebagai bahan yang sangat penting, misalnya, dalam pembuatan saur yang mencapai 60 persen. Kenapa air banyak digunakan? Karena air itu gratis. Yang mahal itu proses pengolahannya. Oleh karena itu, kita harus bersyukur karena banyak sumber air di Indonesia,” ungkap Rizky.
Namun, lanjut Rizky, airnya harus berstandar alias terjamin kualitasnya. Tidak asal mendapatkan dan menggunakan air ketika membuat sebuah produk.
Pemahaman soal air inilah, kata Rizky, sangat penting juga dimiliki pelaku UMKM. Ketidakpahaman pelaku UMKM terhadap kualitas air ketika membuat produk bisa menyebabkan masalah.
Berani memulai
Lebih jauh, Rizky juga memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk berani memulai menjadi pengusaha. Dirinya mengaku dahulu memulai usaha dengan berjualan gorengan.
“Saya mulai usaha dari jualan gorengan di kelas. Kalau orang lain fokus berjualan dahulu, saya malah fokus kepada mutu dan legalitas produk karena saya berlatar belakang kuliah teknologi pangan,” tandas Rizky.
Narasumber ketiga yakni Ketua Pusat Kajian Ketahanan Pangan UM Bandung Dr Khairiah SP MT yang mengupas pengolahan air dan pengelolaan limbah air.
Khairiah menjelaskan bahwa pengolahan dan pengelolaan air sangat penting karena air merupakan akses untuk kebutuhan pokok, sanitasi, akses untuk pertanian, perikanan, dan peternakan.
”Air juga berguna untuk kebutuhan industri, energi, rekreaksi, dan bahkan transportasi,” tambah Khairiah.
Khairiah mengingatkan agar semua pihak tidak mengeksploitasi sumber air bersih yang berasal dari air tanah secara berlebihan. Pasalnya, jika tidak diatur dengan baik, hal itu akan menimbulkan degradasi kualitas dan kuantitas air bersih.
Selain itu, produksi pangan juga ditentukan oleh keberadaan air. Oleh karena itu, kata Khairiah, setidaknya ada tiga karakteristik air yang harus diperhatikan, yakni kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pelaksana Kegiatan sekaligus Ketua HIMTEKPA UM Bandung Mochamad Nafila DM berharap adanya kegiatan ini membuat mahasiswa Teknologi Pangan dan masyarakat dapat memahami betapa pentingnya air dalam kehidupan, baik untuk kebutuan masyarakat maupun dalam produksi pangan.
“Dengan demikian, kita sebagai masyarakat dapat lebih peduli lagi terhadap air dan tidak menyia-nyiakan air dalam kehidupan dan keseharian kita,” tegas Nafila.
Seminar yang dimoderatori oleh Ana Nadiya Afinatul Fishi STP MTP ini diakhiri dengan diskusi dan tanya jawab. Para mahasiswa tampak antusias mengikuti kegiatan ini.***(FA)