
Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia Abdul Mu’ti menegaskan bahwa konsep Ummatan Wasatha harus mencerminkan sikap yang adil dan moderat dalam berbagai aspek kehidupan.
“Ummatan wasatha adalah umat yang adil. Adil dalam Islam memiliki dua makna, yaitu adilun fi ‘Ilmi dan adilun fi hukmi. Adilun fi ‘Ilmi berarti memiliki keilmuan yang tinggi dan bersikap objektif, sedangkan adilun fi hukmi adalah menegakkan hukum dengan seadil-adilnya. Orang yang adil dalam ilmu akan berani mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah,” ujarnya dalam Pengkajian Ramadan 1446 H yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Kamis (07/03/2025) di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengutip Al-Quran surah Al-Qashash ayat 77, yang menyatakan, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia.” Ia menekankan bahwa keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat harus dijaga agar tidak condong ke salah satu sisi secara berlebihan.
Lebih lanjut, ia menguatkan bahwa ummatan wasatha harus bersikap lurus, berada di tengah tanpa kecenderungan ekstrem. Menurutnya, perkara terbaik adalah yang berada di posisi tengah. Ia juga mengutip tafsir Ibnu Katsir yang mendefinisikan wasatha sebagai pilihan terbaik, yakni sikap yang tidak ekstrem atau berlebihan dalam menjalankan ajaran Islam.
“Dalam pendekatan Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa agama yang seimbang adalah perpaduan antara aspek material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi. Ummatan Wasatha harus moderat dan bijaksana karena ilmunya, sebab prasangka tidak membawa manusia kepada kebenaran, sementara ilmu adalah kunci kebijaksanaan dan kebenaran,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa konsep teologi Islam wasatiah berkemajuan yang dikembangkan oleh Muhammadiyah merupakan perpaduan antara teologi Al-Ma’un dan teologi Al-‘Ashr. Hal ini menegaskan posisi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tengahan yang tidak condong ke ekstrem liberal maupun konservatif.
Sebagai organisasi Islam berkemajuan, Muhammadiyah berkomitmen mengembangkan konsep Islam Wasathiyah atau Islam moderat dari perspektif teologis, ideologis, hingga praksis dalam menghadapi tantangan global saat ini.
Penanaman konsep Islam wasatiah di kalangan warga Muhammadiyah diharapkan dapat menjadi penengah dalam menghadapi berbagai persoalan global. Penguatan konsep Islam Berkemajuan yang dibahas dalam Muktamar Surakarta juga sejalan dengan prinsip Islam Wasathiyah, yakni menjadi jalan tengah dalam fenomena global keagamaan tanpa terjebak dalam ekstremisme kanan atau kiri.***