
Tasikmalaya, Kabar Muhammadiyah Jabar—
Pesantren Muhammadiyah Al Furqon Tasikmalaya mencatat sejarah baru dengan menjadi pesantren pertama di Indonesia yang menjalani proses akreditasi oleh Lembaga Pengembangan Pesantren (LP2) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan akreditasi berlangsung pada Senin s,d Kamis, 3–6 November 2025 di kompleks Pesantren Muhammadiyah Al Furqon Tasikmalaya.
Dua asesor LP2 PP Muhammadiyah, Haris Safrudin asal Kendal dan Danik Dania Asadayanti dari Yogyakarta, ditugaskan untuk melakukan visitasi, telaah dokumen, serta observasi kegiatan pembelajaran dan pengelolaan pesantren.
Pembukaan visitasi secara resmi dihadiri oleh Bendahara LP2 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, Ade Kartini, yang memberikan apresiasi tinggi atas kesiapan dan keberanian Pesantren Al Furqon menjadi pelopor pelaksanaan akreditasi pesantren Muhammadiyah.
Sementara itu, Pimpinan Pesantren Muhammadiyah Al Furqon Tasikmalaya, Uum Syarif Usman, menyampaikan rasa syukur atas kesempatan tersebut. Meski waktu persiapan yang diberikan oleh LP2 PP Muhammadiyah relatif singkat, hal itu tidak menyurutkan semangat para guru dan pembina pesantren.
Visitasi akreditasi ditutup pada 6 November 2025 oleh Wakil Sekretaris LP2 PP Muhammadiyah, Cecep Taufiqurrahman. Dalam sambutannya, Cecep menegaskan bahwa proses akreditasi bukanlah ajang penilaian semata, tetapi sarana refleksi dan evaluasi bagi pesantren untuk terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan pembinaan santri.
Sebelum penutupan, para asesor menyampaikan sejumlah rekomendasi pengembangan berdasarkan hasil telaah dokumen, observasi lapangan, dan wawancara dengan civitas pesantren.
Kegiatan empat hari ini diakhiri dengan suasana hangat dan penuh harapan di Ruang Abu Bakar Pesantren Muhammadiyah Al Furqon Tasikmalaya, disaksikan oleh jajaran pimpinan, guru, dan karyawan.
Melalui pelaksanaan akreditasi perdana ini, Al Furqon Tasikmalaya diharapkan menjadi pemantik (trigger) bagi pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia untuk terus meningkatkan mutu dan tata kelola lembaga pendidikan Islam.
Kontributor: Ade Kartini