Bandung, Kabar Muhammadiyah Jabar—
Tanggal 30 September akan selalu diingat sebagai salah satu hari kelam dalam sejarah Indonesia. Tepat pada tanggal tersebut di tahun 1965 terjadi tragedi pemberontakan yang dikenal dengan sebutan G30S.
Terkait itu, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat, M. Rizal Fadillah kembali mengingatkan pada setiap warga, khususnya warga Muhammadiyah agar waspada adanya Gerakan Neo-PKI.
Hal tersebut beliau sampaikan ketika menjadi narasumber pada kegiatan Gerakan Subuh Mengaji (GSM) Aisyiyah pada Kamis, (29/09/2022) lalu.
Dalam pemaparannya, Rizal Fadilah mengatakan bahwa kini Gerakan komunis PKI (Partai Komunis Indonesia) sudah bertransformasi menjadi bentuk baru atau Neo-PKI.
Beliau menerangkan gerakan Neo-PKI adalah sebuah gerakan penyebaran paham komunis yang bergerak sembunyi-sembunyi dan tanpa bentuk, sehingga keberadaanya tak mudah terdeteksi.
Terbukti dengan masih sering diadakannya kongres PKI yang dilakukan oleh para simpatisan Komunis. Terbaru kongres ke-11 diadakan pada tahun 2015 lalu di Kendal, Jawa Tengah.
“Sebenarnya PKI itu mengadakan kongres-kongres, loyalis komunis yang tumbuh kembali itu mengadakan kongres diam-diam. Terbaru kongres diadakan tanggal 23 Mei di Kendal, Jawa Tengah, makannya kita harus terus waspada,” ujarnya.
Rizal menjelaskan, bukti lainnya PKI masih eksis ialah adanya hubungan erat antara negara Indonesia dan Tiongkok saat ini di berbagai sektor, seperti Investasi, utang luar negeri, sampai kerjasama Partai Komunis China.
Semua hal inilah yang dianggap Rizal menjadi indikasi PKI masih terus menggentayangi di Negara Indonesia.
“Oleh karenanya kita harus tetap waspada, benar PKI sudah tidak ada, tetapi kita harus tetap waspada terhadap Neo-PKI yang diam-diam melakukan infiltrasi dan nantinya akan menggalang kekuatan yang lebih reel.”
“Nantinya, seperti biasa, kalau dia (Neo-PKI) sudah merasa kuat, dia akan melakukan gerakan kudeta atau gerakan subversif yang mengganti kekuatan saat ini,” pungkasnya.
*Penulis: Aqbil WAK