Sumber Gambar: Pribadi.
Kader telah, sedang, dan akan terus menjadi unsur primer dalam pergerakkan Muhammadiyah dari masa ke masa. Api perjuangan dan pengorbanan dakwah sedari KH. Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah sampai pada momentum terakhirnya menitipkan Muhammadiyah sudah seharusnya menjadi communal awareness yang dimiliki oleh setiap kader Muhammadiyah.
Dengan banyaknya persoalan-persoalan baru yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari menjadi tantangan sekaligus tuntutan bagi para kader Muhammadiyah untuk memberikan solusi juga jawaban atas segala hal persoalan tersebut.
Bulan suci Ramadhan ini menjadi momentum Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Garut untuk menyelenggarakan I’tikaf Kader Mubaligh Muda Muhammadiyah dengan tema “Menunmbuhkembangkan Kader Mubaligh Muda Menuju 1 Ranting 1 Mubaligh.” Kegiatan ini diprakarsai oleh Majelis Kader, Majelis Tabligh, dan Lazismu Garut dari tanggal 21-23 Ramadan 1443 H/22-24 April 2022 di gedung dakwah Muhammadiyah kabupaten Garut.
I’tikaf Kader Mubaligh Muda Muhammadiyah menjadi momentum reflektif bagi seluruh kader Muhammadiyah Kabupaten Garut untuk terus berjuang berdakwah di setiap lini kehidupan. Itikaf dalam kegiatan ini bukan hanya berdiam diri untuk bermunajat kepada Allah SWT tetapi I’tikaf disini adalah bentuk kesadaran seluruh kader Muhammadiyah se-Kabupaten Garut untuk bisa melanjutkan estafeta dakwah Muhammadiyah di kancah nasional maupun internasional.
“Mubaligh-mubaligh Muhammadiyah kedepannya akan terus face to face dengan berbagai macam permasalahan sosial juga tantangan masyarakat luas. Seiring perkembangan zaman, para mubaligh pun harus dilatih untuk senantiasa bisa menjawab persoalan-persoalan yang ada di masyarakat.” Kata Yusran Hanif, Master of Training Itikaf Kader Mubaligh. (23/0422)
Misi dakwah para mubaligh Muhammadiyah akan terus berdatangan dengan silih bergantian. Ekspansi dakwah pada zaman sekarang tidak lagi mengenal batas ruang dan waktu. Dakwah di dalam era disrupsi ini haruslah senantiasa bisa adaptif juga inovatif dalam pengemasan dakwah yang akan disebarkan. Pada hakikatnya dakwah di dalam persyarikatan haruslah diselaraskan dengan tujuan Muhammadiyah itu sendiri, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Penulis: Izzan Faruqy Azzahir