Kabar PersyarikatanKolom

Kepemimpinan Dedi Mulyadi: Menghapus Sekat Sosial dalam Pendidikan di Jawa Barat (3)

Oleh: Ace Somantri*

PENDIDIKAN juga selain tanggung jawab pemerintah, masyarakat juga memiliki tanggung jawab perlu berperan aktif dalam menciptakan sistem pendidikan yang lebih inklusif. Orang tua, komunitas, dan sektor swasta dapat bekerja sama untuk mendukung pendidikan yang lebih merata. Misalnya, dengan mendukung program pendidikan berbasis masyarakat, mengembangkan perpustakaan dan ruang belajar publik, atau memberikan akses pelatihan bagi guru-guru di daerah yang masih tertinggal.

Pendidikan yang baik bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat yang peduli terhadap masa depan generasi sumber daya manusia mendatang. Dengan konsep pendidikan yang lebih inklusif dan merata, diharapkan setiap anak dapat memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan mencapai potensinya secara maksimal.

Pendidikan bukan hanya tentang mencetak juara kelas, tetapi tentang membangun generasi yang cerdas, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan di masa depan. Oleh karena itu, sudah saatnya ada kesadaran bersama bahwa sistem pendidikan di Indonesia wajib segera bertransformasi menjadi lebih adil, fleksibel, dan benar-benar berpihak pada semua usia anak sekolah dari berbagai jenjang satuan pendidikan, tanpa terkecuali.

Kebijakan dan visi pendidikan Kang Dedi Mulyadi

Di bawah kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi, Gubernur Jawa Barat, ada indikasi harapan dengan dimulainya beberapa pernyataan dan janji politik terlihat menunjukkan arah perubahan lebih baik dalam dunia pendidikan yang lebih inklusif dan merata. Kita lihat didalam salah satu kanal YouTube-nya, saat membahas rencana skema anggaran bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi beserta jajarannya, Kang Dedi menekankan pentingnya pendidikan yang dapat diakses oleh semua usia anak sekolah, tanpa terkecuali.

Kang Dedi menyoroti hal tersebut dapat dipandang bahwa sistem pendidikan saat ini masih berpihak pada kelompok tertentu, khususnya mereka yang berasal dari keluarga mampu dan memiliki prestasi akademik tinggi. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk menghadirkan kebijakan yang lebih adil bagi seluruh masyarakat, khususnya di Jawa Barat, yang lansung sebagai daerah yabg di bawah kepemimpinannya.

Salah satu gagasan utama yang diusung dan ditawarkan Kang Dedi Mulyadi adalah memastikan dan akan berupaya keras bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil jauh dari perkotaan akan mendapatkan perhatian yang sama seperti sekolah-sekolah unggulan di perkotaan. Selama ini, alokasi anggaran pendidikan sering kali tidak merata, menyebabkan ketimpangan dalam kualitas infrastruktur, tenaga pengajar, serta fasilitas pembelajaran.

Maka melalui kebijakannya dalam bidang pendidikan, Kang Dedi mendorong pemerataan anggaran agar setiap sekolah dapat memiliki fasilitas yang memadai sehingga tidak ada lagi perbedaan mencolok antara sekolah negeri, swasta, dan sekolah-sekolah yang sudah memiliki branding favorit. Lebih lanjut, visi Kang Dedi Mulyadi dalam pengembangan sistem pendidikan di Jawa Barat akan menekankan pada aspek pembentukan karakter dan pemberdayaan anak-anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu sehingga mereka berdaya dan memiliki kepercayaan diri sama dengan yang lainnya .

Dalam diskusinya bahwa anggaran yang akan dipersiapkan, dia menyoroti perlunya beasiswa dan bantuan pendidikan yang lebih luas bagi anak usia sekolah berbagai jenjang dari kalangan sosial dan ekonomi lemah. Dengan cara tersebut, anak-anak dari keluarga miskin tidak lagi harus mengorbankan pendidikan mereka hanya karena keterbatasan akses sosial maupun finansial.

