Jember — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah KH Saad Ibrahim menuturkan bahwa perhatian yang dimiliki KH Ahmad Dahlan kepada ilmu alam dan apresiasinya terhadap sains karena pemahaman pendiri Muhammadiyah terhadap Al-Quran dan Hadis.
Kiai Saad mencontohkan, perhatian dan apresiasi Kiai Ahmad Dahlan terhadap ilmu alam dan sains ialah dengan sejarah meluruskan kiblat Masjid Gedhe Kauman dengan ilmu falak.
Kemudian pendirian sekolah bagi anak-anak di Kampung Kauman yang mengintegrasikan model pendidikan umum dan agama.
“Maka kalau ini kita proyeksikan akan menjadi bagian penting untuk dunia pendidikan kita dan ini salah satu kebijakan PP memang ke arah seperti itu. Maka perguruan tinggi kita harus berbasis pesantren dan kita arahkan pesantren kita itu yang berbasis perguruan tinggi,” kata Kiai Saad dalam Pelantikan Rektor Unmuh Jember pada Jumat (01/12/2023).
Apresiasi Muhammadiyah terhadap dunia sains, menurut Kiai Said, terinspirasi dari surah Al-‘Alaq ayat 1. Kiai Saad menjelaskan, dalam membangun literasi untuk kebaikan peradaban suatu bangsa, harus dimulai dari pengikraran dengan menyebut nama Allah.
“Dunia literasi harus berbasis nusus (Al-Quran dan Hadis) dan nusus itu tadi diselesaikan dalam konteks Kiai Ahmad Dahlan melalui pondok pesantren serta melanjutkan ke Haramain,” kata Kiai Saad seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah.
Model penguasaan nusus baru literasi ini juga dilakukan oleh generasi awal umat Islam. Menurut Kiai Saad, masuknya literasi dari filsafat Yunani ke dunia Islam tidak mengubah suatu yang fundamental di Islam karena penguasaan terhadap nusus sudah menjadi fondasi umat Islam.
Kiai Saad menegaskan, termasuk kejayaan yang berhasil diraih oleh Islam pada abad pertengahan juga disebabkan oleh penguasaan terhadap nusus yang kuat.
Termasuk lahirnya ilmuwan muslim yang menjadi ikon keilmuan internasional juga lahir dari kuatnya tradisi penguasaan nusus.
Dia berharap dengan penguasaan dan pengkayaan tradisi nusus tersebut oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (PTMA) bisa melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang komplet–memiliki penguasaan terhadap ilmu-ilmu Al-Quran dan Hadis, sekaligus memiliki penguasaan terhadap ilmu-ilmu umum.
Pengintegrasian antara penguasaan nusus dan literasi umum juga ikhtiar untuk melestarikan tradisi keilmuan yang dimiliki oleh Kiai Ahmad Dahlan.
PTMA yang menjalankan model keilmuan tersebut, Muhammadiyah memiliki sanadnya melalui Kiai Ahmad Dahlan.***