Bandung, Kabar Muhammadiyah Jabar
Tepat hari ini, Jumat (02/12/2022) Tanwir ke-5 Nasyiatul Aisyiyah (NA) sekaligus menjadi tanwir terakhir sebelum melaksanakan Muktamar ke-14 Nasyiatul Aisyiyah resmi dibuka.
Pembukaan tanwir ke-5 dilangsungkan di Hotel Grand Asrilia, Jln Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Jawa Barat.
Pembukaan Tanwir dihadiri oleh ratusan peserta yang terdiri dari para perwakilan Nasyiatul Aisyiyah dari setiap daerah seluruh Indonesia.
Diyah Puspitarini selaku Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah pada sambutannya mengungkapkan rasa terima kasihnya pada seluruh kader Nasyiatul Aisyiyah yang sudah berjuang, bahkan ketika masa pandemi Covid-19.
“Ini adalah tanwir yang ke-5, ada rasa haru dalam kesempatan kali ini, dan haru ini disertai rasa syukur karena kita bisa mengerjakan tanwir ke-5 yang menjadi tanwir pra muktamar,”ungkapnya.
Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang, Raja Juli Antoni yang turut hadir memberikan sambutan mengatakan, Nasyiatul Aisyiyah memiliki kontribusi yang sangat panjang dan penting untuk kaum perempuan bahkan sejak masa kemerdekaan.
“Kemajuan perempuan Indoenesia secara historis sangat terkait dengan Nasyiatul Aisyiah. Kita tahu bahwa perempuan dalam sejarah Indonesia memiliki kontribusi pada bangsa, terutama perempuan dari Nasyiatul Aisyiyah.”
Raja mengingatkan, apa yang sudah dilakukan Nasyiatul Aisyiyah sangatlah hebat, sebab di tengah masih banyak daerah yang mendiskriminasi perempuan, Nasyiatul Aisyiyah justru berusaha memuliakan dan memajukan perempuan.
“Kondisi ini (mendiskriminasi perempuan) jangan sampai taken for granted, bahwa di luar sisi bumi ini masih menyelenggarakan diskriminasi perempuan. Beruntung Nasyiatul Aisyiyah berbeda, sudah sadar untuk memerangi kebodohan dan diskriminasi tersebut.”
Dirinya juga menegaskan, NA untuk menjadi yang terdepan haruslah berani mengangkat isu-isu penting terkait pergerakan perempuan progresif.
“NA tidak boleh berdiri di belakang, Nasyiatul Aisyiyah harus jadi terdepan dalam pembahasan isu-isu perempuan progresif, tentu dengan menjadikan Iman, Ilmu, dan amal sebagai pondasinya,” pungkasnya.
*Penulis: Aqbil WAK