Pendidikan seharusnya menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan kepercayaan diri, bukan menjadi penghalang bagi mereka yang kurang beruntung dan membuat minder tidak percaya diri. Selain itu, Kang Dedi Mulyadi dalam diskusinya dia mengkritisi pola seleksi sekolah yang terlalu menitikberatkan pada nilai akademik semata. Padahal, kecerdasan dan kemampuan anak usia sekolah sangat variatif dan majemuk.

Sehingga dia menegaskan bahwa sekolah yang baik bukan hanya tempat bagi mereka yang sudah unggul, tetapi juga harus menjadi sarana media bagi semua usia anak sekolah untuk berkembang dan lebih mandiri. Oleh karena itu, ia mendorong sistem penerimaan siswa atau peserta didik yang lebih fleksibel dan tidak diskriminatif sehingga setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, tanpa harus menghadapi hambatan karena keterbatasan berbagai hal yang dihadapi anak.

Kebijakan Kang Dedi Mulyadi juga mencerminkan visi pendidikan berbasis nilai-nilai budaya dan kearifan lokal. Dalam beberapa kesempatan, ia menekankan bahwa pendidikan tidak hanya harus fokus pada penguatan akademik semata, tetapi juga pada pembentukan karakter budaya luhur bangsa dan pemahaman terhadap lingkungan sekitar. Dengan demikian, sekolah tidak hanya mencetak individu yang cerdas secara intelektual, tetapi memiliki kepedulian sosial, rasa empati, simpati dan kesiapan untuk berkontribusi dalam lingkungan masyarakat.

Di berbagai rancangan kebijakan dan visinya, Kang Dedi Mulyadi membawa harapan baru dalam tatanan dunia pendidikan yang berada di Jawa Barat. Langkah-langkah yang direncanakan telah menunjukkan sikap serius dan sungguh-sungguh bahwa pendidikan yang berkualitas tidak boleh menjadi hak istimewa bagi segelintir orang-orang tertentu, tetapi harus dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat diberbagai kalangan. Dengan pendekatan yang lebih inklusif, merata, dan berbasis pada keadilan sosial, dan berupaya untuk menghapus sekat-sekat sosial dalam dunia pendidikan, sehingga setiap usia anak sekolah di Jawa Barat dapat memiliki masa depan yang lebih cerah dan mencerahkan.

Harapan yang hendak dicapai

Pendidikan yang ideal adalah pendidikan yang dapat diakses oleh semua anak tanpa diskriminasi, baik dari segi ekonomi, sosial, politik, maupun kemampuan akademik. Kritik terhadap sekolah elitis menunjukkan bahwa sistem pendidikan saat ini masih menciptakan kesenjangan sosial yang menghambat kesempatan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. Sehingga sangat memungkinkan diwaktu yang akan datang akan menciptakan status sosial yang berujung anarkistis.

Oleh karena itu, kebijakan yang lebih inklusif, adil, dan merata, seperti yang diusung oleh Kang Dedi Mulyadi, menjadi harapan baru bagi dunia pendidikan di Jawa Barat. Dengan pemerataan anggaran, akses pendidikan yang lebih luas, serta sistem seleksi yang tidak diskriminatif, pendidikan dapat benar-benar menjadi sarana untuk mencerdaskan masyarakat dan kehidupan bangsa, bukan sekadar alat seleksi bagi mereka yang sudah unggul sejak sedari awal.

Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata bukan hanya tugas pemerintah, melainkan membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk masyarakat, tenaga pendidik, dan berbagai stakeholdes. Sinergi antara kebijakan pemerintah dan partisipasi masyarakat akan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan hak pendidikan yang layak tanpa hambatan ekonomi atau sosial.

Dengan semangat gotong-royong dan komitmen terhadap pemerataan layanan pendidikan, diharapkan generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, berkarakter, dan siap membangun masa depan bangsa yang lebih baik yang memajukan dirinya, kelurganya, bangsa, dan negaranya. Wallahu’alam.

*Wakil Ketua PWM Jawa Barat

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button