Kabar Persyarikatan

Tujuh Ciri Pemimpin Ideal Menurut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bandung – Gerakan Subuh Mengaji (GSM) yang dilaksanakan Ahad (04/08/2024) mengusung tema “Implementasi surah As-Shaff ayat 4 pada Gerakan Persyarikatan Muhammadiyah.” Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menjadi pemateri dalam GSM tersebut. Menurut Dadang, redaksi surah As-Shaff ayat 4 menerangkan tentang kebencian Allah pada orang ingkar janji.

Pada saat bersamaan, melalui surah ini Allah SWT mengekspresikan kecintaannya kepada orang yang berperang (jihad) di jalan-Nya. Menurut Dadang, term perang terbagi menjadi tiga paradigma, yaitu perang fisik, melawan hawa nafsu, dan menyebarkan agama Islam. “Ini merupakan pemberitaan Allah SWT kepada orang yang beriman,” katanya seperti dikutip dari SM online.

Dadang mengatakan ada tiga kunci di surah tersebut. Pertama, “yuqotiluna fi sabilihi yang berarti berperang di jalan-Nya. Redaksi ini menurut Dadang jika dikorelasikan dengan konteks Muhammadiyah, di Muhammadiyah yang sedang berjuang dijalan-Nya, yaitu berjuang dalam menegakkan Al-Islam yang beramar ma’ruf nahi mungkar. 

“Kalau namanya berjuang itu memang godaanya luar biasa, mulai dari godaannya yang nyata ataupun godaan yang tidak nyata. Yang nyata itu orang-orang yang memusuhi, sedangkan yang tidak nyata dorongan hati kita yang selalu tidak ajeg,” terangnya. 

Kedua, “saffan” atau barisan yang teratur. Ketiga, “bun-yanun marsus” atau bangunan yang sangat kokoh. Maka dalam berorganisasi, Dadang meminta agar berjalan satu padu agar tetap kokoh tidak tergoyahkan dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. “Cobalah berorganisasi dan bermusyawarah bersatu sehingga kamu menjadi bangunan yang sangat kokoh yang kuat tidak tergoyahkan lagi kalau dikerjakan secara bersama-sama,” ajaknya.

Pada kesempatan itu, guru besar sosiologi agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini mengatakan di dalam berorganisasi tentu membutuhkan kehadiran seorang pemimpin. Menurutnya, pemimpin itu sangat penting, lebih-lebih di lingkungan Muhammadiyah.

Kualitas pemimpin

Dadang mencandra setidaknya ada tujuh kualitas pemimpin yang diharapkan oleh Muhammadiyah. Pertama, memiliki integritas kepribadian yang tinggi, beriman, bertakwa, serta memiliki kekuatan moral dan bermanfaat. Kedua, memiliki kapabilitas yakni kemampuan memimpin dan mampu menggalang dan mengelola keberagaman kemajemukan menjadi kekuatan yang sinergis. Ketiga, populis berjiwa kerakyatan dan mengutamakan kepentingan masyarakat.

Keempat, visioner atau memiliki visi strategis untuk membawa kepada kemajuan keunggulan. Kelima, berjiwa kebangsaan dan memiliki kemampuan untuk menyiapkan proses regenerasi kepemimpinan. Keenam, memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan dengan kelompok lain. Ketujuh, berjiwa reformasi memiliki komitmen untuk melahirkan inovasi kemajuan rakyat.

“Tujuh kualitas pemimpin ini yang diharapkan di dalam kepemimpinan Muhammadiyah. Terutama integritas yang harus diperhatikan secara saksama,” jelasnya.

Dadang menambahkan seorang pemimpin di Muhammadiyah harus memiliki sepuluh karakter utama. Yaitu berakidah murni, berpaham Islam berkemajuan, ikhlas jujur, dan amanah, cerdas-berilmu, moderat dan bijaksana, punya etos kerja tinggi, disiplin, dan produktif. Selain itu, harus bersikap adil dalam memuliakan manusia, berjiwa Al-Maun, gemar beramal-berusaha, dan berorganisasi dan bekerja sama.

“Sepuluh hal ini sangat penting untuk kita garis bawahi, jangan sampai kita berorganisasi dengan asal-asalan,” tandasnya.***(Fab/Lika/Alle/Cris)

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button