Kabar Persyarikatan

Maljum School: Membumikan Islam Berkemajuan dalam Kebijakan Publik

Bandung – Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Barat bekerja sama dengan Lingkar Studi Islam Berkemajuan Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menggelar Maljum School, sebuah forum diskusi yang menghadirkan bedah buku Islam Berkemajuan dan Kebijakan Publik.

Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (06/02/2025) di Perpustakaan UM Bandung, dihadiri oleh Wakil Rektor I UM Bandung, perwakilan Baznas Kota Bandung, serta para mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap khazanah Islam berkemajuan.

Forum ini menghadirkan Guru Besar Komunikasi Politik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Asep Saeful Muhtadi, sebagai pembedah utama. Dalam pemaparannya, Asep menyoroti bagaimana Islam berkemajuan dapat berkontribusi dalam kebijakan publik dengan pendekatan yang mengedepankan nilai-nilai keadilan, demokrasi, dan kesejahteraan sosial. Menurutnya, pemikiran Islam progresif harus diterapkan secara konkret dalam berbagai aspek kebijakan agar memiliki dampak nyata bagi masyarakat luas.

Sebagai pemantik diskusi, Ketua Lingkar Studi Islam Berkemajuan, Tati, menegaskan bahwa Islam berkemajuan harus mampu menjawab tantangan kebijakan publik di Indonesia. Ia menyoroti pentingnya peran intelektual Muslim dalam membangun kebijakan yang inklusif dan berbasis keberpihakan terhadap masyarakat luas. Dalam pandangannya, pemikiran Islam yang berorientasi pada kemaslahatan sosial seharusnya menjadi dasar dalam perumusan kebijakan negara.

Tati juga mengulas hubungan erat antara Islam dan kebijakan publik sebagaimana tertuang dalam buku Islam Berkemajuan dan Kebijakan Publik. Buku tersebut menekankan bahwa Islam berkemajuan harus berdampak positif pada berbagai agenda kebijakan, termasuk dalam isu kemanusiaan, lingkungan, hingga kesejahteraan sosial. Islam berkemajuan, menurutnya, telah menjadi grand design Muhammadiyah yang diimplementasikan melalui berbagai gerakan aktivisme di ranah publik.

Diskusi yang dipandu oleh Ketua Majelis Pustaka dan Informasi PWM Jawa Barat Kelik Nursetiyo Widiyanto menegaskan pentingnya pengembangan kajian kebijakan publik dalam perspektif Islam. Menurutnya, Islam tidak hanya harus dipahami sebagai ranah ibadah individual, tetapi memiliki peran strategis dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan sosial. Hal ini diperlukan agar Islam dapat dipahami lebih luas oleh berbagai lapisan masyarakat.

Sebagai pembedah utama, Asep Saeful Muhtadi menekankan bahwa buku Islam Berkemajuan dan Kebijakan Publik merupakan tafsir kontekstual terhadap Islam yang mencakup berbagai aspek kehidupan, mulai dari teks Al-Quran, tajdid, hingga pemikiran Ahmad Syafii Maarif. Ia menegaskan bahwa Islam berkemajuan harus memiliki desain dan framing yang jelas agar dapat diterapkan secara efektif dalam kebijakan publik.

Asep juga berharap bahwa Maljum School dapat menjadi forum intelektual yang berkelanjutan dalam membahas isu-isu strategis terkait Islam berkemajuan. Ia mengungkapkan bahwa saat ini forum diskusi semacam ini masih terbatas, padahal sangat diperlukan untuk memperkuat pemikiran Islam yang kontekstual dan relevan dengan tantangan zaman.

Salah satu aspek penting dalam diskusi ini adalah bagaimana Islam berkemajuan menjawab fenomena kontemporer, termasuk isu radikalisme dan moderasi beragama. Asep mempertanyakan apakah radikalisme hanya merupakan sebuah isu ataukah realitas yang ada di tengah masyarakat. Ia juga menyoroti perdebatan mengenai moderasi beragama, apakah merupakan bagian dari wacana Islam atau justru menjadi alat politik kelompok tertentu.

Roni Tabroni, salah satu penulis buku, turut menambahkan bahwa fenomena politik identitas tidak dapat dihindari dalam kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, menurutnya, penting bagi umat Islam untuk menghadapi realitas ini dengan keteladanan dan sikap yang berlandaskan nilai-nilai keislaman serta kemaslahatan bersama. Ia menekankan bahwa Islam berkemajuan harus dapat membangun kesadaran masyarakat terhadap simbolisme agama dan budaya agar tidak terjebak dalam politik identitas yang eksklusif.

Wakil Rektor I UM Bandung, Hendar Riyadi, dalam kesempatan ini juga menyoroti pentingnya mutu dan inklusivitas dalam mengoperasionalkan Islam berkemajuan. Menurutnya, Muhammadiyah perlu mengidentifikasi kategori anggotanya agar tetap berpegang pada pilar Islam berkemajuan, yaitu Al-Quran dan sunnah, tajdid, tauhid, serta ijtihad.

Hendar menekankan bahwa gagasan Islam berkemajuan harus dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat dengan bahasa yang mudah dipahami, sehingga Islam tetap menjadi agama universal yang membawa manfaat bagi semua lapisan masyarakat.***

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button