Kolom

Selamatkan Organisasi: Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Bukan Boneka Kekuasaan

Oleh: Ghifar Hawary

Dalam mengemban peran sebagai mahasiswa, organisasi dengan idealisme adalah pondasi utama yang melekat erat.

Identitas seorang mahasiswa tidak hanya tercermin dari pengetahuan yang dimilikinya, tetapi juga dari kesetiaannya terhadap nilai-nilai yang diyakininya.

Sejalan dengan hal tersebut, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) muncul sebagai wadah bagi mahasiswa yang memiliki paham keislaman Muhammadiyah sebagai pedoman utama.

Namun, menjadi mahasiswa bukanlah sekadar tunduk pada satu ideologi.

Ini adalah langkah yang mengharuskan kita memandang organisasi ini sebagai mitra kritis dan strategis dalam pembentukan karakter dan pemikiran.

IMM harus berdiri sebagai penjaga nilai kritis, bukan sekadar boneka yang dikendalikan oleh pemangku kekuasaan.

Metode penulisan ini mengusung pendekatan Piramida Terbalik, dimulai dari dasar yang kuat, yakni identitas mahasiswa yang melekat dengan idealisme.

IMM seharusnya tidak hanya menjadi peserta kuliah, tetapi juga aktor yang membentuk wajah kampus dengan kontribusi positif dan kritisnya.

Organisasi ini haruslah menjadi ruang bagi mahasiswa untuk berkembang sebagai individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga peka terhadap realitas sosial yang dihadapi.

Pergulatan pemikiran dan idealisme di sini bukanlah batasan, melainkan batu loncatan untuk menciptakan mahasiswa yang berdaya dan berpikiran tajam.

IMM harus menjadi mitra kritis dan strategis, karena tidak hanya dengan memandang organisasi ini sebagai tempat diskusi, refleksi, dan tindakan kritis, mahasiswa dapat benar-benar memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Kekuasaan yang seharusnya dipertanyakan dan dinilai, bukan diikuti begitu saja.

Namun, perlu diingat bahwa kritis bukan berarti membangkang tanpa arah. IMM sebagai organisasi mahasiswa seharusnya mampu berfungsi sebagai penyeimbang kebijakan dan langkah penguasa, bukan sebagai alat pengukur kepatuhan buta.

Kemandirian organisasi ini harus senantiasa dijaga, sehingga tidak menjadi boneka yang bergerak sesuai skenario orang lain.

Pentingnya menjaga identitas idealis mahasiswa Muhammadiyah melibatkan pandangan kritis terhadap peran organisasi ini.

IMM harus lebih dari sekadar entitas yang bersifat simbolis; ia harus menjadi mitra kritis dan strategis dalam membentuk pola pikir mahasiswa.

Organisasi ini seharusnya tidak menjadi budak dari pemangku kekuasaan, tetapi sebaliknya, harus memiliki otonomi untuk memberikan sumbangan positif kepada masyarakat.

Menyinggung organisasi sebagai mitra kritis dan strategis, artinya melihat IMM sebagai panggung untuk berdiskusi, merenung, dan bertindak kritis terhadap realitas sosial. Mempertanyakan dan mengevaluasi kebijakan penguasa adalah langkah yang diperlukan agar mahasiswa dapat berperan sebagai agen perubahan yang positif.

Namun, bahaya mengintai ketika organisasi menjadi budak penguasa. Kebebasan berpikir dan bertindak terancam ketika organisasi hanya berfungsi sebagai alat pengukur kepatuhan buta.

Keberanian untuk menyuarakan kritik dan pandangan alternatif menjadi redup, dan organisasi kehilangan esensinya sebagai garda terdepan yang membela kepentingan mahasiswa.

Pentingnya IMM tidak menjadi boneka penguasa mencuat ketika kita melihat risiko yang melekat. Organisasi yang kehilangan otonomi dapat terjebak dalam kebijakan yang mungkin tidak selalu mengutamakan kepentingan mahasiswa.

Bahkan, ia dapat menjadi instrumen yang membungkam suara-suara kritis yang seharusnya menjaga keseimbangan dalam sebuah masyarakat.

Selamatkan organisasi ini dari potensi menjadi boneka kekuasaan. Mari kita jadikan IMM sebagai garda terdepan mahasiswa Muhammadiyah yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak untuk kebaikan bersama.

Dengan demikian, IMM akan tetap menjadi wadah yang mampu membentuk karakter dan pemikiran kritis mahasiswa Muhammadiyah untuk generasi-generasi yang akan datang.

Diakhir tulisan ini, harapan terangkum dalam seruan untuk senantiasa menjaga karakter IMM. Kemandirian, kritis, dan strategis harus senantiasa mengalir dalam setiap langkah dan keputusan yang diambil.

Dengan begitu, IMM dapat tetap menjadi kekuatan yang membangun karakter mahasiswa Muhammadiyah, bukan hanya untuk saat ini tetapi juga untuk generasi-generasi yang akan datang.

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button