Oleh: Ace Somantri*
BANDUNGMU.COM – Dalam sepekan yang singkat, pelantikan Presiden Prabowo menarik perhatian luas, baik dari rakyat Indonesia maupun masyarakat dunia. Dari persiapan hingga pelaksanaan pelantikan berjalan meriah, dan penyusunan serta pelantikan kabinet dilakukan secara cepat, tanpa jeda waktu.
Prabowo dengan disiplin waktu yang ketat tampil sebagai pemimpin baru. Menyusun semuanya dengan langkah agresif dan bermakna. Keunikannya terlihat saat menyebutkan nama pemimpin negara yang hadir beserta jabatannya secara lengkap tanpa teks—suatu prestasi luar biasa.
Slogan kampanye “ok gas” yang menjadi ciri khas kemenangan Prabowo tampak terwujud dalam bentuk Kabinet Merah Putih yang mencerminkan simbol nasionalisme yang mendalam. Secara sederhana, merah putih adalah bendera bangsa yang mewakili sejarah kemerdekaan dan keteguhan dalam mempertahankan kedaulatan dari ancaman manapun, baik internal maupun eksternal. Lebih dari sekadar kain berwarna, bendera ini membawa nilai sejarah yang begitu berarti bagi negeri ini.
Pada rapat kabinet pertama, Presiden Prabowo menyampaikan pesan yang tampaknya sederhana, tetapi bermakna besar bagi pelayanan publik. Ia menekankan pentingnya merombak birokrasi yang terkenal rumit dan berbelit di Indonesia.
Budaya birokrasi yang lamban ini bahkan tidak hanya ada di pemerintahan, tetapi juga di sektor swasta. Pejabat sering terjebak dalam sikap birokratis dan elitis. Merasa diri mereka lebih tinggi hanya karena jabatan.
Dengan semangat “ok gas” yang khas, para anggota kabinet langsung diberangkatkan ke Lembah Tidar, Magelang, untuk mengikuti kegiatan yang dirancang oleh Presiden. Para menteri, mengenakan kemeja putih, menaiki pesawat Hercules milik TNI untuk menuju pusat pendidikan Akademi Militer. Kegiatan ini, yang bertujuan untuk menanamkan nilai nasionalisme dan patriotisme, diikuti oleh semua menteri tanpa membedakan jabatan, menciptakan suasana yang unik di pemerintahan periode ini.
Gaya kepemimpinan militer Prabowo terasa dan terlihat jelas. Kabinet Merah Putih mencerminkan semangat persatuan bagi seluruh elemen bangsa di bawah bendera merah putih di dunia internasional. Harapan besar ada pada kepemimpinan kali ini untuk mengibarkan bendera kemerdekaan, kebebasan, dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam segala aspek kehidupan bangsa.
Sikap nasionalisme dalam kepemimpinan Prabowo perlahan terlihat nyata. Penggunaan produk dalam negeri oleh Presiden, seperti kendaraan buatan PT Pindad, mencerminkan kebanggaannya terhadap karya bangsa sendiri. Harapannya, ini dapat mendorong kreator dan inovator muda agar tak perlu pergi ke luar negeri.
Pertanyaan mengenai kapan bangsa ini benar-benar mandiri dan berdaulat terus muncul, dan jawabannya ada pada pemimpin serta kebijakan politik yang akan diputuskan. Saat ini, harapan besar ada bahwa dalam satu periode ini jawaban itu akan terwujud melalui kebijakan yang dijalankan.
Meski demikian, potensi inkonsistensi dan pencitraan pada rakyat tetap ada. Namun, untuk saat ini, kita perlu berprasangka baik agar kebaikan dapat muncul dan terwujud. Gagasan dan ucapan Prabowo dalam berbagai kesempatan mengisyaratkan harapan bagi perubahan yang lebih baik bagi Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Setidaknya, karakter kedisiplinan Prabowo sudah terasa dalam Kabinet Merah Putih. Dengan kedisiplinan ini, percepatan dalam memajukan bangsa akan semakin nyata di berbagai bidang, seperti ketahanan pangan. Sebagai negara agraris, tak seharusnya Indonesia harus mengimpor pangan dalam jumlah besar.
Dengan wewenang penuh yang dimilikinya, Prabowo dapat mengontrol para menteri tanpa batasan, mendorong kreativitas dan produktivitas di bawah kendalinya, sesuatu yang sulit dilakukan saat ia hanya Menteri Pertahanan dengan cakupan kewenangan yang terbatas.
Kabinet Merah Putih diharapkan dapat menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia kuat dan berani dalam mempertahankan negeri. Pengaruh asing diharapkan dapat ditekan, dan jika perlu, dilawan dengan keberanian.
Kabinet ini harus siap menghadapi segala rintangan demi membela bangsa dan negara. Jika mereka menjalankan tugasnya dengan baik, rakyat akan mendukung penuh, tetapi jika mengkhianati rakyat, mereka akan berhadapan dengan penghakiman dari rakyat sendiri.
Walau gaya kabinet Merah Putih mungkin dianggap berlebihan oleh sebagian pihak, jika kebijakannya berpihak kepada rakyat, tentu hal itu patut diapresiasi. Namun, jika hanya untuk kepentingan pribadi atau golongan, jelas itu hanya sekadar topeng. Presiden berulang kali menyatakan komitmennya untuk mengabdi bagi bangsa, negara, dan rakyat Indonesia hingga akhir hayatnya.
Komitmen tersebut layak dipercaya, mengingat rekam jejak Prabowo di militer yang menunjukkan kepeduliannya pada bawahan dan pasukannya. Kini, dengan menjadi Presiden, ia memiliki peluang besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang bermartabat, berdaulat, dan mandiri di mata dunia.
Pemilihan nama Kabinet Merah Putih mungkin terinspirasi dari lagu “Berkibarlah Benderaku” karya Ibu Sud yang memuat nilai-nilai kepahlawanan. Dari lirik yang penuh makna itu, tampaknya Presiden Prabowo berharap agar para anggota kabinetnya berjuang untuk kemerdekaan, kebebasan, dan kedaulatan bangsa, siap melawan ancaman dari dalam dan luar negeri. Wallahu’alam.
*Dosen UM Bandung dan Wakil Ketua PWM Jabar