Yogya, Kabar Muhammadiyah Jabar –
Suara Muhammadiyah Tower dan Convention atau SM Tower diresmikan dalam Soft Opening, Sabtu (24/6/2023).
Gedung 8 lantai ini menjadi hotel pertama yang dimiliki Muhammadiyah.
Soft Opening dihadiri Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir,, Ketua Umum PP ‘Aisyiyah Dr. apt. Salmah Orbayinah, M.Kes., anggota DPD RI Drs. Muhammad Afnan Hadikusumo, Kapolda DIY Irjen. Pol. Suwondo Nainggolan, SIK., Pimpinan Majelis/Lembaga tingkat pusat, Rektor PTMA, Ketua PWM se-Indonesia, kader senior Muhammadiyah, dan tamu undangan lainnya.
Gedung SM Tower terletak di Jalan K.H. Ahmad Dahlan no.107, Yogyakarta, satu komplek dengan Graha Suara Muhammadiyah.
Berdirinya SM Tower sudah dicita-citakan sejak lama oleh seluruh warga Muhammadiyah untuk bisa terjun di bisnis perhotelan dan pariwisata.
Terlebih, bisnis seperti ini memerlukan dana yang tidak sedikit, namun berkat ridha dari Allah dan kerja sama semua pihak, setelah memakan waktu 4 tahun, SM Tower resmi didirikan pada 2023.
Melihat SM Tower akhirnya berdiri, Haedar Nashir mengaku sangat terharu dan bangga dengan perjalanan Suara Muhammadiyah dari awal sampai sekarang ini. Menurutnya, perkembangan yang ditunjukkan Suara Muhammadiyah sangat luar biasa.
“Saya haru dan bangga dengan adanya SM Tower ini, karena saya sendiri ada kedekatan dengan Suara Muhammadiyah beserta seluruh unit usahanya,” ucapnya.
Kedekatan itu terkait dengan perjalanan Haedar di Suara Muhammadiyah. Beliau mengawalinya pada tahun 1984 dengan menjadi wartawan lepas, kemudian tahun 1995 jadi wartawan tetap, lalu diamanahkan sebagai Pimpinan Redaksi di tahun 2003 dan saat ini turut merangkap sebagai Pimpinan Umum Suara Muhammadiyah.
Suara Muhammadiyah sebagaimana diketahui adalah media cetak pertama dan resmi Muhammadiyah yang usianya sudah 1 abad lebih.
Meskipun majalahnya masih berjalan sampai sekarang, Haedar menyadari bahwa Suara Muhammadiyah akan sulit bisa bertahan kalau hanya mengandalkan majalah.
Alhasil, beliau pun menyarankan agar Suara Muhammadiyah bisa membaharui majalah dan mengembangkan sektor bisnis lainnya, termasuk perhotelan dan pariwisata.
“Inilah perjalanan Suara Muhammadiyah yang mampu mengembangkan amal usaha bisnisnya dengan kemandirian,” kata Haedar.
Sementara itu, Direktur Utama Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, MA. mengatakan jika SM Tower ini bukanlah akhir dari pengembangan bisnis Suara Muhammadiyah. Tetapi, menjadi titik awal untuk membangun jaringan bisnis perhotelan dan pariwisata di daerah lainnya.
Deni menambahkan, Suara Muhammadiyah ingin menghadirkan hotel ini bisa berjejaring yang hadir di setiap provinsi dan daerah – daerah, seperti Jakarta, Bandung, Makassar, hingga Aceh.
“Makanya, kami menyebut ini bisnis yang berjejaring. Sehingga agenda kami selanjutnya adalah sosialisasi SM Tower ini ke berbagai daerah. Bahwa kita harus punya kekuatan di sektor bisnis perhotelan dan pariwisata ini dengan kolaborasi untuk mendirikannya di daerah – daerah,” jelas Deni.
Berbagai fasilitas bintang 4 ditawarkan kepada para pengunjung nantinya, mulai dari kamar yang berjumlah 60 unit, dan di setiap kamar ada terdapat buku – buku dan majalah terbitan Suara Muhammadiyah. Tentu ini membuat pengunjung di SM Tower tidak sekadar menginap, tetapi juga bisa membaca dan mendapat inspirasi.
Selain kamar, ada juga ruang pertemuan SMTorium, ruang meeting dengan kapasitas 20 – 50 orang, musala di lantai dasar dan atas, tempat parkir di basement dan area lobby, resto dan cafe, taman untuk bersantai, serta beberapa fasilitas menarik lainnya.