
Bandung — Fadlin Ilyasa, mahasiswa prodi Keperawatan Universitas Aisyiyah (Unisa) Bandung, kembali mengukir prestasi membanggakan dengan meraih medali emas dalam ajang Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Perisai Diri Jawa Barat 2025 yang digelar pada Kamis (29/05/2025).
Kecintaannya terhadap pencak silat dimulai sejak duduk di bangku kelas VII SMP. Bergabung dengan perguruan Perisai Diri (PD) atas ajakan teman, Fadlin mengaku bertahan hingga kini karena rasa cinta yang tumbuh dari waktu ke waktu.
“Perisai Diri adalah perguruan pertama saya, dan saya bertahan sampai sekarang,” ungkapnya seperti dikutip dari laman resmi Unisa Bandung.
Ajang KEJURPROV 2025 menjadi momentum penting bagi Fadlin, sekaligus kesempatan terakhir sebelum ia memasuki masa tugas akhir kuliah.
Selain itu, kejuaraan ini juga menjadi tahap seleksi menuju Perisai Diri International Championship (PDIC), sebuah ajang dua tahunan yang sangat prestisius.
Fadlin memulai persiapan intensif sejak Maret 2025, setelah lolos seleksi di tingkat Kabupaten Bandung dan menjalani pemusatan latihan (TC) selama tiga bulan penuh di Soreang.
“Saya harus sering bolak-balik dari rumah di Ibun ke Soreang, atau dari kosan ke tempat TC. Melelahkan secara fisik dan mental. Tapi yang paling sulit justru melawan rasa jenuh dan malas,” tuturnya jujur.
Bagi Fadlin, kemenangan bukan sekadar pencapaian pribadi. Ia menekankan pentingnya kerja sama tim dalam meraih hasil terbaik.
“Kami menang sebagai tim. Semua saling mendukung—atlet, pelatih, hingga manajer. Alhamdulillah, Kabupaten Bandung berhasil meraih Juara Umum 1 kategori Prestasi Remaja dan Juara Umum 3 kategori Prestasi Dewasa. Saya bangga menjadi bagian dari tim ini,” ujarnya.
Fadlin juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya, termasuk kedua orang tua, pelatih, serta rekan-rekan sekelas seperti Salsabila, Bagja, dan Jatsiyah yang hadir langsung memberi semangat dari tribun.
Di tengah kesibukannya sebagai atlet, Fadlin tetap mengutamakan pendidikan. “Pelatih sangat mendukung. Saya hanya ikut latihan saat tidak ada kelas. Sejak awal, ayah saya berpesan: boleh ikut kegiatan apapun asalkan kuliah tetap nomor satu,” katanya.
Kini, selain aktif sebagai atlet, Fadlin juga dipercaya menjadi pelatih ranting di perguruan Perisai Diri. Ia merasa bertanggung jawab untuk meneruskan ilmu yang telah ia peroleh kepada generasi muda. “Saya ingin membuka jalan bagi adik-adik untuk terus belajar dan berprestasi,” tambahnya.
Ke depan, Fadlin berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam dunia pencak silat sekaligus menyelesaikan pendidikan keperawatannya dengan baik.
Ia berharap bisa menjadi tenaga kesehatan yang profesional dan berintegritas tinggi. “Saya ingin menerapkan nilai-nilai kedisiplinan atlet ke dalam dunia medis,” ujarnya mantap.
“Jangan ragu untuk meraih prestasi. Prestasi itu banyak bentuknya. Maksimalkan kemampuan kita, dan jangan lupa minta doa dari keluarga, terutama orang tua. Usaha tanpa doa tak akan lengkap,” tandasnya.***