Kabar Persyarikatan

FDI Bisa Jadi Ancaman Lingkungan Jika Tanpa Prinsip Keberlanjutan

Bandung – Saat ini Dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi tidak bisa lagi dilepaskan dari isu keberlanjutan. Hal tersebut ditegaskan oleh Ghulam Muhammad Qamri dari University of Sargodha Pakistan dalam seminar internasional bertajuk “From FDI to Green Finance: Incentivizing Clean Growth”.

Seminar yang dihadiri puluhan mahasiswa ini diselenggarakan di lantai dua gedung Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung, Jalan Soekarno-Hatta Nomor 752, Kota Bandung, pada Rabu (02/07/2025).

Qamri menyampaikan pandangannya bahwa Foreign Direct Investment (FDI) harus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang bersih dan berkelanjutan.

“Tidak semua FDI membawa dampak positif. Jika tidak disertai regulasi dan prinsip keberlanjutan, FDI justru bisa menjadi ancaman bagi lingkungan,” ucap Qamri.

Insentif fiskal

Selain itu, dia juga menyoroti perlunya insentif fiskal dan instrumen keuangan hijau untuk mendorong investor mengalokasikan dananya pada sektor ramah lingkungan.

“Green finance merupakan jembatan antara pertumbuhan dan kelestarian. Tanpa pendekatan ESG (Environmental, Social, and Governance), FDI bisa mengarah pada kerusakan jangka panjang,” ujar Qamri.

Dalam presentasinya, Qamri juga menampilkan riset yang menunjukkan bahwa sektor keuangan konvensional masih berkontribusi besar terhadap degradasi lingkungan.

Oleh karena itu, dia mendorong dan menegaskan bahwa dibutuhkan sistem kebijakan terpadu antara bank sentral, lembaga keuangan, dan negara untuk mengarahkan arus investasi pada sektor hijau.

“Kita perlu menciptakan pasar yang memberikan keuntungan pada energi terbarukan, bukan pada polusi,” katanya.

Lebih lanjut, Qamri menjelaskan bahwa peran pemerintah dan akademisi, misalnya yang berada di lingkungan UM Bandung, sangat penting dalam mendorong perubahan ini.

“Institusi pendidikan seperti UM Bandung memiliki tanggung jawab moral untuk menciptakan generasi yang sadar akan ekonomi hijau,” ungkapnya.

Pertukaran mahasiswa

Di samping seminar, dalam acara ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Bandung dengan University of Sargodha.

Kerja sama yang sangat positif ini meliputi pertukaran mahasiswa, penelitian bersama, mobilitas dosen, pengembangan program akademik, dan kolaborasi dalam penyelenggaraan kegiatan ilmiah.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Bandung Ahmad Diponegoro, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Ijang Faisal, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ia Kurnia, perwakilan dosen, dan beberapa tamu undangan lainnya.***(FK)

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button