Kabar Organisasi Otonom

Guru Muhammadiyah Harus Paham Pancasila Sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah

Garut – Guru Muhammadiyah merupakan sosok yang sangat strategis untuk menyampaikan visi, misi, dan pemikiran Muhammadiyah kepada murid-muridnya sebagai anak panah bangsa di masa depan, yang akan mengisi dan melanjutkan misi perjuangan Muhammadiyah guna mewujudkan peradaban Indonesia yang damai, maju dan Makmur.

Salah satu pemikiran Muhammadiyah yang harus sampai kepada para murid dan mahasiswa itu adalah Risalah Pancasila sebagai darul ahdi wa syahadah yang merupakan produk Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015.

Risalah ini merupakan sumbangan pemikiran Muhammadiyah bagi segenap bangsa Indonesia agar tetap komit pada Pancasila sebagai falsafah kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pernyataan itu disampaikan oleh Jamjam Erawan, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Barat, pada acara Baitul Arqam para Guru di lingkungan PC Muhammadiyah Garut Kota, Sabtu (08/02/2025), di Aula Institut Agama Islam Darul Arqam Muhammadiyah Garut.

Darul ahdi wa syahadah, kata Ustadz Jamjam, terdiri atas tiga konsep, yakni negara Pancasila sebagai konsensus nasional (dar al-ahdi), dan tempat pembuktian atau kesaksian (dar al-syahadah), untuk menjadi negara yang aman dan damai (dar al-salam) guna mewujudkan baldah thayyibah wa rabb al ghafur sebagai cita-cita luhur dari bangsa ini.

Darul ahdi wa syahadah ini merupakan sumbangan pemikiran yang berupaya meneguhkan makna penting Pancasila bagi kehidupan bangsa Indonesia.

Darul ahdi wa syahadah menjadi jejak penting bahwa Muhammadiyah tidak berhenti dalam praktik dan kerja nyata, namun juga merekonstruksi wawasan keagamaan yang penting sebagai titik pijak kehidupan berbangsa dan bernegara setiap muslim di Indonesia.

Bagi Muhammadiyah, kata penulis Enjoy Your Life ini, Pancasila selaras dan sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam. Pancasila mencerminkan perpaduan yang harmonis antara etika moral kebangsaan dan keislaman. Pancasila sama sekali tidak berseberangan dengan nilai dan ajaran Islam.

Menurut Muhammadiyah, Pancasila secara substantif mengandung ciri keislaman dan keindonesiaan yang memadukan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan (humanisme religius), hubungan individu dan masyarakat, kerakyatan dan permusyawaratan, serta keadilan dan kemakmuran.

Pancasila melalui lima silanya yakni: Ketuhanan yang Maha Esa; Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, memuat cita-cita ideal yang diperjuangkan Islam untuk menciptakan baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Baitul Arqam yang digelar tiga hari ini diisi pula dengan materi Penguatan dan Pemahaman Al Islam dan Kemuhammadiyahan oleh Yadi Janwari, Maqashidu Syari’ah ala Ro’yi Muhammadiyah oleh Asep Irfan, Pedoman Hidup Islam dalam Pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah oleh Ahmad Mushidiq, Visi Guru Muhammadiyah oleh Nur Komarudin dan Luqman Al Hakim Musthafa, Harmoni dan Sikap Loyalitas terhadap Persyarikatan Muhammadiyah oleh Yana Mas’ud Tasdiq dan Dede Hidayat; Pandangan Fiqh Ibadah Menurut Tarjih Muhammadiyah oleh Dede Hidayat, dan Pendekatan Deep Learning dalam Pembelajaran ISMUBA untuk Mewujudkan Profil Pelalajar Berkemajuan oleh Irfan Amalee.***

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button