Kabar Persyarikatan

Kepala Keluarga Wajib Didik Spiritual Istri dan Anak

Bandung – Dosen prodi Hukum Keluarga Islam UM Bandung Diana Farid mengemukakan pandangannya mengenai esensi mendalam dari momen-momen spiritualitas tahunan seperti bulan Ramadan yang sudah dilalui umat Islam.

Menurutnya, salah satu pelajaran berharga yang dapat dipetik adalah upaya sungguh-sungguh dalam memelihara dan meningkatkan kualitas hubungan, baik secara vertikal dengan Sang Pencipta maupun secara horizontal dengan sesama manusia.

Lebih lanjut, Diana menekankan bahwa lingkup relasi antarsesama yang paling dekat dan fundamental adalah hubungan di dalam keluarga inti. Dalam konteks ini, setiap anggota keluarga, mulai dari kepala keluarga, istri, hingga anak-anak, memiliki kesempatan emas untuk merefleksikan dan memperbaiki pola komunikasi yang terjalin selama ini.

”Kesempatan ini menjadi momentum yang tepat untuk membangun pemahaman yang lebih baik serta menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan, tentunya dengan menunaikan hak dan kewajiban masing-masing individu dalam lingkungan keluarga. Dengan demikian, harmoni dan keutuhan keluarga dapat semakin diperkuat,” ujar Diana seperti dikutip dari YouTube UM Bandung pada Sabtu (12/04/2025).

Salah satu aspek penting yang disoroti oleh Diana adalah tanggung jawab kepala keluarga yang tidak hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan materi atau nafkah semata. Lebih dari itu, kepala keluarga memiliki kewajiban moral dan agama untuk memberikan pendidikan dan pembinaan spiritual kepada istri dan anak-anaknya.

Dalam konteks pembinaan diri, Diana menjelaskan bahwa salah satu nilai luhur yang dapat dipetik adalah kedisiplinan. Disiplin ini mencakup ketaatan kepada nilai-nilai dan perintah agama, serta kedisiplinan dalam mengelola diri, yang diartikan sebagai kemampuan untuk mengendalikan hawa nafsu dan menjauhi segala tindakan yang dapat mengurangi nilai-nilai spiritualitas.

Nilai-nilai kedisiplinan inilah, lanjut Diana, yang dapat ditanamkan dan diajarkan kepada seluruh anggota keluarga, termasuk istri dan anak-anak. Dengan demikian, tercipta suasana kebersamaan yang berkualitas atau quality time di tengah kesibukan rutin sehari-hari yang mungkin membatasi interaksi yang mendalam.

Diana berharap bahwa momen-momen spiritualitas yang diberikan dapat menjadi sarana yang efektif untuk memperbaiki hubungan dengan Sang Pencipta sekaligus mempererat tali silaturahmi antar sesama manusia. Dimulai dari unit terkecil, yaitu keluarga, diharapkan setiap anggota dapat membangun kembali dan memperkuat relasi yang harmonis, serta menunaikan hak dan kewajiban masing-masing, terutama orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya.

Di akhir penjelasannya, Diana menyampaikan harapannya agar setiap upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas diri dan relasi mendapatkan rida dari Yang Maha Kuasa sehingga dapat menjadikan setiap individu sebagai pribadi yang lebih bertakwa.***(FA)

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button