Bandung – Muhammadiyah sebagai gerakan amal yang berlandaskan pada Al-Quran dan Sunnah diharapkan dapat memberikan dampak signifikan pada empat aspek utama bagi warganya.
Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad menyebutkan empat aspek tersebut meliputi: keagamaan yang kuat, penghormatan tinggi terhadap ilmu pengetahuan, kemanusiaan yang luhur, serta spiritualitas yang mendalam.
Al-Quran dan Sunnah yang menjadi pijakan utama Muhammadiyah kemudian diimplementasikan dalam berbagai landasan ideologis, seperti Muqaddimah Anggaran Dasar (AD), Kepribadian Muhammadiyah, MKCHM (Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah), PHIWM (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah), dan Risalah Islam Berkemajuan.
“Lima dokumen inilah yang menjadi acuan ideologis kita dalam gerakan dakwah amar ma’ruf nahi munkar, termasuk dalam pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM),” ujar Dadang seperti dikutip dari muhammadiyah.or.id pada Sabtu (24/08/2024).
Dadang menambahkan, landasan ideologis tersebut menjadi panduan bagi gerakan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan mulia, yakni terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Ia menekankan bahwa jika warga Persyarikatan Muhammadiyah mempelajari dokumen-dokumen ideologis ini dengan sungguh-sungguh, maka akan tercipta pola pikir yang khas pada setiap individu, yang tidak memisahkan antara ilmu pengetahuan dan agama.
Selain itu, ilmu yang dimiliki harus tercermin dalam perilaku sehari-hari, mengingat banyak orang cerdas yang perilakunya tidak mencerminkan ilmu yang dimilikinya. “Banyak orang yang berilmu tinggi, tetapi perilakunya tidak mencerminkan keagamaannya. Ada yang bergelar kiai, ustaz, profesor, tetapi tidak menunjukkan perilaku sebagai seorang yang beragama,” ungkapnya.
Lebih lanjut, corak khas warga Muhammadiyah yang sejalan dengan landasan ideologis ini adalah berpikir maju, kritis, inovatif, dan berorientasi ke depan, bukan mundur. Termasuk juga memiliki semangat kedermawanan yang tinggi, karena sikap dermawan dan beramal kebajikan inilah yang menjadi kunci kelangsungan hidup Muhammadiyah sejak didirikan pada tahun 1912 hingga saat ini.***