
Bandung — Wisuda selalu menjadi momen yang dinanti setiap mahasiswa. Tangis bahagia, senyum lega, dan rasa syukur biasanya menyelimuti acara sakral tersebut. Namun, di balik gemerlap kebahagiaan, ada kisah pilu yang menyayat hati.
Kisah itu datang dari keluarga almarhumah Citra Maryam Akbar, lulusan Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung. Seharusnya, Citra berdiri anggun di panggung wisuda ke-8 UM Bandung, menerima toga sebagai tanda kelulusannya.
Takdir berkata lain. Citra, yang tercatat sebagai lulusan prodi Pendidikan Agama Islam, telah lebih dahulu kembali ke pangkuan Ilahi sebelum hari bahagia itu tiba. Ia wafat karena sakit, meninggalkan duka yang mendalam bagi orang tua, keluarga, dan sahabat-sahabatnya.
Ayahanda Citra, Tohidin Akbar, tak kuasa menahan pilu atas kepergian putri tercintanya. Kehilangan Citra meninggalkan luka yang begitu dalam di hati keluarga, sebuah duka yang sulit terlukiskan dengan kata-kata.
Meski demikian, dengan penuh ketabahan, Tohidin menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak kampus yang telah mengundang mereka untuk hadir dalam wisuda ke-8 UM Bandung yang dilaksanakan pada Minggu (24/08/2025).
Keluarga pun berusaha ikhlas menerima takdir Allah. Mereka yakin setiap insan telah memiliki batas usia yang ditetapkan dan kini Citra telah menuntaskan perjalanannya dengan meninggalkan jejak kebaikan.
“Kami selaku orang tua dari wisudawati almarhumah Citra Maryam Akbar mengucapkan terima kasih kepada sivitas akademika UM Bandung yang telah mengundang kami untuk bisa hadir di wisuda kali ini,” ucap Tohidin.
Ia menyampaikan bahwa kehadiran Tohidin bersama istrinya dalam wisuda tersebut merupakan bentuk pelaksanaan wasiat dari almarhumah Citra. “Alhamdulillah, kami dapat memenuhi wasiat almarhumah dengan menghadiri wisuda kali ini,” ujarnya.
Tohidin juga berterima kasih kepada pihak kampus yang telah mendidik Citra hingga dapat lulus menjadi seorang sarjana pendidikan.
“Kami juga berterima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada seluruh dosen, prodi, yang berada di UM Bandung. Mereka sudah mendidik putri kami hingga menjadi seorang sarjana walaupun takdir Allah menentukan anak kami tidak bisa ikut wisuda,” tandas Tohidin.***(FK)