Oleh Iis Muala Wati, S.H (Alumni PPUT UMM 2017)
KH. Muthalib Usman lahir pada tanggal 6 Juni 1918 di Kukusan Utara, Kota Depok. Ayahnya bernama Disan dan ibunya bernama Nebah. Sang ayah meninggal saat beliau berusia lima tahun. Semenjak remaja KH. M. Usman gemar mengikuti pengajian, membaca buku ilmu maupun agama, dan menyaksikan pertunjukan seni budaya tradisional.
Saat hijrah ke Batavia (Sekarang Jakarta) KH. M. Usman menjadi anggota Muhammadiyah, tepatnya pada tanggal 1 Juli 1938. Namun, beliau tidak gegabah dalam mengambil keputusan mendirikan organisasi ini di Kota Depok. KH. M. Usman berkonsultasi dengan tokoh-tokoh Muhammadiyah yang dikenalnya dan melakukan berbagai pendekatan terlebih dahulu.
Pada tahun 1953, KH. M. Usman ikut menghadiri Muktamar Muhammadiyah ke-32 di Purwokerto, Jawa Tengah. Inilah titik awal berdirinya Muhammadiyah di Kota Depok. Perkembangan Muhammadiyah di berbagai daerah disiarkan dalam muktamar. Amal usaha di bidang pendidikan, ibadah, dan sosial kesehatan membuat decak kagum. KH. M. Usman pun bertekad mendirikan Muhammadiyah di Kukusan Kota Depok sepulangnya dari purwokerto.
Seperti halnya tantangan di daerah lain, Muhamadiyah di daerah Kukusan juga dituduh wahabi, golongan kafir, maling qunut, tukang ubah agama dsb. Namun, semua tuduhan tersebut dihadapi dengan senyuman dan amal nyata, sehingga tidak terjadi adu kekuatan fisik dalam masyarakat.
Lambat laun terbentuklah PCM Depok, KH. M. Usman menjadi pemimpin selama beberapa periode. Terhitung sejak tahun 1961 sampai terbentuknya Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Depok pada tahun 1990. Pada masa kepemimpinannya, Muhammadiyah mengalami perkembangan yang signifikan.
Perkembangan yang dicapai antara lain: roda organisasi berjalan dengan baik, berbagai rapat diadakan, musyawarah pergantian pimpinan lima tahunan berjalan tertib, aktivitas dalam masyarakat berkembang pesat sehingga syiar Muhammadiyah di Depok makin meluas dan dirasakan masyarakat.
KH. M. Usman meninggal dalam usia 81 tahun. Tepatnya pada hari Sabtu, tanggal 24 Juli 1999 M/11 Rabiul Akhir 1420 H. Beliau wafat meninggalkan seorang istri dan tujuh anak yang seluruhnya telah berkeluarga, serta dua puluh empat orang cucu. Ribuan orang datang bertakziyah dan mendoakannya. Setelah dishalatkan di masjid Al Mujahidin Kukusan, jenazahnya dikebumikan berdampingan dengan makam istri pertamanya yang wafat 20 tahun sebelumnya.
Referensi:
Muhsin (2018) KH.M.Usman: Perintis Muhammadiyah Depok Ulama dan Pejuang Bangsa. Depok: Idea