
Bandung – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq meresmikan ruang kelas baru di SMP 3 Muhammadiyah Kertasari, Kabupaten Bandung, pada Selasa, 25 Februari 2025.
Pembangunan tiga ruang kelas baru ini dilakukan sebagai respons terhadap dampak gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Bandung pada September 2024 lalu. Rekonstruksi sekolah ini merupakan hasil kolaborasi antara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat dan Lazismu Pusat, dengan anggaran mencapai Rp1,85 miliar. Menariknya, pendanaan proyek ini sepenuhnya berasal dari kolaborasi tersebut tanpa bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dalam sambutannya, Wamendikdasmen Fajar Riza memberikan apresiasi kepada Muhammadiyah yang terus menjadi garda terdepan dalam memberikan layanan pendidikan. Ia menyoroti bahwa meskipun tanpa dukungan dana pemerintah, Muhammadiyah melalui Lazismu dan PWM Jawa Barat berhasil membangun kembali fasilitas pendidikan bagi masyarakat.
“Gempa pada September 2024 lalu menyebabkan kerusakan parah pada bangunan SMP 3 Muhammadiyah Kertasari. Tanpa menunggu bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah, Muhammadiyah bergerak cepat melalui Lazismu untuk membangun kembali sekolah ini. Ini bukti bahwa Muhammadiyah selalu terdepan dalam memberikan pelayanan pendidikan,” ujar Fajar Riza.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Muhammadiyah merupakan mitra strategis pemerintah dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, ia mengajak Pemerintah Kabupaten Bandung untuk tidak membenturkan eksistensi sekolah swasta dengan sekolah negeri.
“Muhammadiyah dan pemerintah harus saling melengkapi. Jika ada sekolah swasta yang berdiri di suatu daerah, pemerintah tidak perlu mendirikan sekolah negeri baru di lokasi yang sama. Prinsipnya, kita tidak boleh saling menegasikan. Di bawah kepemimpinan Menteri Prof. Abdul Mu’ti, visi Kemendikdasmen adalah memastikan pendidikan berkualitas bagi semua,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fajar Riza juga menyinggung Permendikdasmen Nomor 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru ASN di Sekolah Swasta. Ia menjelaskan bahwa regulasi ini memungkinkan guru berstatus ASN, termasuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), untuk mengajar di sekolah swasta.
“Selama ini, guru yang diterima sebagai PPPK diwajibkan mengajar di sekolah negeri. Namun, dengan peraturan baru ini, guru PPPK dari sekolah swasta bisa kembali mengajar di sekolah asalnya. Ini bukti bahwa pemerintah pusat berkomitmen agar sekolah swasta memiliki kualitas yang sejajar dengan sekolah negeri,” jelasnya.
Komitmen Muhammadiyah
Sekretaris PWM Jawa Barat, Iu Rusliana, menegaskan bahwa pembangunan hingga peresmian ruang kelas baru di SMP 3 Muhammadiyah Kertasari adalah bentuk nyata komitmen Muhammadiyah dalam dunia pendidikan, khususnya pascabencana gempa bumi.
“Kondisi bangunan yang terdampak gempa sangat berbahaya untuk digunakan, sehingga kami memutuskan untuk merobohkannya dan membangun kembali dengan struktur yang lebih kokoh,” kata Iu Rusliana.
Ia juga merinci sumber pendanaan proyek ini, yang berasal dari berbagai donatur, termasuk Lazismu Pusat Rp200 juta, Lazismu PWM Jawa Barat Rp200 juta, Lazismu Jawa Timur Rp100 juta, Lazismu Jawa Tengah Rp25 juta, Lazismu Bangka Belitung Rp13,5 juta, dan dukungan dari mitra perbankan dan masyarakat luas.
Menurut Iu Rusliana, Muhammadiyah Jawa Barat memiliki Tim Terpadu yang melibatkan berbagai elemen, termasuk Lazismu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM). Tim ini bertugas merespons berbagai situasi kebencanaan secara cepat dan efektif.

“Setiap kali terjadi bencana, kami segera membentuk Tim Terpadu untuk menilai kondisi, menentukan tindak lanjut, serta merancang program pascabencana. Alhamdulillah, ruang kelas baru ini adalah salah satu hasil kerja keras tim tersebut,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa komitmen Muhammadiyah dalam bidang kemanusiaan tidak pernah surut. “Saat yang lain mundur, Muhammadiyah terus bergerak. Inilah bukti nyata kontribusi Muhammadiyah dalam membangun pendidikan dan kemanusiaan,” pungkasnya.***