Kabar Muhammadiyah Jawa Barat

Dorong Mahasiswanya Cerdas di Era Digital, Prodi PAI UMB Mengadakan Seminar Literasi Digital

Bandung, Kabar Muhammadiyah Jabar—

Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) mengadakan seminar digital literasi pada Rabu (14/12/2022).

Seminar mengangkat tema “Resouracy 2022: Semarak Literasi Digital,” dan dilangsungkan di Auditorium KH Ahmad Dahlan UMB.

Pada pelaksanaannya, seminar menghadirkan dua sosok tersohor pegiat literasi digital, yakni Irfan Amalee dan Fahd Pahdepie.

Ketua Pelaksana, Rohmat Sofyan menerangkan bahwa kegiatan seminar diadakan demi memunculkan guru-guru, khususnya dari prodi PAI, yang melek literasi digital.

“Pada tahun sekarang masih banyak kekurangan dari seorang guru terkait kemampuan digital literasi, makannya kami menginginkan para calon guru dari prodi PAI ini agar bisa mengenal dan memahami digitalisasi,” ujarnya.

“Kami menginginkan setiap guru bisa mengaplikasikan apa itu digitalisasi ketika pembelajaran berlangsung, dan kami harap kita semua dapat menjadi sosok guru yang menjunjung tinggi akan kejayaan digitalisasi di kehidupan sekarang,” tambahnya.

Ketua Program studi Pendidikan Agama Islam UMB, Siti Khadijah sangat mendukung terlaksananya program ini.

Menurutnya penguasaan pada literasi digital dapat membawa umat Islam menuju kemajuan sekaligus mampu menyesuaikan diri dengan tantangan zaman.

“Literasi digital adalah hal yang tak terhindarkan. Oleh karenanya kita harus bisa beradaptasi dengan hal tersebut demi kemajuan kita dan kemajuan umat Islam pada umumnya,” terangnya.

Dalam seminar, Irfan Amalee yang menjadi narasumber pertama menerangkan pentingnya berpikir kritis bagi para guru di tengah lautan informasi sekarang ini.

“Berpikir kritis saat ini menjadi sangat penting. Guru sekarang dituntut tidak hanya mampu memberikan informasi, tetapi juga harus mengajarkan anak didiknya untuk bisa memvalidasi dan mengevaluasi suatu informasi.”

Pendiri Peace Generation itu juga mengatakan bahwa alasan Indonesia tidak maju adalah karena proses pengajaran yang masih serba hafalan.

“Orang Indonesia itu sedikit menciptakan sesuatu karena lebih banyak mengingat dan takut untuk melakukan sesuatu yang berbeda karena terbiasa disalahkan ketika salah,” imbuhnya.

Sementara itu narasumber kedua, Fahd Pahdepie menjabarkan terkait krusialnya untuk bisa melakukan literasi digital.

“Kalo kita bisa menjadi orang yang berliterasi, kita akan jadi orang yang powerfull. Hal ini harus dilakukan demi progres yang lebih baik,” katanya.

*Penulis: Aqbil WAK

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button