Kabar PersyarikatanKolom

Perlu Solusi Kreatif Untuk Mengatasi Polusi Asap

Oleh: Ace Somantri*

Bandung – Asap dari pembakaran sampah dan kendaraan tidak bisa dianggap remeh karena dampaknya sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Polusi udara yang dihasilkan dari pembakaran tersebut mengandung berbagai zat kimia berbahaya.

Konsekuensinya dapat mencakup risiko penyakit kanker tertentu, gangguan fungsi hati, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan gangguan pada sistem reproduksi manusia. Meski tidak dirasakan langsung, efeknya perlahan merusak kesehatan seseorang tanpa disadari. Oleh karena itu, pembakaran sampah menjadi tindakan yang tidak bertanggung jawab terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat.

Zat karsinogenik, yang merupakan penyebab kanker dan sering digunakan dalam industri, juga menambah risiko kanker, termasuk kanker paru-paru. Zat ini sering kali ada di sekitar kita tanpa disadari, seperti pada asap kendaraan yang meningkatkan paparan karsinogen.

Selain kanker paru-paru, zat ini juga bisa memicu kanker kulit dan kandung kemih. Hal ini menjadi ancaman yang serius jika tidak segera ditangani. Memang benar bahwa kematian adalah takdir Tuhan. Namun, manusia diperintahkan untuk menjaga diri dari bahaya yang dapat dicegah, baik secara sengaja maupun tidak.

Asap rokok, misalnya, tidak hanya membahayakan perokoknya, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Tak bisa dipungkiri, asap rokok memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Masalah lain yang sering muncul adalah larangan membakar sampah yang tidak diikuti dengan solusi penanganan sampah yang memadai. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan magotisasi yang dapat membantu menyelesaikan sebagian kecil masalah sampah dan perlu didukung penuh.

Namun, sampah anorganik, residu, dan sampah B3 memerlukan penanganan khusus agar tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Permasalahan ini seharusnya diselesaikan secara intensif dan progresif, bukan sekadar didiskusikan tanpa tindakan nyata. Setiap masalah pasti ada solusinya, bergantung pada seberapa besar inovasi dan komitmen untuk menyelesaikannya secara cepat dan tepat.

Meski pemerintah telah mengalokasikan anggaran besar untuk penanganan sampah, hasilnya sering kali dirasa tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Masyarakat juga telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk penanganan sampah secara mandiri. Namun, masalah sampah sering kali hanya menjadi alat politik, ekonomi, dan sosial bagi pihak tertentu.

Setiap waktu, sampah menjadi isu hangat yang tak kunjung terselesaikan. Banyak inovasi teknologi anak bangsa yang berpotensi menyelesaikan masalah sampah, tetapi sering kali terhenti tanpa hasil nyata. Pendekatan dan metode apa pun yang hanya untuk “pencitraan” belaka tidak akan memberikan dampak jangka panjang.

Masyarakat perlu berperan aktif dalam menangani masalah sampah, termasuk dengan cara yang inovatif dan produktif. Bukan sekadar urunan untuk pengangkutan sampah yang hanya menambah beban. Perlu ada transparansi dalam mengidentifikasi inovasi teknologi yang dapat mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai.

Diskusi bersama dengan pandangan yang rasional dan objektif sangat diperlukan, bukan sekadar perdebatan tanpa arah. Kesadaran untuk menyelesaikan masalah harus dibangun, tanpa mengutamakan kepentingan pribadi atau kelompok. Yakinlah bahwa Allah SWT akan memberikan jalan keluar terbaik bagi setiap masalah yang dihadapi.

Saat kebijakan sudah disepakati bersama, perlu adanya monitoring dan evaluasi secara berkala. Dukungan terhadap setiap karya nyata, sekecil apa pun, sangat penting untuk memastikan keberlanjutan solusi yang ada. Jika ada kekurangan, sebaiknya disampaikan dengan ikhlas agar dapat diperbaiki bersama.

Kreativitas dan inovasi baru juga perlu diuji kualitas dan keberlanjutannya secara terbuka. Musyawarah yang didasarkan pada sikap saling menghargai dan menghormati akan menciptakan suasana yang harmonis. Baik dalam skala kecil maupun besar, kesediaan untuk menerima masukan adalah kunci untuk mencapai kemajuan.

Kita perlu menyadari pentingnya menjaga lingkungan sekitar, termasuk dalam hal pengelolaan sampah di rumah dan lingkungan kita. Sampah yang dulunya dianggap masalah dapat diubah menjadi sumber inspirasi dan motivasi untuk menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat. Pandangan kita terhadap sampah sebagai sumber masalah perlu diubah menjadi pandangan bahwa sampah adalah sumber potensi ekonomi dan berkah.

Perlu diingat bahwa bahaya asap dari pembakaran sampah dan rokok bukanlah ancaman yang bisa dianggap enteng. Dalam perspektif Islam, tindakan tersebut bisa dianggap sebagai perbuatan yang dilarang karena menyebabkan bahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Prinsip “laa dlarara walaa dlirar” dalam syariat Islam menegaskan larangan yang memiliki konsekuensi hukum.

Meski ada perbedaan pendapat mengenai hal ini, yang terpenting adalah bagaimana kita menjaga ekosistem yang telah diciptakan oleh Tuhan agar tetap terjaga. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, tetapi rasionalitas dan kepentingan bersama harus tetap menjadi prioritas.

Solusi untuk masalah sampah tidak bisa hanya dibebankan pada pihak tertentu tanpa adanya evaluasi yang menyeluruh. Setiap tindakan yang menghalangi upaya pelestarian lingkungan dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum. Hal ini sudah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 10 Tahun 2024 tentang Perlindungan Hukum Terhadap Orang yang Memperjuangkan Hak Atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat. Wallahu’alam.

*Dosen UM Bandung dan Wakil Ketua PWM Jabar

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button