Kabar Persyarikatan

Sekretaris MTT Muhammadiyah Sarjana Islam Indonesia Berpartisipasi Aktif dalam Seminar Internasional

Bandung – Muhamad Rofiq Muzakkir, Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, menghadiri konferensi internasional di University of Leeds, Inggris. Konferensi yang bertajuk “3rd International Conference on Critical Muslim Studies: Re-Orienting the (Global) South” ini berlangsung dari Senin hingga Rabu (24-26 Juni 2024).

Rofiq menjelaskan bahwa acara ini berfokus pada pembahasan mengenai Islam dan kolonialisme. Menurutnya, kolonialisme sering kali memiliki persepsi buruk tentang Islam sehingga penting untuk mengkritiknya. Dalam kegiatan ini, sebanyak 50 peserta dari berbagai negara mempresentasikan makalah mereka yang berkaitan dengan tema tersebut. Rofiq sendiri membahas wacana ulama awal abad ke-20 mengenai kudeta militer.

Dalam makalahnya, Rofiq mengupas pandangan beberapa ulama seperti Rasyid Ridha, Abd al-Razak al-Sanhuri, dan Ali Abd al-Raziq mengenai kudeta militer. Di antara para ulama ini, terdapat perbedaan pendapat antara yang mendukung dan menolak kudeta militer. Saat menjelaskan tentang ulama yang mendukung kudeta militer, Rofiq mengutip seorang ilmuwan Barat bernama Carl Schmitt.

Namun, beberapa peserta lain tidak sepakat dengan penggunaan Carl Schmitt sebagai rujukan karena tokoh Jerman ini dikenal mendukung Nazisme. Rofiq mencatat bahwa sensitivitas orang Barat terhadap Nazisme sangat tinggi, sehingga mengutip Carl Schmitt dianggap tidak pantas. Meski demikian, setelah presentasinya selesai, beberapa peserta lain memberikan dukungan.

Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini menekankan bahwa sensitivitas Barat terhadap Nazisme sangat tinggi. Namun, ia juga menyatakan bahwa pemikir Barat lainnya seperti Immanuel Kant dan John Locke memiliki masalah sendiri, seperti mendukung dominasi epistemik atau memiliki budak. “Tidak ada pemikir Barat modern yang tidak terikat dengan proyek penjajahan,” ujarnya seperti dikutip dari laman muhammadiyah.or.id.

Rofiq menegaskan bahwa seminar internasional seperti ini sangat penting bagi sarjana di Indonesia. Kegiatan internasional ini jarang dihadiri oleh peserta dari Indonesia, padahal banyak kampus Islam di Indonesia memiliki potensi besar. Dialog dengan dunia global sangat penting karena dapat membangun jaringan, menyampaikan gagasan sendiri, dan menerima gagasan orang lain.

Oleh karena itu, Rofiq mengajak para sarjana Islam di Indonesia untuk berdialog di tingkat global demi kemajuan ilmu pengetahuan dan pemikiran Islam yang lebih luas. “Pihak otoritas di Perguruan Tinggi perlu menyediakan dana konferensi yang memadai agar kita bisa berjejaring di tingkat global,” harapnya.***

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button