Depok, Kabar Muhammadiyah Jabar—
Ahad, 15 september 2024 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Curug, Bojongsari Kota Depok disahkan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Depok. Prosesi pengesahan PRM Curug ini bertempat di masjid at-tanwir pcm bojongsari.
Dalam kesempatan ini Rovi Yustani Oktaviano, s.p., m.si., didapuk sebagai Ketua PRM Curug. Pria kelahiran Jakarta yang sehari-hari sebagai komisioner baznas Kota Depok ini akan mengemban amanah sebagai ketua prm curug untuk periode 2022-2027.
Dalam sambutannya dr. Zamah Sari,m.ag., Ketua PCM Bojongsari menyatakan kegembiraannya atas terbentuknya dan sekaligus pengesahan pendirian prm curug ini.
Karena hal ini menunjukkan adanya gerak dinamis dalam dakwah persyarikatn di PCM Bojongsari.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa usia PCM Bojongsari sendiri masih relatif baru, yakni baru dua tahun, tetapi sudah banyak yang dilakukan PCM ini.
“Awal berdiri pcm bojongsari hanya memiliki tiga ranting, kini setelah dua tahun pcm berkiprah, alhamdulillah sudah lima ranting kita bentuk,” ujarnya.
Khusus untuk prm curug ini memiliki peran yang strategis, mengingat pcm bojongsari baru saja membangun masjid dan gedung dakwah di kelurahan curug.
Masjid yang diberi nama at-tanwir ini, diharapakan benar-benar sebagai pusat pencerahan bagai masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.
“Tentu PRM Curug merupakan garda terdepan dalam memakmurkan masjid, karena jaraknya paling dekat dibanding ranting lainnya. Dengan demikian keberadaan masjid bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak,” pungkas zamah sari.
H. Ali wartadinata, selaku Ketua PDM Kota Depok, dalam amanahnya memberikan apresiasi kepada PCM Bojongsari.
“PCM ini paling bontot, namun gerakannya sangat lincah, semoga pergerakan ini terus istikamah di masa-masa mendatang,” katanya.
Kepada PRM Curug H Ali, memberikan arahan agar pimpinan ranting yang baru dilantik menghindari sifat-sifat yang kurang produktif untuk gerak dakwah persyarikatan. Dan yang terpenting muhammadiyah adalah gerakan.
Oleh karena itu muhammadiyah harus terus bergerak, menghadirkan maslahat untuk umat.
“Jika muhammadiyah tidak bergerak, maka itu namanya muhammadiem,” selorohnya disambut tawa hadirin.