Oleh: Mursin (KB Muhammadiyah Depok, PRM. Abadijaya)
Drs. H. Asep Warullah MSi, lahir di Sukabumi 1942, dikenal sebagai pegiat Muhammadiyah di Jakarta dan Banten. Sejak sekolah di Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Bogor, lulus tahun 1965, ia sudah aktif di persyarikatan. Bermula sebagai guru SD Muhammadiyah Bukit Duri, Jakarta Selatan (1965-1980). Lalu ia menjadi Ketua PC Pemuda Muhammadiyah (1963-1967) dan Sekretaris PCM Bukit Duri, Jaksel (1965-1970).
Aktivitas Asep yang lain, merintis dan mengajar Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Ranting Manggarai (1965-1980). Tempat belajar di komplek Perusahan Jawatan Kereta Api (PJKA).
Menggerakkan aktivitas PRM Manggarai dan PCM Bukit Duri. Ia pun mengkader para pemuda dan pemudi. Hingga kini ia masih diundang dalam acara Muhammadiyah Manggarai. Walau tinggalnya sudah pindah di Tangerang, Banten, hingga kini.
Lalu dalam kepengurusan Pemuda Muhammadiyah (PM) Daerah Jakarta Selatan, Asep pun aktif berperan. Demikian pula di Muhammadiyah Daerah Jaksel. Dalam Musyda Ia terpilih menjadi Ketua Pimpinan Daerah (PD) PM Jaksel. (1981-1985). Selain itu Ia juga dipercaya sebagai Sekretaris PDM Jaksel. (1980-1985), pada zaman H. Nurhasan Ahfas sebagai ketuanya.
Demikian pula, Asep pernah menjabat pengurus harian Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (1985-1989). Sekretaris Majlis Dikdasmen PWM DKI Jakarta (1983), pada saat Drs. H. Moh. Suwardi sebagai ketuanya. Bahkan, ketika Suwardi terpilih menjadi Ketua PWM DKI Jakarta (1995-2000), ia duduk sebagai sekretarisnya.
Pribadi Asep memang tekun dan ulet dalam ber-Muhammadiyah. Bahkan ia pun dikenal sebagai orang yang tertib dalam berorganisasi dan mengelola administrasi. Apalagi ia punya perhatian besar dalam bidang pendidikan sebagai lulusan Sarjana Tarbiyah. Pernah menjadi guru Agama SD, SMP dan SMA Muhammadiyah. Malah ia pernah diberi amanah menjadi Kepala Sekolah SDM Bukit Duri (1965-1980) dan SMA-M Tebet, Jakarta (1977-1980).
Juga pengalamannya mengajar di Madrasah, SD-SMA Negeri, SMP dan SMA Swasta cukup panjang. Termasuk, ia pernah bertugas sebagai Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag RI. Tugas pertama di daerah Jaksel dan dipindah ke daerah Jakbar hingga pensiun..
Ketika Asep pindah rumah dari Manggarai ke Perumnas Tangerang. Ia pun terlibat aktif dalam mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah (STIEM) Tangerang (1993). Disini Ia sempat menjadi dosen dan Wakil Dekan III bidang Al Islam dan Ke-Muhammadiyahan. STIEM Ini menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) di Kota Tangerang.
Di Muhammadiyah kiprah Asep terus meningkat. Ia dipercaya dan ditetapkan sebagai Sekretaris Majlis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah (1990-1995). Aktivitasnya dalam merintis perguruan tinggi Muhammadiyah tidak berhenti. Selesai satu, ia bersama H. Suwardi, mendirikan sekolah tinggi yang lain. Dirinya ikut dalam mendirikan Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer (STIKOM) Muhammadiyah Jakarta. STIKOM ini menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Saintek Muhammadiyah Jakarta.
Di Tangerang ia juga melakukan hal yang sama. Sesuai harapan H. Suwardi, Ketua PWM DKI Jakarta, ia bersama Dr. Farid Ruskanda, berhasil mendirikan Sekolah Tinggi Teknologi Mutu Muhammadiyah (STTMM) Tangerang (1996). Berikutnya mendirikan Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah (STFM) Tangerang (2005).
Dalam mendirikan STTMM dan STFM ini banyak suka duka yang dialaminya. Baik dalam urusan perizinan yang harus memenuhi syarat syarat dari Kemendikbud. Mengurusnya pun harus bolak balik Tangerang-Jakarta-Bandung. Tak kenal waktu, dini hari, siang dan malam. Namun dengan ikhtiar, tahajud, doa, kesungguhan dan kesabaran, akhirnya kedua sekolah tinggi itu berdiri dan berkembang maju.
Berdirinya STTMM sempat ada yang menyindir, “Sekolah Tinggi Tidak Maju Maju”. Akhirnya maju juga. STFM awalnya sulit mendapat izin dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI. Akhirnya berdiri juga. Gedung kampus pun berpindah pindah tempat dan alamat.
Awalnya numpang di Perguruan Muhammadiyah Pamulang Setia Budi, Tangerang Selatan. Lalu pindah ke sekolah Muhammadiyah Cikupa. Kemudian pindah lagi ke gedung bekas pabrik di sebelah sekolah itu. Akhirnya bisa membeli tanah dan mendirikan kampus di Tigaraksa, Kab. Tangerang. Inipun karena mendapat bantuan pinjaman dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Adapun yang menggembirakan Asep adalah, dukungan dari para dosen yang tetap kuat dan semangat. Diantaranya dosen yang bekerja di Pusat Penelitian Ilmu dan Teknologi (Puspitek) Serpong. Di tambah tenaga dosen kiriman dari Majlis Dikti PP Muhammadiyah.
Dalam keadaan apapun Asep terus saja berjuang. Dalam mengurus dan memperlancar urusan STTMM-STFM ia mendapatkan dukungan dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tangerang. Ketika terjadi pemekaran daerah Tangerang menjadi Kota dan Kabupaten, ia memilih masuk pengurus PDM Kab Tangerang. Ia pernah diamanahkan menjadi Sekretaris dan Ketua PDM Kab. Tangerang (2000-2005).
Saat Asep menjadi Ketua PDM tentu dengan mudah menentukan kebijakan dalam proses pendirian dan pengembangan STTMM-STFM Tangerang. Apa lagi ia juga aktif sebagai Wakil Ketua PWM Banten dua periode. (2005-2010,2010-2015).
Dalam perkembangannya, STTMM-STFM inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Universitas Muhammadiyah AR. Fachruddin (UNIMAR) Kab. Tangerang. Mahasiswanya setiap tahun semakin bertambah. UNIMAR pun semakin maju dan berkembang.
Selain di Muhammadiyah. Asep juga bersama warga persyarikatan di Perumnas Tangerang merintis berdirinya Yayasan, Masjid dan Sekolah Islam Al Jabbar. Lalu bersama Dr. Ali Taher Parasong telah membantu mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yayasan Afiat (2006). Kini STIKES telah berubah menjadi Universitas Yatsi Madani Tangerang.
Dengan prinsip hidup, “Irit Bicara Banyak Berkarya”, dalam usia 82 tahun, Asep masih dipercaya menjadi Anggota Badan Pengurus Harian (BPH) UNIMAR Kab.Tangerang. (Depok, 26.3.24).