Kabar Muhammadiyah Jawa Barat

Santri Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Hadiri Festival Hari Anak Nasional ke-40 Tingkat Kabupaten Tasikmalaya

Tasikmalaya, Kabar Muhammadiyah Jabar—

Lima santri tingkat Madrasah Aliyah Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon Tasikmalaya hadir memenuhi undangan dari Dinas Sosial, PPKB P3A dalam acara Festival Hari Anak Nasional ke-40 Tingkat Kabupaten Tasikmalaya yang bertempat di gedung pendopo baru Kab. Tasikmalaya.

Pra acara diawali dengan Penampilan sanggar seni sunda SMAN 1 Sariwangi dan story telling SMAN 1 Singaparna.

Selanjutnya laporan dari Nazril Ilham sebagai ketua pelaksana menyampaikan bahwa peringatan hari anak mengingatkan kembali peran orang tua dan pemerintah terhadap tanggung jawab dan hak-hak anak, Nazril juga menyampaikan bahwa tema kegiatan ini adalah Anak Terlindungi Indonesia Maju.

Acara ini juga dimeriahkan dengan penampilan dari berbagai sekolah Kab. Tasikmalaya diantaranya Tari Pangbagea, pupuh Sunda, lagu pop Sunda Mojang Priangan, dan penampilan silat.

Penampilan seni Tari pada Festival Hari Anak Nasional ke-40 Tingkat Kabupaten Tasikmalaya. Dok: Istimewa.

Selanjutnya dalam sambutan Kepala Dinas Sosial, PPKB P3A Opan Sopian menyampaikan ucapan apresiasi dan merasa terharu  kepada forum anak Kabupaten Tasikmalaya yang menjadi panitia atas terselenggaranya acara Festival Hari Anak Nasional ke-40 tingkat Kabupaten Tasikmalaya.

Beliau berpesan kepada  peserta acara  jika mempunyai masalah apapun silahkan datang berkonsultasi untuk mengatasi kesulitan.

“Hari ini sudah saatnya anak-anak terlindungi, kalian anak-anak, adalah pengisi generasi emas, yang akan mengganti para orang tua, maka kuatkan persiapan dengan tiga hal, yaitu: kuatkan sikap (adab), kuatkan pengetahuan, dan kuatkan keterampilan. Jangan takut salah jadilah pemberani untuk mencoba dan mencoba dengan memperbaiki kesalahan dan jadilah anak-anak pembelajar di manapun dan kapanpun,” ujarnya.

Acara dilanjutkan dengan pemberian materi yang bertopik kesehatan mental dan generasi strawberry, disampaikan oleh Neni Sholihat.

Beliau menyampaikan bahwa generasi strawberry dianalogikan seperti potret buah strawberry yang terlihat cantik dan menarik, tetapi begitu diinjak dan dibenturkan, mudah hancur.

Istilah generasi strawberry pertama kali muncul di negara Taiwan untuk menggambarkan generasi muda yang lahir setelah tahun 1981 dan mengalami kesulitan dalam menghadapi tekanan sosial.

Masalah yang dihadapi generasi ini adalah perkembangan teknologi digital yang sangat maju sehingga membangun mindset dan cenderung ingin serba instan.

Masalah selanjutnya adalah pola asuh yang terlalu menyopiri dan menyuapi arah dan keinginan anak sehingga mereka enggan keluar dari zona nyaman.

Beliau juga menyampaikan bahwa masalah kesehatan mental meliputi: gangguan emosional, gangguan perilaku, gangguan makan, psikosis, menyakiti diri sendiri dan gangguan bunuh diri.

Acara dilanjutkan dengan penyerahan penghargaan oleh KPAID kepada moderator acara, potong kue oleh Kepala Dinas Sosial dan tamu undangan, penyerahan kartu identitas anak oleh Disdukcapil Kab. Tasikmalaya kepada perwakilan peserta acara serta deklarasi anak Kabupaten Tasikmalaya oleh Forum Anak Kabupaten Tasikmalaya (FORTASYA).

Acara ini pun diakhiri dengan foto bersama tamu undangan serta para peserta acara perwakilan dari 20 sekolah se-Kab. Tasikmalaya. 

Tampilkan Lebih Banyak

mpijabar

Akun dari MPI Jawa Barat 2015-2023

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button