
Bandung – Abdul Hakim Ghibran, mahasiswa prodi Psikologi UM Bandung, secara resmi dilantik sebagai Ketua Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Bewara untuk periode 2024-2025 pada Selasa (29/04/2025). Bersamaan dengan itu, seluruh jajaran kepengurusan LPM Bewara yang baru juga turut dilantik, menandai babak baru bagi organisasi pers mahasiswa ini.
Usai mengucap janji setia, Ghibran menyampaikan visi dan misinya untuk LPM Bewara. Ia menegaskan komitmennya untuk membawa Bewara berkontribusi secara positif, tidak hanya di lingkungan internal UM Bandung, tetapi menjangkau ranah eksternal. Lebih dari sekadar menghasilkan berita, Ghibran berharap agar Bewara menjadi wadah eksplorasi gagasan.
”Kami mengemban amanah besar untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan LPM Bewara. Harapan kami, Bewara tidak hanya menjadi media yang memberitakan, tetapi mampu melakukan eksplorasi mendalam, baik di dalam maupun di luar kampus,” ujar Ghibran. Ia juga menekankan pentingnya kekompakan di antara seluruh anggota kepengurusan serta menjalin sinergi yang kuat dengan berbagai organisasi pers mahasiswa lainnya.
Pembina LPM Bewara Arief Permadi dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada ketua dan seluruh anggota kepengurusan yang baru dilantik. Dia berharap agar para mahasiswa yang kini mengemban amanah di LPM Bewara dapat menjalankan fungsi-fungsi pers kampus secara optimal dan memberikan kontribusi yang signifikan.
Arief menyoroti dinamika lanskap jurnalistik saat ini yang jauh berbeda dengan era sebelumnya. Maraknya media daring yang mudah diakses telah mengubah cara masyarakat mendapatkan informasi. Namun, ia mengingatkan bahwa media daring pun kini menghadapi tantangan dengan munculnya media sosial sebagai sumber informasi utama bagi masyarakat.
”Saat ini, masyarakat cenderung lebih banyak mengakses informasi melalui platform media sosial. Media sosial adalah dunia Anda saat ini. Mungkin kita sudah lupa kapan terakhir kali membaca berita dari portal media daring karena keseharian kita lebih banyak dihabiskan di media sosial,” tegas Arief.
Namun, kondisi ini, menurut Arief, menciptakan kesetaraan dalam penyebaran informasi. Konten yang diproduksi oleh media skala nasional ataupun media kampus memiliki peluang yang sama untuk tersebar luas dan berpengaruh di ranah media sosial yang sangat mudah diakses oleh masyarakat.
Oleh karena itu, Arief menekankan bahwa tugas utama jurnalis saat ini adalah mengisi ruang media dengan produk jurnalistik yang kredibel, akurat, dan dapat dipercaya. Lebih dari itu, jurnalis juga memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan kebenaran, meskipun prosesnya tidak selalu mudah, dengan tujuan akhir membawa kebaikan bagi khalayak.
”Inilah fondasi yang harus tertanam kuat dalam pers kampus, yakni menyampaikan kebenaran tanpa menghilangkan esensi kritis. Namun, kritik yang disampaikan haruslah berakhir dengan keadilan. Saya berharap teman-teman Bewara dapat menjadi jurnalis yang tidak hanya menyampaikan kebenaran, tetapi kebenaran yang membawa manfaat dan kebaikan,” pungkas Arief.***(FA)