Kabar Persyarikatanpersyarikatan

Hubungan Muhammadiyah dan Politik

Salah satu faktor kekuatan dan kesuksesan Muhammadiyah bisa bertahan sejak berdirinya tahun 1912 hingga saat ini di usia 113 tahun adalah karena Muhammadiyah tidak pernah absen berpolitik dalam menjalankan gerak organisasinya.

Demikian pernyataan Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat; Drs, H, Jamjam Erawan, MAP mengawali paparannya pada sesi kedua dalam kegiatan IDIOPOLITOR PD Muhammadiyah Kabupaten Bandung Barat di Masjid Ash-shidiq Kecamatan Cililin. Sabtu, 6 Desember 2025.

Hanya politik yang dianut oleh Muhammadiyah kata Ustadz Jamjam yang sekaligus Wakil Ketua BAZNAS Kabupaten Bandung ini adalah Politik Kebangsaan yakni membangun bangsa dan negara serta terlibat aktif dalam dinamikanya sesuai posisinya sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.

Bersamaan dengan itu Muhammadiyah dengan tegas tidak mengambil jalan politik praktis atau politik yang berorientasi langsung pada perebutan kursi kekuasaan sebagaimana dilakukan oleh partai atau kekuatan politik formal.

Di samping itu Muhammadiyah mendorong para kadernya untuk aktif di partai politik, lembaga pemerintahan, dan lembaga strategis lainnya dengan mengemban misi dakwah pencerahan Muhammadiyah sebagai wujud dari gerakan Islam yang melaksanakan dakwah amar makruf nahi mungkar dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam.

Di dalam dokumen resmi Persyarikatan, kata Pengasuh Dakwah Komunitas Mahabah At-Tanwir Bandung. Persyarikatan telah mengatur dengan tertib dan rapi bagaimana hubungan politik dengan Persyarikatan agar dua poros ini bisa berjalan dengan baik dan produktif dalam pintu yang berbeda menuju cita-cita dan misi bersama terwujudnya masyarakat utama yang adil, makmur dan sejahtera dalam naungan ridha dan ampuanan Allah Yang Maha Kuasa.

Khittah Muhammmadiyah 2002 tentang Khittah Muhammadiyah dalam Muhammadiyah di Denpasar, Bali, tahun 2002 itu dengan tegas menjelaskan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan (organisasi kemasyarakatan) yang mengemban misi dakwah amar makruf nahi mungkar senantiasa bersikap aktif dan konstruktif dalam usaha-usaha pembangunan dan reformasi nasional sesuai dengan khittah (garis perjuangannya) serta tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kondisi-kondisi kritis yang dialami oleh bangsa dan negara. Oleh karena itu, Muhammadiyah senantiasa terpanggil untuk berkiprah dalam kehidupan bangsa dan negara dengan berdasarkan pada khiitah perjuangannya.

Oleh karena itu Jamjam berharap; pimpinan dan warga Muhammadiyah perlu mengintensifkan hubungan dan komunkasi dengan siapapun dengan membawa misi dakwah secara terbuka dan luwes dan menjaga prinsip gerakan yang saling menguntungkan untuk kesejahteraan bangsa.

Prinsip ini sudah menjadi karakter Muhammadiyah sejak awal sampai saat ini dan hingga kapan pun. Jika karakter kemuhammadiyahan tersebut benar-benar dipahami, dihayati, dan diimplementasikan secara jujur dan jernih tanpa pretensi subjektif yang sempit, maka akan terbangun harmonisasi kehidupan yang lebih anggun dan menggemberikan.

Termasuk berkomunikasi dengan pihak pemerintah dalam berbangsa dan bernegara demi kepentingan organisasi. Janganlah menjadi katak dalam tempurung dalam bermuhammadiyah dan membawa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam yang besar di dalam pergaulan masyarakat yang lebih luas sebagai lahan dakwah Muhammadiyah.

Peserta IDIOPOLITOR ini terdiri dari PD Muhammadiyah, UPP PD Muhammadiyah, Pimpinan Ortom Tingkat Daerah, PC Muhammadiyah se Kabupaten Bandung Barat dan Pimpinan AUM se Kabupaten Bandung Barat.***

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button